16. #RedFlower

2.6K 236 8
                                    

"Ha! Beat that!"
P.S: another crappy chapter ahead ._.

Enjoy Reading

•••

"Aku benar-benar menyedihkan," gumam Rose memejamkan matanya.

"Ya, kau memang menyedihkan," kata Haejin prihatin dan duduk dihadapan Rose bersama V sedangkan Giyoon dan Jae duduk di samping gadis itu.

"My Ex-man brought his new girlfriend. She's like 'OH MY GOD!'." Rose menyanyikan dengan nada yang menyedihkan 2 baris lagu Taylor Swift - Shake It Off.

"Yah, kau sudah tampak menyedihkan, kenapa kau malah membuat dirimu jadi lebih menyedihkan," kata Haejin sebal yang langsung dipukul oleh Jae yang ada disampingnya.

"Apa yang Noona katakan?" tanya V tak mengerti.

"Dia menyanyikan lagu Taylor Swift... apa judulnya?" tanya Giyoon tak ingat.

"Shake It Off." Jae menjawab. "Mantanku membawa pacar barunya. Dia terlihat 'OH MY GOD!'," kata Jae mengartikan. "Cukup sesuai melihat perbandingan Rose dan Jessica."

"Oh," komentar V yang menatap Rose prihatin. Secara jujur? Ya, Rose tampak begitu menyedihkan berdiri disamping Jessica Jung. Apalagi dengan wajah pucat, selang infus, dan tak ada yang menyokong tingginya.

"Kau harus belajar bahasa Inggris, V-yah. Dia terlalu sering mengungkapkan perasaannya dengan bahasa Inggris atau baris-baris lagu," kata Giyoon menepuk bahu V yang duduk disebelahnya.

"Jadi apa yang ingin kau lakukan sekarang? Kau tidak bisa- Hey, kau menangis?" tanya Haejin terkejut melihat bahu sahabatnya yang sakit itu bergetar pelan.

Semua perhatian langsung pada Rose, terima kasih untuk suara keras nan dramatis Jung Haejin. Infinite, EXO, dan V menatap Rose terkejut. Tak menyangka bahwa orang seperti Rose bisa menangis.

"Noona, kau bisa menangis?" tanya V terkejut, benar-benar terkejut. Navajo menahan tawanya mendengar itu.

Rose mengangkat wajahnya yang berurai air mata dan memukul lengan V. "Memangnya aku tak punya air mata!" protes Rose sebal.

"Whoa, kau benar-benar menangis," kata V takjub melihat wajah Rose dengan wajah yang memerah dan air mata yang membasahi pipi gadis itu.

"Mana? Biarkan aku melihatnya!" seru Dongwoo segera menghampiri meja Navajo seakan melihat Rose menangis seperti melihat sirkus terbaik di dunia. "Whoa! Dia benar-benar menangis!"

"YAH!" sembur Rose serak dan menyembunyikan wajahnya di lengan Jae. Navajo lainnya hanya tertawa melihat itu.

Jae menyentuh pipi Rose. "Kau pusing? Badanmu panas," kata Jae cemas.

Giyoon segera menyandarkan badan Rose ke bangku gadis itu dengan perlahan dan memeriksa. "Kau demam, Rose," kata Giyoon memegang kening Rose sedangkan Jae meremas pelan tangan gadis itu.

"Perlu dibawa ke rumah sakit?" tanya Haejin menatap Seongwoo.

Seongwoo menatap keadaan Rose, cemas. "Aku tak yakin itu keputusan yang baik," kata Seongwoo pelan.

"Kenapa?" tanya Sunjong heran.

"Kalian dengar apa yang Jessica Jung katakan. Ada kemungkinan yang menyebarkan skandal Rose juga penyekapan Rose adalah orang yang sama. Itu artinya penyerangan Rose bukan hanya di sekolah, tapi juga diluar sekolah," kata Seongwoo menjelaskan.

"Aku tak apa. Ini hanya karena stress. Jika stress tubuhku bereaksi untuk memproduksi semacam hormon yang membuat suhu tubuhku meninggi. Tidak masalah, demamku akan turun setelah tidur," kata Rose pelan sambil mengambil ponselnya.

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang