"Aku hanya mengajaknya berbisnis saja," belum sempat Adi menuntaskan ucapannya David langsung memotong ucapan Adi.
"Berbisnis macam apa! Aku bisa lihat tatapanmu yang menggoda pacarku," Suara David cukup keras sehingga orang lain bisa mendengarnya. "Kamu jangan temui pacarku lagi. Baik itu sengaja ataupun tidak sengaja. Menjauh dari dia walaupun kamu harus berpapasan dengannya mengerti!" David menarik kerah Adi. Badan David yang besar membuat mahasiswa lain enggan melerai mereka.
Saat david melepas kerah baju Adi, Adi lalu tersenyum. "Aku tidak janji," kata Adi jujur.
Duk! Tangan David memukul dinding di samping kepala Adi. Mahasiswa yang berkumpul melihat mereka banyak yang menjerit kaget. Mereka kini sudah bersiap melerai kalau tindakan mereka berdua terlalu jauh.
"Cowok pengecut seperti kamu bisa-bisanya sok berani seperti ini! Kamu sudah bosan hidup?" tanya David dengan wajah yang sudah merah padam. Kata-katanya penuh emosi. Ia seperti siap menghajar apapun yang ada di depannya. Adi mengatur nafasnya, ia mencoba berani namun bayang-bayang masa lalu kembali menghinggapi dirinya. Ia membayangkan darah, badannya terasa lemas walau wajahnya masih tetap tenang. Mungkin dengan sedikit dorongan saja Adi bisa terkulai di tanah namun beruntung ia bisa bersandar pada tembok di belakangnya.
"Mas sudah mas!" kata seorang teman kelas Adi, ia sedikit takut. David langsung menoleh marah, teman Adi itu kembali bungkam. Teman Adi menoleh mencari bantuan tapi ia tidak melihat orang yang ia kenal.
"Sekali lagi aku tekankan. Jangan pernah menemui Friska lagi!" Adi masih tersenyum mendengar ancaman David. David makin geram. Kedua tangannya mengepal.
Di suatu sudut di kantin. Tak jauh dari tempat Adi dan David berdebat. Febri dan Halimah sedang makan bersama. Kedua sejoli itu tampak terusik dengan orang-orang yang berlarian ke depan gedung Fisip. Febri yang penasaran akhirnya mengajak Halimah untuk melihat. Febri tak biasanya sepenasaran itu tapi ia merasa tidak nyaman dengan keributan yang membuat orang berdatangan kesana.
"Ada apa ya Mas?" tanya Halimah ikut bersama Febri.
"Tidak tahu juga sayang. Aku khawatir aja kalau ternyata ada apa-apa. Mungkin saja ada hubungannya dengan Adi," kata Febri. Entah kenapa Febri memikirkan Adi. Halimah melihat kekhawatiran di wajah Febri, gadis itu tersenyum. Ia senang kekasihnya masih sangat peduli dengan sehabatnya.
***
Sebuah tangan mengepal. Bersiap meluncur menuju wajah Adi. Adi menarik nafas. Ia bersiap untuk menangkisnya namun apa yang dia fikirkan tidak sejalan dengan gerak tubuhnya. Ia hanya terdiam melihat tangan keras itu meluncur menghantam wajahnya. Dumm... pukulan keras mendarat di pipi Adi. Adi masih berdiri tegak. Orang yang melihat mulai bergerak membantu melerai.
Febri terperanjat. Ia melihat sebuah pukulan mendarat pada wajah sahabatnya. Emosinya mendidih. Ia bersiap menyerbu menghajar pria yang menyentuh Adi, ia berjanji akan menghajar pemuda itu sampai pingsan. Halimah panik.
Pukulan kedua tampaknya langsung diluncurkan David tanpa jeda. Febri sudah berlari menerjang. Sebuah tubuh mungil meloncat di antara David dan Adi. Dery bermaksud menghalagi pukulan itu dengan tubuhnya sambil berteriak keras. Ia menutup mata pasrah, " Berhenti!" Gadis itu berteriak sekuat tenaga. Tangan itu tak bisa di tahan, pukulan David meluncur mengarah menuju wajah Dery namun beruntung mahasiswa lain berhasil menarik David sehingga pukulan itu akhirnya meleset. Febri yang belum sampai di tempat Adi dan David terdiam mematung. Adi sudah terselamatkan.
Adi tersenyum. Entah apa maksud dari senyum itu. Pemuda itu lalu mengambil tasnya yang ada di tangga di dekatnya. Ia lalu memagang tangan Dery. Dery yang masih menutup mata-kaget karena tidak melihat apa yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Celana Dalam Merah Muda
HumorCelana Dalam? Sebuah penemuan manusia yang kini mungkin berubah menjadi salah satu pusaka keramat yang identik dengan hal-hal yang tabu. Bagaimana jadinya bila seorang mahasiswa baru menemukan segempok celana dalam dalam bungkusan plastik yang t...