Chapter 3 - Orion

106K 8.9K 231
                                    

Luna berjalan pelan sambil menggerutu. Ia tak habis pikir kenapa wilayah tempat tinggal orangtuanya cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Luna tinggal dibangunan yang sama seperti pangeran berambut perak itu.

Sebenarnya Luna menyembunyikan fakta bahwa ia sangat shock dengan kejadian ini.

Tentu saja shock!

Gadis normal yatim piatu yang tiba-tiba saja diberitahu kalau orang tuanya masih hidup, lalu fakta kalau ia penyihir, dan ia bukan berasal dari bumi melainkan Gerwish, semua itu sangat menyusahkan dan membuatnya uring-uringan.

Tapi Luna memanglah gadis yang suka menutupi keadaan dan semua hal tentang dirinya. Ia juga tak gampang membuka hatinya untuk orang-orang disekitarnya. Ia selalu memasang topengnya setiap saat.

Walaupun ia sangat shock, ia berhasil mengelabui setiap orang dengan wajahnya yang selalu tersenyum dan juga sikap cueknya. Ya itulah keahlian Luna, Poker Face.

Tak ada yang tahu kalau Luna menahan sakit kepalanya itu dari saat ia bangun dipelukan pangeran. Tubuhnya juga terus mengeluarkan keringat dingin.

Luna sudah tak mau ambil pusing dan ia ingin cepat-cepat istirahat kekamarnya.

Kepalanya semakin sakit, tapi ia hanya menggigit bibir dan menyembunyikan ekspresinya.

"Sial! Kenapa jauh sekali.'' Ulang Luna untuk kesekian kalinya, mengeluh tentang jarak yang ia tempuh.

Ia berjalan cepat, tapi seseorang menghalanginya. Luna menatap datar orang itu.

"Kau mau kemana? Kita harus bicara.'' Kata orang dihadapan Luna yang ternyata pangeran..pangeran... ah pangeran siapalah itu.

Luna berusaha menahan tubuhnya agar tetap berdiri, kepalanya mulai berputar-putar. Mungkin sebentar lagi ia akan pingsan kalau ia tak menggigit bibirnya keras-keras.

"Tak bisakah kita bicara besok saja? Aku lelah.'' Luna kembali melangkah tapi lagi-lagi pria itu menahan lengannya.

"Tidak, harus sekarang.'' Katanya menatap Luna tajam.

Luna Kembali berusaha memfokuskan penglihatannya yang mulai berbayang, lalu menatap pria itu dengan memelas, "Kumohon besok saja, aku.. sudah tak kuat.''

Pria itu sedikit terkejut saat melihat wajah Luna yang pucat.

"Tapi... '' belum sempat ia meneruskan kata-katanya Luna sudah jatuh pingsan.

"hei! Kau kenapa?!'' Teriak pria itu menahan tubuh Luna.
Luna kehilangan kesadarannya..

Pria itu lalu membawa Luna kekamarnya yang sudah dipersiapkan, dan menidurkan Luna dikasurnya.

Pria itu lalu duduk dipinggir kasur dan terus memperhatikan wajah Luna dengan ekspresi khawatir setengah mati.

***

Luna membuka matanya, Luna menatap wajah seseorang yang sedang memperhatikannya.

"Kau baik-baik saja?'' Tanya pria berambut perak itu.

Luna duduk sambil memegangi kepalanya.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih.'' Luna tersenyum manis.

"Untuk apa?''

"Karena telah menggendongku ke kamar.''

Setelah itu mereka berdua sama-sama diam.

"Aku akan memanggil orangtuamu.'' Katanya beranjak pergi.

"Jangan!'' Luna menangkap tangan pria itu.

"Aku akan baik-baik saja setelah tidur. Dan aku sekarang ingin tidur, bisakah kau keluar?''

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang