Chapter 6 - Worry

78.2K 7.9K 181
                                    

"Putri Luna, pangeran Orion akan berangkat ke Balen sebentar lagi, apakah nona tak ingin menemuinya?'' Elsy bertanya.

"Biar saja, aku tak ingin melihatnya.'' Kata Luna cuek sambil tetap membaca buku.

"Tapi putri, kau tahu kenapa pangeran pergi kesana?'' Tanya Elsy lagi.

"Dia ingin menyelidiki masalah yang ada di sana kan?'' Jawab Luna santai.

"Benar putri, lebih tepatnya ia akan melawan para bandit yang menyerang desa itu.'' Kali ini Ersy yang berbicara.

Luna langsung menatap Ersy kaget. Ersy ternyata tersenyum jahil ke arahnya.

"Kenapa kau tersenyum?'' Luna cemberut.

"Ah tidak apa-apa putri.'' Jawab Ersy.

Apa dia akan baik-baik saja? Pikir Luna khawatir.

"Jangan khawatir putri, pangeran Orion itu sangat kuat, dan ia juga bersama Zelya.'' Kata Ersy seakan-akan tahu apa yang dipikirkan Luna.

"A..apa maksudmu? Kau pikir aku mengkhawatirkannya?'' Luna tergagap.

"Tentu putri, itu terlihat jelas di wajahmu.'' Ersy dengan tenang menjawab.

"Sialan, aku khawatir padanya?'' ia bergumam tak jelas dengan wajah kesal.

"Maaf putri. Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan.'' kata Elsy bingung.

"Nggak. Bukan apa-apa!'' Luna kesal lalu berjalan keluar kamar menuju mansion orang tuanya.

Ersy dan Elsy hanya diam mengikuti Luna yang kesal.

"Ma, buatkan aku baju normal ma.'' Lun cemberut.

"Baju yang kamu pakai itu sangat normal didunia ini sayang.'' Lea tersenyum.

"Ah, mama. Baju ini sangat merepotkan ma, aku bahkan nggak bisa bergerak cepat memakai ini.'' Luna tambah mengerengut.

"Oke, mama akan membuatkanmu baju asal tak dipakai diluar selain mansionmu dan mansion kami. Mengerti?'' Lea berkata tegas lalu mengambil setumpuk buku dan membaca salah satunya.

Luna memperhatikan buku-buku itu, tapi ia merasa sangat asing dengan tulisan-tulisan aneh itu. Tulisan itu seperti aksara, sangat membingungkan. Tapi, entah kenapa Luna mengerti semua kata-kata yang tertulis dibuku itu.

Luna masih heran lalu mengambil salah satu buku lalu membukanya.

Rupanya itu adalah buku sihir medis. Kau bisa menyembuhkan berbagai luka atau penyakit dengan sihir medis.

Lea memperhatikan putrinya sambil tersenyum, ''Kamu boleh meminjamnya kalau mau.''

"Makasih ma!'' Luna lalu membawa 2 buah buku yang ada dimeja.

"Aku pergi dulu, pa, ma.'' Pamit Luna.

"Ah iya, Luna!'' Leto bergegas memanggil putrinya.

"Ya? Kenapa pa?''

"Ini, kacamata dan Hpmu.'' Leto menyerahkan dua benda itu pada Luna.

"Eh? Kenapa bisa ada di papa?'' Luna bertanya heran.

"Saat kau datang kemari Orion menyerahkannya pada kami, ia kira ini benda-benda aneh.'' Leto tersenyum geli menatap putrinya.

"Haaah, aku berasa hidup di abad 18 an. Suasananya sangat jauh berbeda disini.''

"Tenanglah nak, lama-lama kau akan terbiasa. Lagipula, sudah banyak benda-benda dari bumi yang juga dibuat disini.''

"Contohnya?'' Luna mengangkat sebelah alisnya.

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang