Hwa young bukan tak membuat rencana, ia diam – diam juga sudah membuat rencana, bukan rencana untuk melawan tapi lebih rencana untuk bertahan, ia tidak mungkin menggunakan alasan kandungannya sebagai tameng karena itu hanya akan membahayakan anaknya kelak, malah..ia bermaksud menyembunyikan anaknya kelak jauh dari istana
" mama... kapten kang hoo disini " kata dayang jo
" masuklah " hwa young nampak merapikan buku – bukunya
Kang hoo menghadap dan memberi hormat pada hwa young
" katakan... apa kau membelinya ?"
" yee... mama " kang hoo menyerahkan sebuah bungkusan pada hwa young, bungkusan tersebut adalah obat herbal untuk menguatkan kandungannya, karena ia benar - benar kesulitan dalam kehamilan pertamanya, ia sering mual dan muntah serta lemas, hwa young tidak mungkin meminta tabib istana membuatkan obat untuknya
" ji hyun... suruh ji hyun sesekali datang dan memeriksaku " kata hwa young
" baik mama... mama... hamba akan menyampaikan sesuatu yang penting " kang hoo nampak sedikit mendekat ke arah hwa young dan berkata lirih
" kudeta ? ayahku ?" hwa young nampak terkejut " apa yang ayahku lakukan ... dia akan memperparah keadaan ... kasus ini pasti membuat mereka semua kebinggungan " gumamnya
" mama... sebaiknya anda tidak perlu terlibat lebih jauh, keselamatan calon anak raja lebih penting"
" kau benar... ayahku selalu gegabah tapi dia sangat pintar, beritahu hakim kim untuk membawa wool padaku "
" yee ?" kang hoo nampak terkejut " nona wool.. dia.."
" aku tau... lakukan saja "
Menjelang sore wool memasuki istana bersama gun woo, semua penghuni istana nampak terkejut melihat seorang gisaeng melangkahkan kaki melenggang santai di dalam istana,
" mereka semua menatapku " kata wool
" itu karena kau cantik... tapi tak akan secantik jungjeon – mama "
" tuan..."
wool nampak sampai di istana perak milik permaisuri dan menghadap sang ratu
" nona wool... apa kabar ?" tanya sang ratu ramah
" baik yang mulia, hamba sangat tersanjung karena anda mengundang hamba "
" apa yang kau katakan, kau juga temanku bagaimana mungkin aku tidak mengundang temanku"
Mereka lalu mengobrol, tentang ini dan itu dan tentu saja menyinggung tentang kontribusi moon yang secara tidak langsung menjadi mata – mata hwa young
***
Di kediaman ibu suri nampak inyoung tengah minum teh bersama ibu suri
" jadi... jungjeon mengundang seorang gisaeng ke kediamannya ? hah.. kenapa ratu mengundah gadis rendahan seperti itu ?" ibu suri tak habis pikir
" mungkin saja... ratu ingin mempelajari cara mengoda daebi – mama... maksud hamba .. itu..."
" aku mengerti, gadis malang itu ... selama ini raja terlalu dingin padanya, gadis itu bahkan mungkin sebentar lagi akan di turunkan dari posisinya tanpa meninggalkan pewaris "
Inyoung tersebut, inyoung memang tahu bagaimana mempengaruhi seseroang dengan senyum bak malaikatnya
" mungkin saja... hamba akan mengandung sebentar lagi mama... yang mulia mengunjungi hamba akhir – akhir ini " inyoung nampak tersipu malu
" bagus selir agung, seorang penerus tahta akan lahir dan membuat istana bergembira nantinya... haah.. di balik badai memang tersimpan pelangi yang indah "
" benar yang mulia "
Mereka berdua terlihat begitu akrab, dua orang yang berkoalisi demi kekuasaan ini menjadi satu untuk melawan hwa young dan trah keluarga cho yang mendominasi istana
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Ficción histórica" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...