Perlahan, Luna membuka matanya karena mendengar suara alarm di handphone-nya berbunyi.
06.00 am
Masih dengan mata setengah terpejam ia mematikan alarmnya sambil menguap lebar. Ia memaksakan kakinya untuk turun dari kasur empuknya dan berjalan ke kamar mandi.
"Uhh.. dingin.'' keluhnya saat kakinya menginjak lantai kamar mandi yang dingin.
Setelah mandi, ia langsung memakai baju seragam SMA kebanggaannya, kemudian pergi ke arah dapur dan membuat sarapan untuk dirinya sendiri dan neneknya.
Di rumah dengan 3 kamar ini, ia hanya tinggal berdua dengan neneknya, Hera. Orangtuanya sudah lama meninggal, selama ini hanya neneknya yang mengasuhnya.
"Pagi sayang.'' sapa neneknya yang telah duduk di depan meja makan.
"Pagi nek.'' Luna tersenyum membalas sapaan neneknya sambil meletakkan roti panggang yang ia buat, lalu menatanya di atas piring dengan segelas susu hangat.
"Bagaimana sekolahmu?'' Tanya neneknya.
"Biasa saja nek, tapi mungkin aku bakal sibuk nanti. Sebentar lagi aku akan mengikuti UN, aku kan sudah kelas 3 SMA nek.''
"Kamu mau kuliah dimana?'' Tanya nenek lagi.
"Luna belum kepikiran sampai sana nek. Mungkin mulai sekarang aku akan memikirkannya.'' Luna tersenyum yang dibalas juga senyuman oleh neneknya.
***
"Lun, anterin aku ngambil barangku yuk di ruang tari.'' ajak Indri saat istirahat.
"Barangmu yang mana?'' tanya Luna heran.
"Itu lho.. tugas kliping bahasa indonesia.''
"Oh, yaudah. Yuk, ntar keburu selesai istirahatnya.'' Luna akhirnya mengantar Indri keruang seni tari yang lumayan luas itu.
"Tunggu bentar ya.'' Indri meninggalkan Luna diruang penuh cermin itu lalu ia masuk kesebuah pintu kearah ruang lainnya.
Ada apa dengan ruangan ini?
Luna merasa seperti sedang diawasi. Ia sedikit merinding merasakan seseorang sedang menatapnya."Kamu itu milikku.'' bisik sebuah suara.
Luna spontan mencari-cari sosok dari suara itu. "Siapa?''
"Kenapa Lun?'' tanya Indri heran melihatnya.
"Ah, nggak papa. Aku hanya penasaran, seperti ada orang yang memanggilku.'' Jawabnya tersenyum.
"Ah! Jangan menakutiku begitu deh..'' Indri merinding. "Ayo pergi. Aku tak mau berada disini lama-lama, kau menakutiku.''
***
"Nek, aku pulang!'' Luna menaruh tasnya lalu langsung ke kamar neneknya.
Loh nenek kemana? Kok nggak ada? batin Luna.
Ia melihat kearah sebuah amplop diatas kasur neneknya.
Surat apa ya? Bikin penasaran aja. Pikir Luna.
Dengan lancangnya ia lalu membuka surat itu dan membacanya.Apa kabar bu? Maaf kami hanya bisa mengirim surat setiap tahunnya, semoga ibu dan luna baik-baik saja ya disana.
Maafkan kami karena sudah menitipkan Luna pada ibu. Kami tak ingin ia terluka, Gerwish terlalu bahaya untuknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/69132760-288-k484332.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasi#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...