Luna, kau itu milikku..
Kau bilang tak akan meninggalkanku..
Pembohong..Luna terbangun dengan napas memburu dan jantung berdegub kencang. Kringat dingin mengalir dibadannya.
Gelap.. itulah yang pertama kali ia lihat saat bangun. Lampu kamar Luna selalu mati saat ia tertidur, padahal Luna benci dengan gelap. Ia tak bisa melihat dengan jelas kalau gelap. Elsy selalu memarahinya kalau ia tidur dengan lampu menyala, karena itu Luna mulai membiasakan diri.
"Yang tadi itu apa?'' Tanya Luna kepada dirinya sendiri.
Luna melihat kearah jam dinding kamarnya.
Jam 2 malam.Jendela kamarnya terbuka lebar meniupkan angin dari luar masuk kekamarnya.
"Mimpi ya.'' Gumam Luna.
Luna turun dari kasurnya dan berjalan ke jendela kamarnya yang terletak disebelah tempat tidurnya.
Kamar Luna sangatlah luas, bisa diperkirakan 4 kali lipat dari kamarnya dirumah neneknya.
Sesaat Luna memandang Bulan separuh sambil tersenyum. Bulan itu mulai berwarna merah, dan memiliki sinar terang.
"Ah, sepertinya aku tak bisa tidur lagi.''
Dukkk!
"Awwww! Sial!'' Luna memaki saat kakinya menghantam meja.
Setelah rasa sakit dikakinya reda, ia kembali berjalan dalam gelap.
Ia meraba-raba tembok mencari saklar lampu kamarnya.
"Dimana saklar bodoh itu!'' Luna mulai kesal.
Luna memang sangat tak menyukai keadaan gelap. Ia sama sekali tak bisa melihat dalam gelap karena matanya yang rabun.
Dukk!
"Apa lagi ini?'' Luna semakin kesal, karena ia menabrak sesuatu.
Luna meraba-raba sesuatu yg menghalangi jalannya sampai ia menyadari ia memegang wajah seseorang yg jauh lebih tinggi darinya.
"O...Orion?''
Bukan! Dia bukan Orion! Pikir Luna lalu mundur selangkah.
Tapi orang itu langsung menarik lengan Luna dan mendekapnya.
"Aku datang untukmu Luna.'' Bisiknya ditelinga Luna.
Luna memberontak dan ingin berteriak tetapi orang itu lebih dulu membekap mulut Luna dengan kuat.
"Tenang sayang, aku akan membawamu bersamaku.'' Bersamaan dengan suara bisikannya ia melafalkan sebuah mantra sihir dan membuat Luna tertidur.
Sebelum kesadaran Luna hilang sepenuhnya ia melihat wajah orang itu meskipun tak seberapa jelas.
Ares? Luna mencengkram lengan orang itu.
***
"O..rion.. Orion!'' Luna terbangun dari tidurnya.
"Dimana ini?'' Tanya Luna bingung melihat sekeliling.
Luna sama sekali tak mengenali kamar yang ia tempati saat ini."Kau sudah bangun?'' Tanya seseorang dengan lembut.
Luna menoleh kearah sumber suara dengan panik.
"Pa...pangeran Ares?'' Luna mulai was-was.
"Wah..rupanya kau masih ingat.'' Katanya tersenyum lembut.
Ares mulai berjalan dan duduk disebelah Luna. Luna agak takut pada Ares. Kenapa Ares menculik Luna?
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasy#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...