11. Maafkan Aku Sayang Aku Benar Benar Khilaf

13.2K 578 17
                                    

Matahari sudah mulai meninggalakan tahtanya, hingga saatnya nanti gelap yang bertugas menjaga malam. Puluhan mahasiswa keluar dari kelas yang sama, dengan semangat yang sudah habis tersedot oleh kuliah 5 SKS non stop. Tampak dua pemuda ikut keluar dari kelas itu, Adi yang terlihat banyak melamun dan Febri yang kehabisan tenaga gara gara harus diam dan menutup mulut selama 5 SKS tanpa boleh cerewet seperti biasanya kecuali kalau dia rela di usir keluar oleh dua dosen killer yang mengisi mata kuliah selama 5 sks itu secara bergantian.

"Capek banget Beb." Kata Febri ke Adi yang sedang tidak fokus dan fikirannya melayang kemana mana.

"Adiii kok diem aja sih" Jutek Febri, Adi yang kaget langsung tersadar dari lamunannya.

"Ah, iya , Ga ada Feb"Jawab Adi, walau sebenarnya dia sedang memikirkan kejadian tadi siang dengan Rosa.

Rosa sedang berdiri sendiri di dekat tangga, Akses satu satunya untuk keluar dari gedung itu, dia sedang memantau satu demi satu orang yang turun ke lantai satu, beberapa mahasiswa yang lewat kadang kadang mencuri pandang, ada yang melihat Rosa gara gara kejadian tadi siang,atau sekedar memanjakan Mata mereka dengan melihat Gadis cantik setelah seharian melihat slide slide yang berisi kata kata yang harus di hafalkan. Setelah Hampir 1 jam lebih berdiri di sana, akhirnya Rosa melihat seorang yang sedang di tunggunya, seorang yang bertengkar dengannya Siang tadi, Adi sedang berjalan berdua dengan Febri.

"Adinata ?" Panggil Rosa, Adi sudah melihat Rosa dari kejauhan, dan dia tahu gadis itu sedang menunggu dirinya. 

"Heiii Heiiii ngapain lagi kamu nenek lampir" Kata Febri berdiri diantara Rosa dan Adi, mencoba menghalangi kedua Mantan sejoli itu, Febri masih kesal gara gara di lempar ponsel tadi siang, walau tidak mengenai dirnya dan malah menganai pintu, tapi niat jahatnya saja sudah cukup membuat Febri kesal. 

Febri menaruh tangannya di pinggang sambil membusungkan dada seperti sedang mengajak berkelahi ala Smackdown, Badan Febri semakin Maju mendekati badan Rosa seolah menyuruh Rosa menjauh. Rosa tak seagresif tadi siang, dia tidak melawan atau menantang Febri dengan kata kata, kini Rosa malah seperti gadis biasanya, terlihat wajah Rosa sedang menyimpan kesedihan.

"Sudah Feb, udah" Kata Adi menarik badang Febri pelan agar tak lebih jauh mendorong Rosa yang terlihat agak ketakutan.

"Ihh kamu belain dia dari pada febri" Febri melihat Adi kesal.

"Bukan gitu Feb" Kata Adi pelan takut Febri tambah tersinggung.

"Kecewa aku sama aku beb, aku udah bela belain kamu, tapi kamu gini" Wajah Febri terlihat tambah kesal.

"Kasih dia kesempatan ngomong dulu" Adi mencoba bersikap adil, dan tidak memperuncing masalah, karena dia cukup tahu sikap Rosa. Rosa adalah Gadis yang keras, walau kejadian tadi siang itu kejadian pertama yang pernah Adi lihat dan Rosa dulu tidak pernah sekasar begitu. selain itu adi tahu, Rosa adalah gadis yang selalu merengek minta maaf, setelah melakukan kesalahan , marah dengan sendirinya dan memainta maaf dengan sendirinya sehingga Adi tak terlalu heran melihat Rosa menunggunya disana.

"Buat apa, lihat tadi sikapanya sama kita" Febri masih marah.

"Aku traktir mie Pedes" Adi mencoba merayu Febri dengan makanan

"Kamu mau nyogok aku, aku ini dengan tulus hati bela kamu Di, kamu sekarang malah coba melupakan kejadian itu dengan makanan" Wajah Febri terlihat Kecewa. melihat respon Febri dai hanya mengangkat pundak seolah berkata "Terserah kamu kalau ga mau"

"Plus milkshake sama toping siomay juga ga ?" Kata Febri namun wajahnya masih terlihat setengah kesal.

"Iya sama mienya 2 porsi" Lanjut adi melihat perubahan sikap Febri.

Celana Dalam Merah MudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang