Luna, Orion, Zelya dan Indri mengambil semua mata kuliah, dosen dan waktu yang sama, jadi tak heran kalau mereka selalu berempat.
Ini pertama kalinya mereka sekelas dengan para mahasiswa senior yang banyak mengambil ulang mata kuliah ini.
"Ck! Pasti dosennya killer.'' Indri mendengus kesal.
"Belum tentu.'' Zelya menanggapinya.
"Apanya yang belum tentu? Tuh liat aja mahasiswa senior pada ngulang bareng kita yang maba.'' Indri melirik kebelakangnya yang dipenuhi mahasiswa senior.
"Marvel! Kemana aja lu? Kok baru muncul sekarang?'' Teriak seseorang dibelakang Zelya.
Saat ini posisi duduk mereka berada dibarisan paling depan, Orion, Luna, Indri dan Zelya berderet dibarisan yang sama.
"Biasalah, liburan tempat nyokap di amrik.'' Jawab seseorang yang baru datang dari arah pintu kelas.
Tiba-tiba ia melihat kearah Luna dengan kaget.
"Lo! Anak nggak sopan kemaren!'' Teriaknya didepan Luna.
Luna agak kaget dan menatapnya. Luna hanya diam dan pura-pura tak mengerti.
"Lo nyuekin gue?!'' Katanya tak percaya.
Tapi tiba-tiba di pikirannya terlintas kejadian kemarin setelah ia mengejar Luna yang telah menabraknya. Memang ia tak melihatnya langsing, tapi ia bersembunyi dibalik tembok dan hanya mendengarkan pembicaraan Luna dan Orion.
"Jangan! Jangan disini! Gawat kalau sampai ada yang melihat.'' Teriak Luna spontan.
Apa yang mereka lakukan? Pikir Marvel penasaran.
"Oke, kalau begitu nanti saja, saat kita sampai dirumah.'' Jawab seseorang yang bersama Luna.
Blushhh! Wajah Marvel seketika memerah.
Tak mungkin mereka melakukan 'itu' kan...
"Marvel! Cepat duduk!'' Kata seseorang masuk kekelas menyadarkan Marvel dari lamunannya, wajahnya juga kembali memerah mengingat kejadian itu.
"Oke bu.'' jawabnya patuh sambil menatap Luna kesal.
Orion menyenggol Luna meminta penjelasan.
"Kamu kenal dengannya?'' suara Orion muncul dikepala Luna.
Luna melirik Orion sekilas lalu menggeleng.
"Kemarin, saat mncarimu aku tak sengaja bertabrakan dengannya, dan aku lupa minta maaf karena mengejarmu.'' Luna menjelaskan.
Setelah itu, Orion membatalkan sihir telepatinya dan tak bertanya lagi.
Luna tiba-tiba menoleh kearah Orion.
"Kenapa?'' Tanya Orion menggerakkan bibirnya tanpa suara.
Luna menunjuk keningnya lalu kening Orion, tanda agar Orion kembali menghubungkan telepati mereka.
"Rion!'' Luna berteriak dalam kepalanya membuat Orion haru menutup matanya menahan sakit kepala.
"Kenapa aku bisa membalas telepatimu?!''
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Фэнтези#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...