59. Another Evidence

1.4K 188 73
                                    

"Tahu apa?"

❤ Enjoy Reading ❤
•••

"Aku harus pergi," kata Rose mengumumkan dan memakai ranselnya.

Luhan hanya terdiam mengamati wajah datar Rose, meski gadis itu masih menyempatkan untuk tersenyum padanya dan dua anak klub sandi itu. Luhan sama sekali tak menahan kepergian Rose, ia tahu sesuatu telah terjadi, sesuatu yang terjadi pada Rose di depan matanya namun ia tak tahu apa itu.

Luhan tak menyukai itu. Ia terbiasa untuk mengetahui segalanya, segala sesuatu jika memang ia ingin tahu. Tapi saat ini, ia tak mengetahui sesuatu yang terjadi pada Rose yang berada di depan matanya, malah membuatnya frustasi dan kesal akan dirinya sendiri. Kenapa gadis ini sulit sekali di baca? Bahkan ketika ia terbuka ia sulit dibaca karena penuh trik, dan sekarang ia seakan mendorong semuanya ke dalam dirinya lalu menguncinya dengan ekspressi datar. Seakan tidak ingin seorangpun tahu apa yang terjadi.

Pria bermata rusa itu kembali melirik kertas dihadapannya. 'EPCTXL VLDTS DFYMLP' dalam kunci L. Itulah tulisannya. Dan ia telah menemukan arti dari kata-kata itu. 'TERIMA KASIH SUNBAE' itulah yang tertulis. Rose mungkin sengaja memakai kunci L karena nama Luhan. Luhan tak bisa menahan senyum kecilnya melihat itu, anak ini benar-benar menggemaskan bukan?

Ia menggeleng pelan sebelum bangkit berdiri dan menyusul gadis itu. Tak melirik sedikitpun pada kedua murid Klub Sandi yang menatapnya mendamba. Gadis itu berjalan dengan langkah tegas, sedikit terburu-buru. Meski Luhan berada di belakangnya, ia bisa tahu dengan jelas bahwa gadis itu hanya menatap lurus ke depan tanpa sedikitpun melirik kanan-kirinya.

Sesuatu yang serius telah terjadi. Luhan yakin itu. Apakah gadis itu melihat visi? Itu mungkin saja terjadi. Pertanyaannya, visi apa yang ia lihat? Sepertinya dari sikap Rose sendiri, Rose tahu bahwa ia melihat visi. Ah, jadi gadis ini sudah tahu ia memiliki kekuatan visi rupanya. Sedikit titik terang bagi Luhan atas misteri Rosselyne Nam.

Luhan hanya mengikuti dalam diam tak jauh di belakang gadis itu. Mereka turun ke lantai dua dimana lorong loker Junior dan Senior berada. Di loker paling ujung, berkumpul beberapa member EXO yaitu Suho, Lay, Kris, Tao, Kai, dan Sehun. Namun gadis itu tak melirik mereka sama sekali, ia hanya berjalan lurus ke depan dengan langkah tegas.

"YAH!" sembur Tao menarik tangan gadis itu agar berhenti berjalan. Tampak sangat kesal karena seharian ini tak berhasil menangkapnya.

"Aku akan urus masalah denganmu nanti. Sekarang, aku harus pergi," kata Rose berusaha untuk melepaskan diri, tapi apa dayanya? Dia melawan Tao, jelas saja ia tak bisa melepaskan diri dengan mudahnya.

"Tidak akan! Kau pikir kami akan membiarkanmu lolos, Noona?" dengus Kai sebal.

"Lepaskan aku!" kata Rose kesal menghentak-hentakan tangannya namun jelas tak terlepas begitu saja. "Kau mungkin akan membuat tanganku patah dengan kekuatanmu yang abnormal itu!"

Perkataan Rose jelas membuat member EXO itu menegang dan kaku. Tao refleks melepaskan tangan Rose dan menatap horror kepada gadis itu, sama sekali tak bisa mengontrol ekspressinya. Untungnya gadis mungil itu masih menunduk dan fokus mengelus-elus lengannya yang sedikit memerah karena cengkraman Tao.

Suho, adalah orang pertama yang bergerak. Ia langsung menarik Rose dan mendorongnya ke loker, menahan bahunya disana. "Kau sudah tahu bukan?" tanya Suho rendah dan berbahaya, tampak mengancam sekaligus terasa terancam.

Rose balas menatap balik mata Suho tanpa takut. "Tahu apa?" tanyanya, lebih terlihat menantang. "Apa yang seharusnya kutahu, Kim Joonmyeon-sunbaenim?" tanyanya lagi.

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang