Chapter 35 - Tak Terduga

41.8K 3.4K 34
                                    

"Kita akan pulang besok, sudah lebih dari seminggu kita berada disini.'' Luna memberitahu Indri yang baru saja selesai mandi dan sedang sibuk memakai pakaian ala dunia ini, tentu saja dibantu oleh Elsy.

Mendengar perkataan Luna, Indri teringat sesuatu yang membuatnya sangat panik dan heboh, ''Ah! Lun, aku lupa kalau sudah seminggu didunia ini! Orangtuaku pasti khawatir, bagaimana ini! Mereka pasti mengira aku diculik atau hilang..''

"Tenang ndri, aku tau kamu pasti nggak bakal inget. Nenek udah minta ijin kekeluarga kamu kok kalau kamu ikut liburan keluar negeri bersamaku.'' ia menjelaskan.

"Hah? Liburan ke luar negeri? Ini sih lebih dari itu deh Lun. Yang bener itu, liburan ke luar dunia, atau liburan keluar bumi.'' Indri membenarkan dengan guyonannya yang sama sekali tak lucu.

"Terserah apa katamu lah.'' Luna malas membalasnya.

Brakkk! Pintu kamar Luna yang saat ini ditempati Indri terbuka tiba-tiba dan mengagetkan mereka yang berada didalam kamar.

Luna khawatir melihat Orion yang sudah berjalan kearahnya dengan wajah yang tak biasanya "Ada apa?''

"Ikutlah denganku, cepat.'' Orion tak memperdulikan Elsy dan Indri dan langsung menarik tangan istrinya.

"Ada apa? Rion, jangan membuatku takut..'' Luna meremas pelan tangan Orion yang ia genggam sambil berjalan mengikuti suaminya.

"Nenek..'' Rion menoleh kebelakang dan menatapnya. "Nenek terluka parah.'' Lanjutnya ragu.

Mendengar hal itu ia justru berhenti melangkah dan melepaskan genggaman tangan Orion. Wajahnya memucat, tampak sekali kekhawatiran dan ketakutan. Ia menatap kosong Orion, tapi kemudian berlari sekuat-kuatnya. Ia tahu kemana kakinya harus melangkah, yaitu mansion orangtuanya. Terdengar suara langkah kaki yang mengejarnya dibelakang, tapi ia tahu orang itu adalah Orion.

Setelah sampai, ia membuka pintu tempat tinggal orang tuanya dengan ragu, Orion masih setia mendampinginya di sampingnya.

"Ma, pa.. bagaimana keadaan nenek?'' Luna menghampiri kedua orangtuanya yang duduk sambil melamun.

"Ah.. kamu datang nak.'' Leto tersenyum memandang putrinya lalu Orion, ''Pangeran juga.''

Mamanya tersenyum sendu menatapnya, tapi tak berkata apapun.

"Untuk sekarang ia akan baik-baik saja..'' Leto menggantung kata-katanya.

"Apa yang terjadi?'' Orion membuka suaranya.

Leto menatapnya, ''Phantom, sudah bergerak. Pengkhianat itu yang sudah membuat ibuku jadi seperti ini.''

Luna melirik ayahnya, tapi lalu berjalan kearah sebuah pintu dan membukanya, ruangan dimana neneknya sedang dirawat.

Dengan perasaan was-was ia melangkah mendekati ranjang tempat neneknya terbaring, ''Nek..'' panggilnya ragu.

Setelah melihat neneknya tersenyum dan melihat kearahnya, barulah Luna berlari dan memeluk neneknya.

"Nek, aku takut nenek kenapa-kenapa. Kenapa nenek nggak ngehubungin aku dan Orion? Kami bisa membantu.''

Hera menatap cucunya khawatir, "Nggak mungkin nenek ngehubungin kalian, kalau nenek melakukan itu mereka akan mendapatkan yang mereka mau.''

"Ma...maksud nenek?'' Ia tak mengerti.

"Mereka..bukan! Phantom mengincarmu, Luna.'' Hera menatapnya lekat-lekat. "Bisa kau panggilkan pangeran dan Zelya? Aku harus bicara dengan kalian.''

Ia mengangguk lalu berjalan keluar memanggil Orion dan Zelya.

"Maaf ndri, kami harus membicarakan sesuatu dulu.'' Kata Luna saat memanggil Zelya yang sedang bersamanya.

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang