63. Bar

1.5K 166 71
                                    

"Aku akan membuatmu di detensi lagi bersamaku mulai sekarang."

❤ Enjoy Reading ❤

•••

Rose menjemput Rapmon dan Jin tepat seperti waktu yang dijanjikannya. Jin dan Rapmon cukup terpana dengan penampilan Rose yang simpel namun seksi itu. Gadis mungil itu menggunakan gaun hitam polos yang melekat ditubuhnya. Tak ada tulisan, hanya pita merah yang melingkar di pinggang rampingnya. Sedikit make up yang membuatnya terlihat dewasa dan seksi namun tak berlebihan. Tetap, bagi Jin dan Rapmon penampilan Rose ini begitu mengejutkan mereka.

Seperti yang mereka rencanakan, Rapmon menunggu di mobil sedangkan Jin dan Rose masuk. Si penjaga sedikit meragukan mengijinkan Jin masuk, namun melihat Rose bersamanya, keduanya bisa masuk dengan mudah.

Rose terus menggenggam tangan Jin, jelas mengerti pria itu tak nyaman dengan kebisingan dan situasi yang ramai itu. Rose langsung menuju ke bar dan memesan coke untuk mereka -terima kasih Tuhan, mereka menyediakan minuman non-alkohol-.

"Jangan terpisah denganku, ok? Banyak yang sudah mengincarmu," kata Rose sedikit berteriak ditelinga Jin karena musik yang keras.

"Kupikir aku bisa menangani jika ada wanita yang mencoba menyerangku," kata Jin balik bicara ditelinga Rose.

Rose menggeleng dan kembali bicara; "Aku bukan hanya bicara soal wanita. Ada beberapa pria berotot disana yang melirikmu. Disini Gay bukanlah hal yang asing."

Jin membeku mendengar itu dan menatap panik pada Rose. Rose segera duduk di pangkuan Jin semakin membuatnya terkejut dan merona malu. "Apa yang kau lakukan?"

"Menjauhkan orang-orang yang tertarik padamu," jawab Rose melingkarkan tangan Jin dipinggangnya. "Aku tahu ini tak nyaman, tapi bersabarlah, ok? Apa kau melihat dia disini?" gumam Rose di telinga Jin.

Jin menggeleng. "Tidak. Aku belum melepas blocker-ku, ini akan menjadi tempat yang sangat bising untuk telingaku yang sensitif," gumam Jin mengelus gelang yang digunakannya.

"Maaf, lepaskan setelah kau siap," kata Rose mengelus-elus lengan Jin mencoba membuatnya rileks.

"Aku akan melepaskan blocker-ku sekarang," kata Jin memberitahu.

Rose mengangguk dan tetap mengelus lengan Jin yang melingkar diperutnya. Rose memperhatikan Jin melepas gelangnya dan pria yang memangkunya itu langsung meringis kesakitan. Otomatis, Jin langsung memeluk perut Rose dengan erat seperti cengkraman, cukup membuat Rose terkejut. Namun gadis itu tak protes sama sekali. Rose bisa merasakan hembusan nafas Jin yang cepat di tengkuknya, membuatnya cemas dengan keadaan pria itu.

"Hey, Jin-ah, kau ok?" tanya Rose cemas.

"Beri waktu sebentar," jawabnya mengerang, masih mencengkram sisi tubuh Rose.

Rose bergumam meng-iyakan sambil memandang ke sekeliling. Tempat ini sangat ramai, mungkin karena besok hari minggu. Tapi ia tak bisa melihat wajah orang-orang ini dengan jelas karena ruangan yang gelap dan lampu kelap-kelip untuk membuat suasana menarik. Itu tak masalah bagi Rose, ia memang selalu kesulitan melihat dalam gelap, lagipula ia hanya mencari Zico dan berharap tak bertemu orang yang mengenalnya disini.

"Disini banyak mahluk supernatural, kita harus berhati-hati," gumam Jin kini tampak sudah lebih baik mengatasi rasa sakitnya.

"Jinjja?!" tanya Rose terkejut menengok pada Jin. Jin mengangguk, namun tak menjawab secara verbal. Tampak berkonsentrasi lebih serius untuk melacak Zico dan Rose bersabar menunggu.

Delusional Problem [EXO Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang