3. Pedagang Asli dan Pedagang Palsu

27.7K 1.2K 74
                                    

Tit tut tit tut.

Ponsel Adi berbunyi sesaat ketika dia baru masuk halamam rumahnya. "Sial," gumamnya sesaat setelah dia membaca isi dari SMS itu.

-Maas, ini ibu Dhani. Mas jangan lupa hubungi nomor ini kalau barangya udah ada ya Mas-

"Kenapa masalahnya jadi panjang begini," keluh Adi. Dia menyesal meladeni sekumpulan penumpang yang terhipnotis oleh sebuah celana dalam merah muda berenda. Apa mungkin celana dalam ini punya kekuatan mistis.  Adi segera membuang fikiran itu jauh-jauh. Ia takut apa yang difikirkannya malah menjadi nyata. Bayangkan saja bila benar, ketika Adi tidur_tiba-tiba celana dalam itu bergerak dengan sendirinya dan melayang-layang lalu memberikan terror ke keluarga Adi. Teror dari celana dalam merah muda berenda. Terlalu susah untuk dibayangkan. 

Adi kembali mengingat momen-momen saat dia turun dari bus di Terminal Bungurasi Surabaya tadi. Ada lima orang yang begitu antusias berbicara dengan Adi. Mereka terus mencercanya dengan pertanyaan seputar bisnis pusaka merah muda berenda itu. Lima orang itu antara lain. Pertama. Si pemuda biang kerok yang benar benar sok asik, mahluk sotoy seperti ini memang selalu menyusahkan mahluk normal seperti Adi. Kedua. Seorang bapak yang mengaku sayang banget sama putrinya sampai akan dihadiahi sempak. Adi sadar niat Sang Bapak memang mulia sekali, namun semakin lama adi memandang bapak itu, Adi mulai ragu_apa memang bapak ini sayang putrinya atau sayang dengan putri bapak-bapak yang lain (Ah sudahlah). Ketiga. Seorang Ibu pemilik toko.  Ibu pemilik toko baju ini sangat bersemangat untuk bekerjasama dengan Adi. Selain itu,  ada dua mahluk lagi. Sepasang muda-mudi yang sejak di bus ikut nimbrung dalam obrolan persempakan itu. Entah apa motif dan peran dari pasangan muda-mudi ini, karena mereka hanya mengiyakan dan manggut-manggut setiap mendengar pendapat yang keluar di tengah obrolan super penting ini, sesekali mereka berbisik dan tersenyum senyum sendiri.

Adi juga merasa aneh dengan muda mudi ini. "Kenapa mereka nggak ikut nawar barang daganganku," batin adi. Adi tiba-tiba terobsesi sendiri dengan sandiwaranya.

Akhirnya obrolan itu berhenti ketika ibu yang punya toko itu meminta nomor ponsel Adi agar bisa menghubunginya bila barang dari distributor sudah datang. Adi yang tidak bisa mengelak dengan legawa memberi tahu nomor ponselnya. Sang pemuda dan bapak-bapak yang ditolak Adi dengan alasan barangnya tidak bisa di beli perbiji akhirnya melakukan transaksi dengan ibu ibu tadi.  Sistemnya ibu itu membeli dari Adi secara grosir dan nanti pemuda dan bapak-bapak itu membeli eceran dari Sang Ibu. Setelah transaksi bodong itu selesai, merekapun pergi entah kemana. Untunglah, batin Adi

"Mas," suara cewek memanggil Adi. Ternyata Adi baru sadar pasangan muda-mudi ini masih berdiri di dekatnya, padahal ketiga pelanggan Adi sudah beranjak pergi dari tadi, eh lebih tepatnya pelanggan korban sandiwara Adi.

"Ya , kenapa mbak ?"

"Kami berdua siap jadi downliner Mas, nanti kami bantu cari downliner lebih banyak lagi. Sistemnya gini mas," Ada apa ini, batin Adi. Adi merasa pernah merasakan momen ini, momen dimana dia harus mendengar ocehan pria berjas hitam dan berdasi sambil meneriakinya dengan Yel yel super keras "APA ANDA INGIN KAYA?" 

"Eh bentar-bentar, ini maksudnya donwliner apaan?" Adi mencoba meluruskan.


"Kami jelaskan Mas, nanti mas jual barang kekami. Kami cari orang yang mau beli, begitu seterusnya seperti sistem piramida, karena ini bisnis ini celana dalam nanti kita bisa ganti istilah yang kita pakai, mungkin nama sistemnya jadi sistem segitiga celana dalam ," ujar cewek itu dengan semangat

"Ide pacarku bagus kan Mas ?" kata pasangannya.

"Ya nanti aku pikir dulu ya Mbak, Mas" jawab Adi. Ternyata entrepreneur university yang menjadi slogan kampusnya telah memakan korban.  Mungkin saking kreatifnya, celana dalampun akan disulap menjadi bisnis MLM.

Celana Dalam Merah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang