"Kumohon, sembuhkan kepalaku kak!'' El berjongkok dihadapan Vizy yang menatapnya ragu.
"Aku yakin itu bukan masalah besar El, kau tak akan jadi bodoh.'' Vizy mengusap pelan kepalanya.
"Tapi...''
"Ck! El! Daripada kau seperti orang gila begitu, lebih baik kau periksa keadaan Sasi! Kau tak liat ia sedang tak sadarkan diri?!'' Merry tak tahan lagi.
El langsung menoleh menatap Sasi dan terdiam. Setelah beberapa saat ia berdiri dan menghampiri Sasi yang terkulai lemah dengan kepalanya yang berada diatas pangkuan Merry.
"Kalau begitu, aku akan memeriksa keadaan Putri.'' Vizy tersenyum ragu pada El yang sudah memasang tampang super seriusnya.
El hanya mengangguk singkat. Ia duduk jongkok mencoba memeriksa keadaannya. "Ia baik-baik saja, untuk saat ini.''
"Apa maksudmu? Bicara yang jelas dong!'' kata Merry melotot kesal kearahnya.
"Ia hanya terlalu lelah karena energinya dihisap kutukan itu. Kau lihat, tanda kutukan itu bahkan sudah menjalar ke lengannya. Seperti yang dijelaskan kak Orion sebelumnya, kalau nenek sihir itu kembali menghisap energinya sampai tanda kutukan itu menyebar keseluruh tubuhnya, aku tak yakin dia bisa selamat.'' El membuang napasnya dengan kasar sambil meraba kepalanya pelan, merasakan beberapa benjolan yang muncul dikepalanya karena menghantam tembok sebelumnya.
Brugh!
Seseorang terlempar tepat kearah Luna yang terbaring dipangkuan Elsy, dan juga Vizy yang sedang berkonsentrasi dengan sihir medisnya. Elsy menjerit tertahan sambil menutup matanya rapat-rapat, mengira orang itu akan menghantam tubuhnya, serta Luna dan Vizy. Ia sama sekali dalam posisi yang tak bisa bergerak karena menahan tubuh Luna saat ini, sedangkan Vizy masih tetap fokus pada sihirnya untuk mencoba memberikan sedikit energinya untuk membantu Luna agar bertahan.
1 detik, 2 detik, 3 detik. Elsy membuka matanya dan melihat Orion berhasil menahan tubuhnya tepat saat beberapa jengkal lagi tubuhnya menghantam tubuh Luna yang terbaring.
"Pa..pangeran?!'' Elsy sangat lega mengetahui Orion berhasil menahan tubuhnya.
Orion menoleh dan menatap wajah Luna yang tak sadarkan diri selama beberapa saat, lalu membentuk sihir esnya menjadi sebuah pedang es yang selama ini selalu ia gunakan saat bertarung.
Ia menatap Lili lurus-lurus, mengeratkan genggaman pada pedangnya, dan sesaat kemudian ia sudah berada didepan Lili. Ia menggunakan sihirnya untuk teleportasi. Tapi, ini sangat berbeda dengan teleportasi biasa yang selalu dilakukan dengan perantara yang tak lain adalah cermin.
Biasanya teleportasi harus menggunakan benda atau media, seperti cermin, air, atau benda-benda yang dapat memantulkan bayangan. Tapi tidak untuk teleportasi singkat yang yang digunakan Orion.
Hanya beberapa orang yang bisa melakukannya di Gerwish selama ini, termasuk Orion dan Ares. Penyihir yang dapat melakukan hal ini ialah mereka yang bisa menggunakan sihirnya dengan bebas, seperti mereka mengendalikannya sebagai bagian dari diri mereka sendiri.
Srat!
Orion mengecoh Lili dan berhasil menebaskan pedangnya hingga menggores pipinya.
"Sialan! Enyah kau!'' Lili mengeluarkan sihir hitamnya dan langsung menembakkannya kearah Orion yang tentu saja langsung dihindari olehnya.Setelah Orion menyerang, Zen, El, Jerry, Dev, Ares, Rindo, Gildez, dan Ersy menyerangnya bergantian.
"Stop!'' sebuah suara terdengar dialat komunikasi mereka. Itu suara Glenn. "Jangan gegabah dan menyerangnya asal-asalan. Kita butuh rencana. Dan untungnya sebuah ide baru saja terlintas dipikiranku. Maukah kalian mendengarkanku?''
KAMU SEDANG MEMBACA
Silver Moon (END)
Fantasy#1 in Fantasy (12-03-2017) Sebuah cermin menuntun seorang gadis bernama Luna ke dunia penuh keajaiban. Di sana, pangeran berambut perak yang terlahir di bulan perak telah menunggu sekian lamanya untuk membawanya pada takdir berbahaya. Orion, itulah...