Esok paginya hwa young nampak sudah bersiap untuk keluar istana, ia membawa beberapa makanan dan beberapa buku bacaan yang ia tulis sendiri
Seperti biasa mengendap – endap keluar tanpa sepengetahuan siapapun
Diam – diam raja mengikutinya dari jauh
" gadis itu... bagaimana jika dia terluka ketika melewati lubang kecil itu " gumam raja
" yang mulia "
Raja terus diam – diam mengikutinya melewati pasar, hwa young terlihat membeli banyak sayuran
Raja terus mengamati hwa young yang membawa begitu banyak sayuran, ia ingin membantu tapi tak bisa, lalu tiba – tiba datanglah gun woo yang membantu hwa young membawakan sayuran, dan mereka terlihat sangat akrab tertawa dan mengobrol bersama, bahkan hwa young nampak melemparkan pukulan kecil ke lengan gun woo
" ternyata dia juga tahu ?" tanya lee sun
Raja nampak cemburu melihat ke akraban tersebut
" bukankah seharusnya aku yang berada di sisinya " gumam lee sun
Lee sun dan kasim han nampak terus mengikuti hwa young sampai kerumah singgah, hwa young terlihat tengah memasak bersama orang – orang disana, orang – orang disana bahkan menari dan bernyanyi, hwa young nampak tertawa dengan lepas tak seperti di dalam istana yang selalu menampakkan wajah dingin dan datar
Seorang wanita paruh baya nampak menari dan mengajak hwa young menari bersama, gadis itu dengan malu – malu nampak ikut menari , lee sun yang melihat hal tersebut dari jauh nampak tersenyum
" dia penari yang buruk " gumamnya , ada gurat senyum geli di wajahnya
Cukup lama lee sun mengamati bahkan membuat kakinya pegal dan sesekali berjongkok, terlihat hwa young mulai membagikan makanan
" ayo " lee sun nampak berdiri dan ikut mengantri di barisan
Dan kini tiba giliran lee sun, ia menyodorkan mangkuknya
" yang.. yang.. yang mulia " hwa young nampak terkejut melihat suaminya berdiri di depannya
" berikan sedikit lebih banyak... aku sangat lapar " kata lee sun
Hwa young lalu mengobrol dengan lee sun di dalam rumah singgah
" silahkan di minum yang mulia " hwa young menyediakan teh dan duduk di depan lee sun
" lihatlah.. kau begitu jelek dengan hanbok itu... dimana pakaian sutramu ?"
" jeonha... itu.."
" jadi disini tempatmu membangun sekutu, dengan para petani disini ? apa kau merencanakan pemberontakan dengan memanfaatkan petani"
" jeonha.. apa anda mengikuti hamba ?" tanya hwa young
" benar... aku mengikutimu, aku begitu penasaran dan mengikutimu, kau keluar dari sebuah lubang kecil seperti kelinci, kau merusak tembok istana... aku akan menghukummu karena merusaknya " lee sun bersunggut – sunggut
" jeonha... itu karena..."
" sebagai hukumannya... kau harus selalu memberitahuku kegiatanmu.. kau tidak boleh keluar seorang diri.. bagaimana jika kau terluka, bagaimana jika kau sakit... " lee sun mulai mengomel lagi
" jeonha " hwa young nampak senang mendengar perhatian dari raja
Hwa young lalu memperkenalkan lee sun kepada para penghuni rumah singgah dan warga sekitar
" tuan ini.. dia.. tuan sa..." hwa young tak mengerti bagaimana menjelaskannya
" suaminya... aku suaminya " lee sun dengan cepat memotong ucapan hwa young
" oogg... ku kira suami nona cho adalah tuan kim " celetuk warga
" aigoo.. bukan seperti itu, aku adalah saudara jauh nona cho " kata gun woo menjelaskan
Raja nampak merenggut menatap hwa young, ia kesal dengan celetukan warga tersebut
" jadi selama ini kau tidak bilang bahwa aku suamimu ?" kata raja lirih
" maaf "
" suamimu begitu tampan tapi kau menyembunyikannya " gerutu lee sun
Hwa young nampak tersenyum kecut,
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Historical Fiction" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...