Haloooo!
Saya balik lagi loh hohoho...
Saya punya kabar baik nih, SM nggak bakal saya hapus dari peradaban perwattpadtan!
YEAYYYYY!! (heboh sendiri :v)
Kenapa?? Karena versi wp sama versi cetak beda banget... (Bedanya sekitar 70%-80%)
Saya remake Silver Moon biar bisa dicetak novel, dan gak ngecewain yang udah baca di wp hehe. Jadi, yang udah baca diwp bisa baca lagi versi cetaknya, karena over all ceritanya beda banget dengan di wp wkwk.
Sembari menunggu proses penerbitan saya bikin chapter-chapter spesial pake telor buat kalian :)
P.S : ini chapter-chapter spesial sebenernya dah lama banget saya buatnya, cuma belum sempet di update aja.
***
"Pangeran Eris!" teriak Elsy panik ketika seorang bocah laki-laki naik keatas salah satu pohon tertinggi di istana. "Turun pangeran! Kau bisa jatuh!"
"Nggak akan bibi! Aku kan udah besar!" teriak bocah 9 tahun itu sambil tertawa.
"Heh! Eris bodoh! Kamu itu bandel banget sih! Nanti kalau kamu jatuh gimana?! Liat aja nanti aku bilangin Papa, biar kamu dimarahin!" kata seorang bocah perempuan berdiri dibawah pohon bersama Elsy.
"Dasar Eirene tukang ngadu! Aku benci sama anak tukang ngadu!" teriaknya kesal dari atas pohon.
"Udah, pangeran, putri, jangan berantem. Pangeran sebaiknya turun, nanti bisa jatuh!" Elsy semakin khawatir melihat Eris yang terus memanjat hingga cabang tertinggi.
Krak! Sebuah ranting pohon yang dipijaki Eris patah dan langsung membuatnya terjatuh.
Brakk!
"Ah!" teriaknya kesakitan sambil memegangi kakinya.
Elsy berteriak panik dan langsung menghampirinya, "Pangeran!"
"Tuh kan aku bilang juga apa!" Eirene berteriak kesal sambil menangis menghampiri kakak kembarnya. "Hiks.."
"Kan aku yang jatuh Rene, kenapa jadi kamu yang nangis?" Eris menatap adik kembarnya dengan bingung.
"Aku kan sayang kak Eris, hiks." ia menghapus air matanya dengan kesal sambil menatap Eris.
"Pangeran nggak papa? Apanya yang sakit?!" Elsy bertanya lembut sambil memeriksa kaki Eris.
"Ah, sakit!" keluhnya ketika Elsy memegang pergelangan kakinya.
"Sepertinya terkilir." gumam Elsy mendesah.
"Sini biar Eirene sembuhin!" ucap gadis kecil itu sambil membaca mantra yang ia pelajari dari mamanya.
Eris tersenyum lalu mengusap-usap kepala adik kembarnya sambil tersenyum, "Makasih ya Eirene."
***
"Mana si kembar?" tanya Luna begitu sampai di Diores bersama Orion dan Intan.
"Mereka dikamarnya bersama Elsy, Ratu." jawab Ersy tersenyum.
"Sudah kubilang panggil aku putri saja Ersy." protes Luna tak suka.
"Ah maaf, tapi sangat aneh memanggil anda dengan panggilan yang sama seperti putri Eirene." balas Ersy tersenyum.
"Ah benar juga." desah Luna pelan.
Kemudian perhatian Ersy teralih pada Intan. "Kamu ikut lagi? Kamu rajin kesini (Gerwish) ya tiap bulan selalu datang."
Intan terkekeh geli, "Iya dong kak, kan mumpung weekend, aku libur kerja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasia#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...