Luna duduk memperhatikan rambutnya yang sedang ditata oleh Elsy. Sedangkan Orion duduk disofa kamar Luna sambil membaca buku.
Setelah menata rambut Luna, Elsy lalu mendandani wajahnya. Elsy merias wajahnya dengan bubuk putih yang mirip dengan bedak. Lalu mengoleskan benda cair berwarna merah yang mirip lipstik dibibirnya.
Ia mengernyit heran, berpikir bagaimana Elsy bisa membuat bedak dan lipstik itu.
Elsy bilang ia yang membuat itu semua.
"Selesai putri, kau cantik sekali.'' Elsy lalu menaruh hiasan rambut berbentuk mahkota kecil di rambut Luna.
"Sekarang, ayo kita ganti baju. Aku akan membantu putri memakainya.'' Elsy mendorong punggungnya masuk menuju ruang ganti, sekaligus lemari di kamar luna.
Lemari pakaian Luna didunia ini berbentuk sebuah ruangan. Ada berbagai macam baju diruang ini. Tapi kebanyakan memang gaun mewah.
Elsy lalu mengambil sebuah gaun panjang, bermotif simple. Gaun itu berwarna biru cerah dan cukup terbuka dibagian bahu.
Elsy kemudian memakaikan beberapa buah gelang ketangannya, berikut sepasang anting mutiara kecil ketelinganya.
"Putri, bolehkah aku melepas kalungmu?'' Tanya Elsy.
"Maaf Elsy, aku tak bisa. Kalau aku melepasnya itu akan jadi masalah.'' Ia tersenyum.
"Ah baik putri. Maafkan aku.''
"Tak apa.'' Jawabnya.
Setelah itu, ia keluar dari ruang pakaian dan menghampiri Orion.
"Ayo, aku sudah siap.'' Luna memandang Orion dan tersenyum.
Orion menutup bukunya lalu memandang takjub kearahnya.
"Kau..''
Belum sempat Orion menyelesaikan kata-katanya Luna memotong.
"Terima kasih, aku tahu aku cantik.'' Luna tersenyum jail.
"Aku bahkan belum mengatakan apa-apa.'' Orion berkata dingin.
"Dasar cowok berhati es.'' Luna mencibir pelan.
"Aku bisa mendengarmu.'' Orion membukakan pintu untuk Luna.
"Tak masalah.'' Jawabnya cuek seperti biasa.
Setelah keluar kamar Luna, Orion menawarkan lengannya pada Luna.
Dengan senang hati ia menyambut dan melingkarkan lengannya di lengan Orion.
Orion mengimbangi langkah Luna, karena badannya sangat mungil. Tingginya bahkan hanya sebahu Orion.
Mereka berjalan menuju ruangan terbesar di Istana Diores yang dijadikan tempat acara.
"Kau gugup?'' Tanya Orion melirik ke arah Luna disebelahnya.
"Sedikit.'' Jawabnya singkat.
Akhirnya Luna dan Orion sampai disebuah pintu besar yang lebih mirip gerbang. Dua penjaga pintu langsung membukakan pintu menunduk hormat kearah Luna dan Orion.
Luna tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada salah satu penjaga yang langsung salah tingkah.
Ia langsung kerkekeh pelan, sedangkan Orion hanya mendengus kesal melihat tingkahnya.
Luna melihat takjub ruangan besar yang dipenuhi orang-orang berpakaian mewah dan glamor itu. Tanpa sadar ia langsung meremas pelan lengan Orion untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Luna benci tempat ramai, itu sangat mengerikan. Apalagi ia sekarang menjadi pusat perhatian.
Merasakan itu Orion langsung menggenggam erat tangannya lalu membimbing dan mengantarkannya ke sebuah kursi yang sudah disiapkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasy#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...