Chapter 24 - OSPEK 2

50.5K 4.5K 105
                                    

Hari ke 2 OSPEK...

Orion kali ini terus berada disamping Luna dan mengikutinya kemanapun ia pergi selama waktu bebas dan istirahat.

Kelompok mereka juga berubah setiap harinya, Orion semakin kesal karena ia tak satu kelompok lagi dengan Luna. Tapi untunglah Zelya berada di satu kelompok yang sama dengan Luna, jadi kekhawatirannya pada Luna berkurang.

"Sepertinya kau sudah baikan hari ini.'' sapa seseorang pada Luna.

Luna menoleh kearahnya yang ternyata adalah kakak pembimbingnya kemarin, Leo.

"Haha, iya kak. Makasih ya kak untuk yang kemarin.''

"Hm? Aku tak berbuat apa-apa. Oh ya, yang kemarin itu pacar kamu?''

Luna terdiam beberapa saat.
Bagaimana ini? Aku harus jawab apa?!

"Iya, benar. Yang kemarin pacarnya Luna.'' Jawab Zelya tiba-tiba muncul disamping Luna.

Leo menatapnya heran, ingin sekali ia bertanya siapa Zelya.

Seakan tahu apa yang ingin diketahui Leo, Zelya memperkenalkan dirinya.

"Oh, aku belum memperkenalkan diri rupanya. Aku Zelya, sepupu dari Orion, pacarnya Luna.'' Zelya tersenyum lebar.

Leo balas tersenyum tapi tak berkata apa-apa.

Zelya cepat-cepat membawa Luna pergi dari Leo, sebelum Orion benar-benar mendampratnya. Zelya tahu Orion menatap kearahnya dan Luna dari kejauhan.

***

"Jangan bicara lagi dengannya.'' Kata Orion kesal saat mereka sudah dirumah.

"Maksudmu kak Leo?'' Tanya Luna hati-hati.

"Bahkan aku sangat kesal hanya dengan mendengar namanya.''

Luna tersenyum, ''Tenanglah Rion, ia baik hanya karena ia merasa bertanggung jawab saja sebagai pembimbing.''

Orion hanya diam, ia tak merespon sama sekali pada apa yang Luna ucapkan.

***

Hari ke 3 OSPEK..

Kali ini Orion menggunakan sihirnya agar namanya berada satu kelompok dengan Luna. Orion memindahkan namanya yang berada dikelompok lain dan menukarnya dengan nama orang lain.

Orion tak sengaja melihat absensi seluruh mahasiswa yang mengikuti OSPEK saat sebelum ia berbaris tadi di meja yang ada didekat pintu masuk indoor. Kebetulan sekali absensi itu tergeletak di atas meja, Orion langsung melihatnya sekilas dan mencari namanya dan Luna.

Hal itu bukan apa-apa untuk Orion, ia hanya menggunakan sedikit energinya untuk menggunakan sihir.

Luna tentu tak mengetahui hal itu, kalau sampai ia tahu pasti Orion akan dimarahinya. Luna selalu memperingati Orion agar ia tak menggunakan sihirnya didepan orang banyak, karena itu bisa menimbulkan masalah untuk mereka.

"Kita satu kelompok.'' Orion menggenggam tangan Luna. Reflek Luna langsung melepaskannya. Orion menatapnya malas, ia tahu kenapa alasan Luna melepaskan genggamannya, beberapa orang menatap kearah mereka.

"Ck, abaikan saja..'' Orion kesal.

"Tak bisa, ini tempat umum. Dan sekali lagi kuperingati, jangan sampai orang tahu kalau kita suami istri, bilang saja kita pacaran.'' Bisiknya kearah Rion.

Orion tak menjawabnya dan hanya mengalihkan pandangannya kearah lain.

Orion menjaga Luna seperti anjing yang sedang menjaga anaknya. Tiap kali ada laki-laki yang melirik atau ingin mengajak Luna memgobrol Orion langsung memelototi mereka satu persatu.

Silver Moon (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang