Chapter 45 - Beraksi

35.9K 2.9K 154
                                    

"Ah, jantungku mau copot kalau ia sudah tersenyum begitu.'' keluh Glenn sesaat setelah Zen keluar dari ruangan. "Ia pasti akan melakukan hal gila yang lebih buruk lagi. Ini tanggung jawabmu El.'' Glenn memandang El tajam.

"Tentu.'' El tersenyum lebar.

"Kenapa harus dia?'' tanya Alex bingung.

"Karena dia sama gilanya dengan Zen, kak.'' jawab Merry memutar bola matanya.

"Pangeran kau baik-baik saja?'' Tanya Zelya khawatir ketika melihat wajah Orion yang pucat.

Orion berdiri perlahan dari duduknya. "Maafkan aku. Sepertinya aku butuh isti..ra..hat.''

Brukk!

Ia langsung terjatuh seketika setelah selesai berbicara.

"Pangeran!'' Zelya langsung menghampirinya.

"Orion!'' Indri menjerit histeris melihatnya terjatuh.

"Biar kubantu.'' Jerry ikut membantu mengangkat tubuh Orion kekamar tamu yang jadi kamarnya sementara selama ia tinggal dirumah itu.

"El, ini tugasmu.'' Kata Jerry menatap El setelah ia membaringkan Orion diatas kasur.

El mengangguk singkat.

"Bisakah kalian tunggu diluar. Ia butuh ketenangan untuk istirahat, dan aku akan memeriksanya.'' El meminta mereka semua keluar dari kamat itu.

"Dia dokter?'' Indri bertanya pada Jerry.

"Iya dan bukan.''

"Jadi yang benar iya atau tidak? Jawab yang jelas dong.'' Protes Indri.

"Secara teknis iya. Tapi tidak secara resmi karena ia belum mendapat gelar dibidang kedokteran. Ia belajar ilmu kedokteran dari ayahnya yang seorang dokter.'' Jerry menjelaskan.

"Ia bisa dipercaya kan?'' Zelya bertanya ragu.

"Tentu saja, ia bahkan lebih hebat dari dokter-dokter yang ada di negara ini. Hanya saja ia belum mendapatkan gelar.'' Jawab Jerry.

"Tenang saja kak. Percayalah padanya, saat aku tertembak saja dia yang mengoperasiku.'' Merry mencoba meyakinkan Zelya dan Indri.

"Zelya!'' Ersy berjalan cepat kearah Zelya diikuti Elsy dan Gildez dibelakangnya.

"Apa yang terjadi?'' Gildez beratanya dengan suara berat khasnya.

"Sepertinya efek kutukan itu mulai bekerja.'' Zelya menunduk sedih.

Tak lama kemudian El keluar dari ruangan itu.

"Gimana? Ia baik-baik saja?'' Zelya langsung menghadang El.

"Tenanglah, ia hanya kekurangan energi. Kurasa karena kutukan yang kalian bicarakan itu. Aku sudah menyuntikkannya vitamin, tapi aku tak tahu itu akan bekerja atau tidak.''

"Benar apa yang kubilang, kutukan itu mulai menyerap energinya.'' Zelya mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Tenanglah sedikit. Kau juga harus tenang.'' Indri mengelus lengan Zelya perlahan.

"Apa yang terjadi?'' Zen tiba-tiba muncul dan bertanya.

"Kak Orion pingsan, kutukan itu mulai bekerja.'' Jelas El dengan singkat.

Tiba-tiba handphone yang berada disaku Zen bergetar.

"Auntie?'' Tanya Merry melihat ekspresi Zen.

Zen mengangguk pelan lalu mengangkatnya dan menekan tombol loud speaker.

"Zen.''

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang