44. Is It A Good Thing?

1.7K 197 30
                                    

"Seperti kesempatan kedua dalam setiap momen."

Enjoy Reading

•••

"Gosh, stop staring!" protes Rose menutup wajahnya yang memerah malu karena Jung Haejin, sahabatnya itu tak berhenti melihatnya setelah mengetahui siapa pria yang sedang di sukainya kini.

"Aku benar-benar tak percaya kau menyukainya," kata Haejin menggeleng namun sirat geli terpancar dimatanya membuat sahabatnya itu mengerang. "Yah, kau tidak... mengecohku kali ini, kan? Benar dia orangnya?"

"Waeyo? Kau mengalami krisis kepercayaan padaku sekarang?" tanya Rose, sedikit tersinggung.

"Bukan krisis kepercayaan, hanya memastikan kau tidak mengecohku. Kau orang yang penuh trik," kata Haejin mengangkat bahu.

Suho mengangguk setuju. Sejak awal ia mengikuti pembicaraan antara Navajo, Jieun, dan V, namun kebanyakan dari itu hanyalah pembicaraan bodoh yang tak berguna bagi Suho. Yang ia dapat hanyalah Rose merupakan orang yang penuh dengan trik. Suho tak mengerti kenapa gadis itu tidak pernah berbohong, meskipun akan lebih mudah jika ia berbohong daripada menggunakan trik yang mengandalkan asumsi orang lain. Tapi lagi, Rosselyne Nam adalah orang yang cerdas. Kebohongan bukanlah tipenya, tetap jujur namun bersifat mengecoh barulah ciri khasnya. Dan perlu Suho akui, Rosselyne Nam pintar untuk memainkan asumsi orang lain. Manipulatif.

Ia tak salah jika menganggap Rose sebagai ancaman. Dia memang benar-benar ancaman. Ia bisa terlihat tak tahu apa-apa tapi sebenarnya ia tahu sesuatu yang besar. Ini hal yang mengerikan bagi Suho, ia tak tahu seberapa jauh Rose tahu tentang EXO dan ia tak bisa membaca ataupun menerka itu. Terlebih parah, ia tak bisa mengkonfrontasinya.

Ini pertama kalinya bagi Suho, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan meski ancaman ada di depan matanya. Sejauh ini ia hanya bisa mengamati dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Rosselyne Nam. Ia tidak bisa menerka, ia tidak boleh menerka. Jika ia mencoba menerka, akan berakhir dengan sebuah asumsi dan itu akan mudah digunakan oleh Rose untuk mengecohnya. Ini pertama kalinya Suho bertemu dengan lawan yang begitu cerdik. Seorang yang masih sangat muda namun begitu cerdas dan licik. Ini pertama kalinya ia bertemu dengan ancaman seperti Rosselyne Nam.

"Jika kukatakan aku akan mengatakannya, maka aku akan mengatakannya. Tak ada yang ditutupi. Kalau nanti malam kau akan tahu semua detilnya kenapa juga aku harus mengecohmu sekarang?" kata Rose menjelaskan.

Itu sangat diragukan oleh Suho. Jika Jung Haejin tak mengalami krisis kepercayaan pada orang penuh trik seperti Rose, maka dia terlalu setia atau dengan kata lain adalah orang bodoh.

"Karena S sangat bukan tipemu," kata Haejin masih ragu.

Rose memutar bola matanya. "Itu bukan hal baru. Justin juga bukan tipeku. Kau juga begitu, kan?" kata Rose.

"Touché. Tapi serius, Rose, aku benar-benar tak menyangka."

"Gosh, Haejin. Kau adalah tipe idealku. Tapi aku tak pernah tertarik padamu, tidak dalam hal roman maksudku. Memiliki tipe ideal bukan berarti bisa menyukai pria yang sama dengan tipe ideal kita, kau tahu jelas itu," kata Rose membeberkan.

"Aku mengerti, aku mengerti. Tapi tetap saja. Kenapa S? Ugh, setidaknya kau harusnya memiliki ketertarikan sedikit pada tipe idealmu," kata Haejin mulai frustasi.

"Haejin, tipe idealku itu kau. Kau ingin aku menyukaimu? Padahal jelas-jelas kau gay?" tanya Rose mengerutkan kening.

"Ugh, bukan itu. Aku bicara soal—" Haejin mendekatkan wajahnya pada Rose untuk berbisik. "Byun Baekhyun dan Huang Zitao."

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang