"Lun, sebelum kita kekantin temani aku kekamar mandi ya.'' Indri menarik tangan Luna tanpa menunggu jawaban darinya.
"Kalian duluan saja.'' Katanya pada Orion dan Zelya.Sebelum pergi, Orion berbalik menatap dua perempuan itu. "Jangan lama-lama.''
"Bawel banget.'' gerutu Indri sambil memanyunkan bibirnya.
"Lun, aku sebenarnya ingin menanyakan ini dari dulu.'' Indri merapihkan rambutnya di depan kaca besar yang ada dikamar mandi.
"Hmm? Apa?'' Tanya Luna menatapnya melalui kaca besar itu.
"Kau..bagaimana bisa kau menikah dengannya. Maksudku, kau dan Orion dijodohkan oleh keluarga kalian, dan kau bisa menerimanya begitu saja? Aku tahu kau tak melihat laki-laki dari penampilannya saja, terlebih lagi, aku rasa Orion dan Zelya memiliki sesuatu yang menarik, yang bahkan aku tak mengerti apa itu.''
"Ndri.'' Luna tersenyum menatapnya. "Belum saatnya. Kalau aku sudah siap, aku akan menceritakan semuanya padamu.''
"Oke, aku ngerti.'' Jawabnya tak mau memaksa Luna.
Inilah salah satu sifat Indri yang membuat Luna sangat nyaman, dan juga respect padanya. Ia sekalipun tak pernah memaksa Luna untuk terbuka padanya, ia hanya akan menunggu Luna sendiri yang akan memulai bercerita padanya.
"Ayo, mereka pasti sudah menunggu.'' Luna berbalik ingin keluar dari kamar mandi, tetapi ia langsung menoleh kembali kearah cermin didepannya.
"Ha!'' Indri berjengit kaget saat sebuah tangan keluar dari cermin yang ada didepannya, lalu menarik tangannya dengan tiba-tiba.
"Indri!'' Luna spontan langsung berlari kearah Indri yang masih melotot kaget melihat sebuah tangan. Tidak! Bukan hanya tangan tetapi separuh bagian tubuh seseorang, dari pinggang hingga kepala muncul di cermin itu.
"Si..si..siapa kau?'' Indri menatapnya kaget, sementara Luna berusaha menarik tangan Indri yang satunya agar orang tersebut melepaskan tangan Indri.
"Lepas!'' Luna menjerit sambil menarik tangan Indri kuat-kuat.
Tak disangka, orang itu menggunakan sihirnya untuk menyingkirkan Luna.
BAM!
Luna terlempar kuat hingga menghantam tembok di belakangnya dan kepalanya terbentur tembok dengan keras.
"Ukh.'' Luna jatuh merosot kelantai, ia merasakan sakit yang luar biasa pada kepala bagian belakangnya sampai-sampai ia tak mampu bergerak.
"Luna!'' Wajah Indri memucat seketika, tapi orang yang keluar dari cermin itu terus menariknya kuat. Tenaga Indri bahkan tak sanggup melawannya, perlahan ia terus terhisap kedalam cermin dan menghilang.
Luna masih bisa mendengar suara Indri yang terus memanggil namanya samar-samar.
Luna berusaha menajamkan penglihatannya yang mulai kabur karena kesadarannya mulai hilang.
"Shi..nra.'' kata Luna sebelum ia pingsan.
***
Ketika merasakan ada kekuatan sihir disekitar kampusnya, Orion langsung berlari sekuat-kuatnya seperti orang kesurupan kearah kamar mandi yang dimasuki Luna dan Indri sebelumnya.
Zelya pun langsung meninggalakan makanan yang sedang ia pesan begitu saja, dan segera berlari meyusul Orion.
Setelah sampai didepan kamar mandi itu, tanpa pikir panjang Orion masuk kedalam tak memperdulikan orang-orang yang menatapnya kaget dan penasaran karena ia masuk ke kamar mandi perempuan.
Salah satunya Rini, teman Luna semasa OSPEK sangat penasaran kenapa Orion berlari terburu-buru dan memasuki kamar mandi perempuan. Ia tak sengaja melihat kejadian itu karena ia sedang berjalan dilorong yang tak jauh dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasy#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...