Disebuah desa yang jauh dari ibu kota, disebuah rumah, nampak seorang gadis tengah menjahit, jari jemari lentiknya bagai menari memasukkan dan menarik jarum dari kain tersebut, wajahnya yang merona tak menampakkan jika ia adalah gadis miskin dengan rumah yang begitu sederhana
" inyoung – a " seorang wanita paruh baya nampak memanggilnya dari luar rumah
Gadis itu meletakkan pekerjaannya dan melihat siapa yang memanggilnya tersebut
" bibi ? ada perlu apa ?" tanya gadis itu
" seseorang mencarimu " wanita itu nampak menoleh ke arah 2 orang pemuda yang berdiri di belakangnya tersebut
Gadis itu nampak memandang ke arah mereka berdua, Gadis itu kemudian mempersilahkan dua orang tersebut masuk kedalam rumah
" tunggu sebentar akan kusediakan teh " kata gadis itu seraya berjalan ke dapur
Beberapa saat kemudian ia kembali dengan dua buah cangkir teh di nampan, sebuah pisau kecil nampak terselib di balik nampannya
Ia meletakkan nampannya dan menarik pisau kecilnya dengan cepat
" kalian darimana ?" tanya inyoung mengacungkan pisaunya
" kami adalah perwakilan resmi dari istana nona jang " pemuda itu Nampak mundur sejenak
" istana ? apa raja yang mengutus kalian ?" selidik inyoung penuh waspada
" bukan nona, permaisuri yang mengutus kami " seorang pria paruh baya nampak menjelaskan, pria itu juga menyerahkan gulungan pada gadis itu
Gadis itu adalah jang inyoung, gadis yang hampir menjadi ratu sebelum tragedi menimpa keluarganya dan memaksanya menjadi budak di tempat yang jauh,
Ia selalu waspada ketika mendengar kata istana karena berkali – kali ada yang berniat membunuhnya oleh sebab itu ia selalu berpindah – pindah tempat dan bersembunyi sejauh mungkin dari ibukota
" apa surat ini asli ?" in young nampak menutup gulungan tersebut
" asli nona, jungjeon – mama sendiri yang menulis surat tersebut "
" jadi... ratu kalian memintaku masuk kedalam istana dan menjadi selir ? hahh ? apa dia bercanda ? aku adalah seorang budak "
" nona, ratu akan membebaskan anda dan mengembalikan status kebangsawanan keluarga anda ketika anda menerima tawaran ini "
" lalu... apa aku harus mengabdi pada ratu sebagai rasa terima kasihku ? hah.. lupakan... aku menolaknya " inyoung melempar gulungan tersebut dengan kesal
" nona... sebaiknya anda memikirkan tawaran ini, ratu berbaik hati untuk membebaskan anda, nona "
" baik hati ? ratu itu... keluarganya – lah yang membuatku menderita bagaimana bisa kalian mengatakan ratu baik hati, katakan padanya aku menolaknya !!!"
Inyoung mengusir kedua utusan itu dari rumahnya,
" selir ? apa dia sudah gila... selir " inyoung nampak mengemasi barang – barangnya karena posisinya sudah di ketahui, ia selalu saja berpindah tempat ketika seseorang mengetahui keberadaanya
Ia kemudian melarikan diri melalui pintu belakang rumahnya, ia berlari menuju dermaga, namun tiba – tiba ia berhenti dan berbalik, memandang ke arah rumahnya, sepertinya ia punya pikiran lain
Inyoung kembali kerumahnya dan mendapati dua orang utusan ratu itu masih duduk disana, inyoung menatap mereka dan kemudian berjalan menghampiri mereka
" berikan pada jungjeon – mama... aku memberikan balasanya" inyoung menyerahkan gulungan tersebut sebagai balasannya
Kedua utusan itu nampak sumringah dan bisakembali keistana dengan beban yang terangkat
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Fiksi Sejarah" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...