"Itu dia, maba (mahasiswa baru) yang digosipin ganteng banget!'' Kata seseorang pada teman sesama wanitanya melirik kearah Orion yang lewat tak jauh dari mereka.
"Kalo nggak salah namanya, Orion ya?'' balas temannya.
"Ah iya! Benar. Tapi denger-denger dia dingin banget sama cewek.''
"Masa sih? Wah tambah cool aja dong haha..''
"Tapi yang disebelahnya siapa?''
"Pacarnya mungkin?''
"Masa sih? Yah, udah nggak single dong kalo gitu. Pupus harapan.''
"Ih dasar, lagian mana mau dia sama kamu. Masih cakepan pacarnya kemana-mana.''
"Sialan.''
***
Luna hanya menghela napas berat saat kekantin, semua mata memandang kearah mereka. Bukan. Kearah Orion lebih tepatnya.
Terdengar bisikan-bisikan kagum yang tertuju pada Orion. Tapi ada juga yang mencemooh Luna yang berjalan disampingnya. Dengan sabar ia hanya menebalkan kupingnya dan berpura-pura tak mendengar semuanya.
Tidak dengan Orion, justru ia selalu menatap tajam setiap laki-laki yang melirik kearah Luna. Ia khawatir sewaktu-waktu ada yang berani mendekati istrinya.
Luna mengerti gelagat Orion dan hanya menghela napas berkali-kali.
"Kenapa kamu selalu menghela napas terus?'' Orion bertanya pada Luna yang duduk dihadapannya setelah memesan makanan.
"Kamu tahu? Seharusnya aku yang khawatir, Rion.''
"Kenapa?''
"Semua perempuan membicarakanmu.''
"....'' Orion menatap sekitarnya dan baru saja sadar dengan situasi mereka sekarang.
"Benar kan?'' Luna mendengus.
"Aku tak peduli.''
"Tapi, aku yang peduli!'' Luna sedikit meninggikan suaranya.
Saat ia menatap Orion tajam tiba-tiba seseorang datang dan mengajak mereka berbicara.
"Ah, kalian ya. Boleh aku bergabung?''
Luna terkejut dan hampir saja menyemburkan jus jeruk yang sedang ia minum.
"Ka..kak..Leo?'' Ia mengerjapkan matanya beberapa kali yang membuat Leo tersenyum geli.
"Carilah tempat lain. Kau menganggu kami.'' Rion menatap Leo dingin.
Luna langsung menendang kaki Orion, tapi Orion malah menatapnya dingin tanpa ekspresi, seperti saat ia memandang Leo.
"Maaf.'' Leo tersenyum bersalah. "Tapi cuma meja ini yang tersisa.''
Luna langsung memandang sekitar kantin dan mendapati seluruh meja dan kursi telah penuh.
"Oh begitu. Silahkan kak, kami nggak keberatan.'' Ia melirik kearah Rion yang memapah dagunya dan menghadap kearah yang berlawanan dari tempat Leo duduk.
Luna, Orion dan Leo hanya diam. Suasana diantara mereka benar-benar canggung. Setiap orang yang melewati meja mereka selalu melirik kearah mereka karena keadaan itu. Bahkan dari jarak 3 meter pun bisa terlihat kalau keadaan itu sangatlah awkward.
"Maaf lama.'' Kata Indri santai. Ia dan Zelya yang tiba-tiba datang belum menyadari suasana canggung itu.
"Apa-apaan ini? Suasananya sangat suram dan canggung. Dilihat dari muka pangeran, pasti berhubungan sama Leo atau siapalah itu yang duduk tepat dihadapannya. Putri juga hanya diam, jadi.. aku harus gimana?'' Batin Zelya sambil duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasy#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...