Terminal bus itu tak tampak terlalu ramai. Pedagang asongan hanya duduk-duduk di kursi-kursi terminal sambil mencari penumpang yang terlihat berpotensi membeli dagangannya. Kursi-kursi panjang itu terlihat lengang. Beberapa bus memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya walau penumpang belum terlihat penuh. Sudah satu jam Adi duduk termenung disana. Empat bus sudah terlewat namun belum tampak Adi akan beranjak dari tempak duduknya. Beberapa kenek bus yang menghampiri Adi untuk bertanya tujuan pemuda itu juga tampak menyerah karena Adi hanya menjawab dengan sebuh senyuman sambil menggelengkan kepalanya.
"Permisi mas? kosong?" Sapa seorang pemuda yang tampak mencurigakan. Adi memandangi keadaan sekitar, hampir semua kursi di terminal itu kosong. Kenapa Pemuda ini malah duduk di dekatnya. "Aku boleh duduk di sini, Mas?" tanya pemuda itu kembali. Adi mengangguk canggung. Adi sedang malas bertegur sapa sehingga dia memilih untuk mencoba tidak membuka pembicaraan kepada pemuda yang duduk di sampingnya.
"Bang, Roti," panggil Adi kepada penjual asongan yang baru saja melewatinya.
"Ya Mas" sahut penjual asongan itu. "Mau rasa apa Mas?"
"Strawberi dua sama kacang hijaunya satu ya Bang," Adi mengeluarkan dompet dari tas ransel yang dibawanya. Namun tiba-tiba pemuda di sampingnya menghalangi Adi dan memberikan uang 50 ribu kepada si pedagang asongan.
"Pake uang aku dulu aja Mas. Bang, aku roti coklatnya lima ya," Adi hanya melongo melihat tingkah pemuda yang bahkan tak dia kenal itu. Alih-alih senang Adi malah merasa pemuda ini punya maksud tesembunyi. Apakah pemuda itu penyuka sesama jenis yang berusaha mengoda Adi dengan berbatang-batang Roti.
"Enggak usah Mas aku bayar sendiri aja," Adi mencoba menolak niat baik tak beralasan pemuda itu.
"Enggak apa-apa Mas, sekalian aku mau memecah uang untuk bayar bus nanti. Kalau aku beli Cuma 5 biji aja pasti enggak ada kembalian kan Bang?" kata Pemuda itu kepada pedagang. Pedagang itu mengangguk setuju, entah setuju dengan pendapat si pemuda itu atau hanya senang karena rotinya akhirnya terjual juga.
Adi semakin curiga dengan tingkah sang pemuda dengan sang pedangang. Jangan-jangan mereka saling mengenal dan mencoba menjebaknya. Jangan-jangan di dalam Roti ini ada obat tidur yang akan membuat dirinya pingsan lalu hal yang tidak diinginkan bisa terjadi. Adi terlalu banyak berkhayal sampai tidak tahu si pedagang sudah pergi meninggalkan mereka berdua, hanya sang pemuda yang sedang duduk sambil membawa dua bungkusan yang berisi Roti.
"Sini mas duduk, ini rotinya ada di aku," kata pemuda itu, Entah kenapa walau berbicara normal namun ucapan sang pemuda terdengar menjijik oleh Adi. Adi tak menyahut, dia hanya duduk lalu mengambil roti yang dibawa si pemuda itu.
"Makin sekarang makin susah ya mas cari kerja," kata sang pemuda. Kerja? Kenapa si pemuda ini berbicara tentang kerja. Jangan-jangan aku akan direkrut menjadi pekerja yang tidak-tidak, Adi terus berfikr negatif tentang pemuda itu.
"Aku masih belum tahu kerasnya dunia nyata mas, saya masih kuliah jadi masih disuapin orang tua," jawab Adi jujur. Adi bingung kenapa dia harus menanggapi omongan si pemuda itu dengan serius.
"Sebenarnya kalau ada kemauan segalanya gampang mas, enggak terlalu susah kok nyari uang," Pemuda itu menyantap Roti yang dibelinya tadi, Adi memilih untuk mamasukan Roti kedalam tasnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Gaya hidup sekarang sudah berbeda mas, semua serba kekinian dan harus bergaya. Jadi kalau pintar memanfaatkan peluang hal itu bisa jadi peluang bisnis," lanjut Pemuda itu. Kini Adi sedikit menyesal tidak segera pergi menaiki bus dari tadi. Saat dibutuhkan tak tampak satupun bus yang menuju surabaya.
"Menurut Mas? Mbak itu pake celana dalam atau enggak?" tanya Sang pemuda. Adi tersedak oleh air liurnya sendiri. Sudah dia duga pemuda ini salah satu penjahat kelamin. Pemuda macam apa yang membicarakan celana dalam dengan orang yang baru ditemuinya. Adi merasa De Javu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Celana Dalam Merah Muda
HumorCelana Dalam? Sebuah penemuan manusia yang kini mungkin berubah menjadi salah satu pusaka keramat yang identik dengan hal-hal yang tabu. Bagaimana jadinya bila seorang mahasiswa baru menemukan segempok celana dalam dalam bungkusan plastik yang t...