Diluar raja masih saja terlihat senang , ia terkekeh tanpa henti
"jeonha... bagaimana anda bisa membuat lelucon seperti itu ?" Tanya kasim han
"aku hanya ingin mengoda jung jeon saja, apa kau lihat ekspresinya ? wajahnya yang datar itu tiba – tiba saja menegang, hahahahahaha bagaimana bisa dia lengah dan tidak menaruh curiga pada musuhnya" raja terkekeh nampak puas
"jeonha.... "
"sepertinya aku berhasil membuatnya kesal, hahhh menyenangkan sekali " kata raja seraya berjalan dengan langkah ringan " hahh udara pagi ini sungguh indah, aku suka.. aku suka "
Di kediamanya ratu tengah bersiap berganti baju di bantu para dayangnya ia merasa lebih baik setelah beristirahat
" Kenapa yang mulia tertawa ?!" Tanya dayang min " apa ada sesuatu yang menyenangkan?"
" Raja benar - benar kekanak - kanakan, haah bodohnya aku sempat percaya dengan perkataannya, aehh aku bodoh sekali terpancing dengan leluconnya "
" yee ?" dayang min nampak tak mengerti
" Mama... Tapi hamba juga cemas jika yang mulia... " Dayang jo tak meneruskan perkataannya, ekspresinya nampak cemas
" Baginda tidak akan melakukannya... Harga dirinya terlalu tinggi untuk menaruh racun di makananku "
" Mama "
"hahh.... Raja tidak akan membunuhku dengan cara rendahan seperti itu, aku mau memakai hiasan rambut yang itu " kata ratu menunjuk pada jepit giok
******
Hwa young sekarang berada di kediaman ibu suri agung untuk menikmati teh bunga
" apa kau sudah lebih baik jung jeon ?" Tanya ibu suri agung
" yeee.. halma – mama ... hamba sudah lebih baik "
" kau harus menjaga kondisimu jungjeon, sebagai ibu negeri ini kau tidak boleh lemah " ibu suri memberi nasehat
" hamba akan menyimpan nasehat daebi – mama [ibu suri ] di dalam hati "
" tapi.. bagaimana jungjeon bisa terkena flu ?" ibu suri Nampak curiga, bagaimana bisa seorang wanita yang tidak pernah terlihat keluar dari istananya bisa terkena flu di musim hujan
" heh " raja nampak menyeringai sebelum menyeruput tehnya,ia sepertinya sudah bisa menebaknya,
"jungjeon pasti kelelahan itulah kenapa dia sakit, usianya masih sangat muda tapi dia sudah bertanggung jawab dengan urusan istana dalam, sudahlah.. cobalah untuk mengerti hal itu daebi " ibu suri agung nampak membelanya
Hwa young tersenyum dan mengangkat kembali cangkirnya, daewang daebi –mama [ ibu suri agung] selalu menyelamatkannya di saat genting
" lalu... bagaimana dengan malam kalian bersama – sama ? hah... nenek tidak tahu lagi bagaimana membuat kalian untuk bersama, nenek tahu kalian masih muda tapi penerus itu juga di butuhkan " ibu suri agung mulai menasehati mereka
Mendengar ibu suri agung menyinggung hal itu, hwa young Nampak urung meminum tehnya, baginya, masalah malam pertama bagi mereka setelah memasuki masa kedewasaan adalah hal yang sensitive baginya
" jungjeon..." ibu suri nampak memegang tangannya dengan lembut " apa jungjeon takut melakukannya ?"
Mendengar hal itu raja tiba – tiba tersedak minumannya, ia terkejut mendengar ucapan sang ibu yang tiba – tiba tersebut
" jusang... apa anda baik – baik saja ?" ibu suri nampak kuatir karena lee sun tiba – tiba tersedak
Dayang istana nampak memberikan raja sapu tangan untuk membersihkan bajunya yang basah terkena tumpahan teh yang di keluarkannya
" baiklah.. aku akan mengundang saman datang dan menghitung hari baik kalian, kali ini... tolong lakukan dengan benar, nenek sudah tua, melihat cucu lahir sebelum meninggal pasti bahagia "
" daewang daebi – mama " ibu suri nampak sedih, hwa young juga menatap sedih ke arah ibu suri agung
" halma – mama... anda masih bisa hidup lebih lama lagi... jangan mengatakan hal seperti itu " kata hwa young
Tak berapa lama kemudian, seorang peramal istana nampak masuk kedalam kediaman ibu suri agung, peramal itu nampak memeriksa catatan dari raja dan ratu, dan setelah itu menuliskan sesuatu di kertas berwarna kuning
" hari baik mereka jatuh pada bulan ini daewang daebi – mama , selamat " kata peramal tersebut seraya menyerahkan kertas yang di tulisnya
" aaa..." ibu suri agung nampak mengamati sambil mengangguk – angguk pelan " besok ? terlalu cepat untuk membuat persiapannya, baiklah... bagus sekali... kalian dengar bukan, nenek harap tidak lagi ada hal macam – macam yang kalian gunakan sebagai alasan, mengerti "
" yee... halma – mama " raja dan ratu nampak kompak menjawab dan kemudian saling bertatapan
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Ficción histórica" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...