Gadis itu tak tau apapun, tentang politik ataupun kekuasaan, gadis itu tak tau apapun... tentang ketamakan dan intrik jahat, gadis itu tak tau apapun tentang istana yang selama ini di pandangnya sebagai tempat yang indah
Namun saat ia mulai mengerti, gadis itu mulai merasakan betapa menakutkannya istana yang membuatnya perlahan mulai terkecik ketika berada di dalamnya, membuat nafasnya tersenggal setiap kali mencoba untuk bernafas, membuatnya merasa mual ketika setiap kali berusaha untuk memahami, istana yang menurutnya begitu indah berubah menjadi tempat yang paling di bencinya
****
Cho hwa young berusia 10 tahun ketika pertama kali ayahnya membawanya masuk kedalam istana menjadi seorang putri mahkota, ia ak mengerti apapun kecuali tentang hidup di istana bersama putra mahkota, bagi gadis kecil polos sepertinya tak ada yang aneh saat sang ayah menyeretnya masuk ke tempat yang di pandangnya indah dan hangat
Dan kini.. 10 tahun berlalu, ia masih sangat muda yakni 20 tahun saat di nobatkan sebagai permaisuri mendampingi putra mahkota kala itu naik tahta mengantikan raja yang meninggal karena sebuah penyakit, muda memang tapi istana mengubah cara pandang mudanya menjadi lebih matang, intrik, politik, kekuasaan dan mengendalikan orang - orang agar memihak klan keluarganya, ia mulai akrab dengan itu semua
Gadis polos dengan senyum bak malaikat itu, kini tumbuh menjadi seorang gadis muda yang kejam, menakutkan dan dingin dari luar, pandangannya tajam mengancam, ia bak harimau yang siap menerkam siapa saja yang berkhianat pada klan keluarganya atau menentang semua perintahnya ataupun mengusik kedudukannya, gadis muda dengan kemampuan yang tak semuda usianya
****
TAP... TAP.. TAP... langkah memburu beberapa orang nampak terdengar di sepanjang lorong istana barat, debu - debu berterbangan ketika sepatu - sepatu kulit mereka melangkah di tanah dengan tergesa
Beberapa orang yang mengenakan jogeori [ atasan] hijau tua dengan pita merah menjulur nampak membantu seorang gadis yang tak kalah tergesa membenahi hiasan rambutnya, beberapa lainnya nampak tak kalah sibuk merapikan hanbok gadis tersebut
Langkahnya terhenti ketika ia berada di depan sebuah pintu besar berwarna merah tua, suara musik traditional nampak terdengar dari luar, gadis itu terlihat mengatur nafasnya yang terenggah - enggah
" mama..." seorang wanita paruh baya nampak maju selangkah dan menancapkan binyeo ke rambut gadis itu
" aku siap " gadis itu berkata pada wanita paruh baya tersebut
" JUNGJEON - MAMA DATANG " suara lantang pengawal istana tersebut nampak menghentikan semua kegiatan yang ada di balik pintu tersebut
Pandangan mereka tertuju pada pintu besar yang sekarang membuka, seorang gadis muda nan cantik Nampak keluar dari sana, dangui [ atasan] berwarna merah jambu agak keunguan dipadukan dengan seuran chima [ rok ] berwarna scarlet membuatnya terlihat anggun, wajahnya yang lembut namun terlihat datar dan dingin itu memancarkan kharisma seorang ratu yang berwibawa
Semua yang ada disana nampak menoleh kearah pintu, para pejabat istana, dayang dan yang lain nampak membungkuk menyambut kedatangan gadis paling berkuasa ke - 3 di negeri ini, gadis itu berjalan dengan sangat anggun dan lembut, kecantikannya tak diragukan lagi, sebagai ratu negeri ini gadis itu di nilai sangat pantas, dialah.. cho hwa young, si ratu es, begitu biasanya para selir menyebutnya, ratu yang kejam, begitu para pejabat memberinya julukan, tidak ada julukan yang bagus yang di sematkan untuknya dari semua orang yang pernah berurusan dengannya, para penghuni istana seakan tak bersahabat dengannya
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Historical Fiction" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...