Chapter 40 - Kehilangan

36.7K 3K 75
                                    

"Orion! Bangun!'' Teriak Indri panik sambil mengguncang-guncang tubuhnya dengan kuat.

Orion membuka matanya karena kaget dan langsung menatap Indri dengan bingung.

"Luna mana?'' bentak Indri dihadapannya. "Luna dimana?!'' Ulangnya lagi.

Orion langsung membuka matanya lebar-lebar dan menyadari bahwa tak ada Luna disebelahnya, karena seingatnya tadi malam ia tidur bersama isterinya. Ia langsung panik dan melihat sekelilingnya, melihat setiap sudut di ruangan itu.

"Eh?'' Orion ikut panik dan menoleh kearah Zelya yang sedang membaca secarik kertas dengan wajah pucat.

Dengan perasaan tak enak Orion langsung merebut kertas itu dari Zelya dan mengabaikan Indri yang berteriak-teriak panik bercampur marah padanya.

"Pangeran..'' panggil Zelya menggantung kalimatnya.

Saat membaca pesan itu, Orion merasakan seakan-akan nyawanya keluar dari tubuhnya, pikirannya benar-benar kosong sampai-sampai ia tak bisa berkata apapun lagi.
Tangannya lemas, ia melepaskan kertas itu begitu saja hingga terjatuh kelantai, dengan penasaran Indri memungutnya dan langsung ketakutan saat membacanya.

Jangan cari aku. Aku tak akan kembali, dan jangan menungguku.

Hanya dengan kalimat berisi 2 baris kata ini telah membuat Orion shock berat.

"A..apa maksudnya? Lu..Luna yang menulis ini?'' Tanya Indri tak percaya.

"Hei, tenanglah.'' Zelya menepuk pelan kepala Indri untuk menenangkannya.

"Tapi..tapi.. Kenapa Luna pergi?'' Indri mengusap wajahnya kasar dengan kedua telapak tangannya, bingung sekaligus khawatir dengan apa yang telah terjadi.

Zelya menoleh kearah Orion yang hanya diam, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi dengan kepalanya. Zelya tahu Orion berusaha untuk tetap tenang, tapi ia sama sekali tak berhasil. Zelya bisa melihat raut wajahnya yang biasanya datar, kini berubah menjadi wajah penuh kekhawatiran dan kemarahan.

Zelya menepuk bahu Indri, "Indri, bereskan barang-barang putri. Kita harus pergi dari sini.'' Katanya sambil terus menatap Orion yang masih belum bergerak seinchi pun dari tempatnya duduk.

Indri mengikuti arah pandangan Zelya, dan menatap Orion terkejut melihat ekspresi wajah Orion yang kacau. Ia sama sekali tak menyangka, kalau Orion yang biasanya sangat tenang dan selalu menyembunyikan ekspresinya, kini terlihat khawatir sekaligus marah. Ia bisa melihat rahang Orion mengeras, dan kedua tangannya mengepal erat menahan emosinya.

"Baiklah.'' Jawab Indri pasrah lalu membereskan baju serta barang-barang Luna.

***

"Pangeran.'' Panggil Zelya kesekian kalinya tapi Orion tak juga menggubris. "Pangeran!'' Katanya lebih keras.

"Ah, ya?'' Jawabnya agak kaget.

"Aku tak tahu harus bicara apa, tapi.. aku pikir Putri memiliki alasannya sendiri. Putri tak akan mengkhianati Pangeran.'' Zelya menatap Orion yang duduk disamping kursi kemudi.

Orion hanya diam tak menunjukkan reaksi apapun. Sementara Indri yang duduk sendirian dibagian kursi penumpang mobil sibuk memikirkan kemungkinan dimana Luna berada.

"Luna berkata aneh kemarin.'' Kata Indri bicara tiba-tiba membuat dua orang laki-laki itu melihat kearahnya melalui kaca spion mobil.

"Berkata aneh bagaimana?'' Orion menatap Indri tajam, menunggu jawabannya.

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang