Mereka nampak kembali ke istana, dalam perjalanan raja mengutuki dirinya sendiri, ia menyesal kenapa tidak bisa melihat sisi lain dari hwa young yang begitu peduli dan baik
Raja mulai mengingat kembali setiap sindiran hwa young padanya tentang apa yang tidak raja lakukan
" heeh " raja tersenyum " itu bukan sindiran tapi nasehat, hah.. aku selalu berpikiran buruk tentangmu.. bagaimana bisa aku bersikap seperti itu" gumamnya
Raja nampak tersenyum , memandang langit yang begitu indah
***
Sore hari kelabu bagi istana, keadaan ibu suri agung semakin melemah dan tak sadarkan diri, hwa young yang di beritahu gun woo sesegera mungkin kembali ke istana
Sesampainya di istana hwa young bergegas menemui ibu suri agung
" halma – mama " hwa young memegang tangan ibu suri agung yang sudah melemah
" cucu nenek " kata ibu suri agung lemah
Raja, ibu suri nampak menyeka airmata mereka melihat ke adaan ibu suri agung yang kritis
" halma – mama bertahanlah... bertahanlah..."
" jaga dirimu... gadis nakal " kata sang ibu suri lemah
" halma – mama..."
Sang nenek nampak menyeka airmata hwa young, hwa young menangis kemudian mendekatkan bibirnya ketelinga ibu suri agung
" halma – mama... seorang seson akan lahir " bisiknya
Ibu suri agung nampak tersenyum dan memegang perut hwa young
" syukurlah...nenek bisa pergi dengan tenang " bisiknya lirih
Hwa young tak kuasa menahan tangisnya, tangan ibu suri agung nampak lunglai dan ibu suri agung memejamkan matanya untuk selamanya dengan senyum yang merekah di wajahnya
" halma – mama...." hwa young nampak emosional
" daewangdaebi – mama " ibu suri juga nampak sedih
" halma – mama " raja mendekat dan memegang tangan sang nenek
" halma – mama..." hwa young tersedu, raja memegang kedua bahu hwa young mencoba menenangkannya
" daewangdaebi – mama mangkat !!!!" pengumuman tentang meninggalnya sang mantan ratu di umumkan keseluruh negeri dan di tangisi oleh semua rakyat
Mendengar kabar tersebut inyoung nampak tersenyum tipis seraya menyeka airmatanya, airmata palsu yang mungkin mengucur dari matanya
" kesempatanku akan terbuka lebar sekarang, dewa.. benar – benar memihakku " gumamnya
***
Hwa young nampak masih bersedih di kediamannya, 3 hari kematian ibu suri agung masih meninggalkan kesedihan baginya, ia ingat bagaimana ibu suri agung memarahinya saat kecil, mengajarinya bahkan menemaninya tidur saat malam, kasih sayang yang tak di dapatnya ia dapatkan dari sang nenek
" mama... anda harus makan sesuatu... pikirkan juga kandungan anda " kata dayang jo
" kau benar... ambilkan bubur, aku harus makan sesuatu "
" siapkan bubur " kata dayang jo memerintahkan dayang min
Dayang min nampak mundur untuk membuatkan bubur sang ratu
" dayang jo... panggilkan hakim kim, aku harus tau perkembangannya "
" yee... mama "
Hwa young nampak berbaring kembali di tempat tidurnya, ia seakan tak punya tenaga untuk bergerak
Bubur siap begitu juga dengan gun woo yang sudah berada disana, Hwa young nampak memakan buburnya perlahan
" apa anda baik – baik saja yang mulia ?" tanya gun woo
" aku baik – baik saja, katakan padaku penyelidikanmu "
" itu... ini sangat rahasia yang mulia, hamba..." gun woo nampak terdiam sejenak, tapi kemudian ia teringat hakim kepala yang berbincang dengan ibu suri
" hamba akan melaporkannya yang mulia " kata gun woo
Gun woo mulai melaporkan jika mereka mencari orang – orang yang terlibat dulunya, para perampok dan pembunuh bayaran yang sekarang berada di ming, mereka juga mulai membaca catatan lama berhubungan dengan kasus tersebut dan mempelajari bukti yang di berikan selir agung pada pihak kejaksaan
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Ficción histórica" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...