Taman ini seolah-olah menjadi tempat favorit baru bagi Adi. Bila tidak ada kuliah sore ia selalu menyempatkan dirinya untuk bermain bersama anak-anak kompleks di taman ini. Keceriaan makhluk-makhluk mungil itu memang sangat menular, tawa mereka yang tak dibuat-buat, rasa penasaran mereka yang tinggi dan senyum mereka yang selalu membuat Adi merasa ikut bahagia. Terlepas dari itu, hadirnya Adi di taman itu sangat meringankan beban ibu-ibu di sana, karena selain anak-anak mereka befokus kepada Adi, kisah-kisah yang diceritakan Adi juga berdampak positif untuk anak-anak itu. Mereka menjadi lebih patuh kepada orang tua namun anak-anak tetaplah anak-anak. Obsesi mereka terhadap Adi lama-lama semakin menjadi-jadi.
"Mas Adi, kalau nikah mau pakai adat jawa atau adat sunda?" Gadis kecil bernama Dini itu melihat Adi serius, sedangkan Yuna rival abadi Dini sedang menunggu giliran untuk melancarkan serangan. Kedua gadis kecil itu duduk menghimpit Adi. Yuna di sebelah kiri dan Dini di sebelah kanan. Bangku taman yang terbuat dari besi itu seolah menjadi medan pertempuran dua gadis yang bahkan belum bisa membedakan mana lipstik mana permen lolipop.
Wajah Yuna berubah sinis, seolah-olah pertanyaan Dini sangat tidak berkelas. "Ih dasar ndeso, Mas Adi pasti milih cara eropa dong. Hari gini masih aja kampungan," Adi bahkan tak bisa berkata apa-apa mendengar perdebatan kedua gadis kecil itu. Dia takut salah bicara dan terkesan memihak.
"Hello Yuna! Ingat ya kita ini harus melestarikan budaya bangsa. Kamu lupa apa kata bu guru. Kita harus cinta rupiah biar dollar meraja lela." Dini tak mau kalah, entah kenapa perdebatan kedua gadis ini lebih berkelas daripada perdebatan buzzer cagub di twitter.
Yuna berdiri karena kesal, ia menggerak-gerakkan tangannya centil, "Eh Dini sayang, aku ini sudah go internasional."
"Aku juga go internasional kok, aku sudah bisa nebak nama-nama negara," kata Dini tak mau kalah.
"Aku juga bisa," tantang Yuna.
"Ayo kita buktikan siapa yang lebih go international. Kita main game tebak nama negara di hape mamaku," Dini mengibarkan bendera perang.
"Siapa takut! Ayo. Yang menang boleh memilih adat apa yang digunakan Mas Adi untuk menikahi kita," kata Yuna lugas.
"Siapa takut," Dini dan Yuna lalu berlari menuju ibu mereka yang sedang duduk di kejauhan. Adi hanya bisa tersenyum melihat tingkah dua gadis kecil itu. Kadang Adi merasa tersindir, kepolosan mereka membuat mereka berani melakukan apa yang mereka suka. Ketika sedih mereka menangis, ketika senang mereka tertawa. Hal sederhana yang tidak bisa orang dewasa lakukan.
"Dek Adi tambah sering datang kesini sekarang," sapa seorang ibu muda berumur 30-an. Adi terlihat kaget, tak biasanya Tante Poni menyapanya saat anak-anak masih sibuk bermain seperti sekarang. Tante Poni biasanya menyapanya saat anak-anak itu akan pulang kerumah masih-masing.
"Ya tante, kebetulan jam kuliah lebih banyak pagi dan siang jadi sore bisa bermain dengan anak-anak disini." Jawab Adi agak grogi. Apalagi Tante Poni memutuskan untuk duduk di samping Adi. Adi bisa mencium parfum Tante Poni yang baunya mirip aroma gadis-gadis muda. Dibandingkan ibu-ibu yang lain tante Poni bisa dibilang agak berani dalam berpakaian, bajunya selalu ketat dan wajahnya selalu dilapisi make up tipis. Yang Adi tahu Poni bukanlah nama aslinya namun karena janda muda ini selalu membuat poni di rambutnya-membuat warga sekitar memanggilnya tante Poni.
"Biasanya Dek Adi ngelamun apa?" tanya tante Poni.
Adi tersedak mendengar pertanyaan tante Poni. "Ngelamun?" jawab Adi tak berdosa.
Tante Poni memandang Adi seolah-olah dia tahu semua yang dilakukan Adi. "Tante tahu Dek Adi sering ngelamun belakangan ini, masalah cinta? Masalah kuliah? Atau" tante Poni menunggu tanggapan Adi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Celana Dalam Merah Muda
HumorCelana Dalam? Sebuah penemuan manusia yang kini mungkin berubah menjadi salah satu pusaka keramat yang identik dengan hal-hal yang tabu. Bagaimana jadinya bila seorang mahasiswa baru menemukan segempok celana dalam dalam bungkusan plastik yang t...