" hentikan !!! hentikan hukuman ini " suara lantang selir agung nampak terdengar, semua menoleh ke arah selir agung kecuali hwa young
Hwa young nampak terseyum sinis menyambut ke datangan selir agung
" hakim kepala jungjeon – mama tidak bersalah, aku membawa buktinya " kata selir agung, semua nampak terperangah
" bukti ? bukti apa itu selir agung ?" hakim kepala bertanya padanya
" tabib sang... katakan " sang selir agung menyuruh masuk seorang tabib berperawakan tua tersebut
Tabib tersebut nampak dengan takut – takut maju kedepan, sang tabib memandang ke arah selir agung kemudian memandang ke arah hakim, sang tabib tak berani menatap permaisuri
Tabib itu kemudian bersujud
" maafkan saya, ini semua salah saya... sa.. saya.. saya salah mendiaknosa dan mengatakan bahwa selir agung tengah mengandung "
Semua yang ada di sana nampak terkejut dan menemukan fakta bahwa selama ini selir agung tidak mengandung, hwa young nampaknya sudah tau akan hal itu, ia nampak mendengus
Tabib menjelaskan bahwa saat itu ia binggung saat mendiaknosa dan tidak tahu bahwa selir agung sebenarnya mengalami gangguan pencernaan makanya terus muntah dan lemas seperti tanda kehamilan
Hwa young nampak berdiri " haah.. kakiku pegal terus bersimpuh seperti itu " ia nampak santai berdiri
" hakim kepala, jungjeon – mama tidak bersalah jadi ini hanya kesalah pahaman saja" kata selir agung seolah membela permaisuri
" jadi..." permaisuri memandang tajam ke arah selir agung " tabib itu... kini harus menggantikanku untuk meminum racun ini... atau... mungkin.. seseorang ingin mencobanya lebih dulu "
Tabib sang nampak ketakutan, ia memandang selir agung penuh welas
" benar... tabib sang harus di hukum " kata selir agung tak punya cara lain
" yang mulia selir agung... hamba.." tabib sang ketakutan dan berusaha bicara kembali tapi dayang istana selir agung maju dan langsung mengambil mangkuk racun yang di bawa pengawal dan meminumkannya
Tabib meninggal setelah meneguk paksa racun tersebut, gadis perawat yang menyaksikannya nampak terkejut, ia memandang marah pada selir agung, ia ingat bagaimana sang paman di bunuh dan membuatnya seolah gantung diri, dan ia mengingat bagaimana dirinya juga hendak di bunuh
" bebaskan orang – orangku dan kalian semua.. akan membayar semuanya " kata hwa young seraya menatap tajam ke arah semua yang ada di sana
Semua langsung berlutut meminta ampun kecuali hakim kepala yang nampak tak tahu harus berbuat apa
" jungjeon – mama kami pantas mati, jungjeon – mama ampuni kami " mereka bersuara lantang bersujud meminta pengampunan
Hwa young memapah dayang jo yang nampak tertatih
" mama... hamba bisa jalan sendiri " kata dayang jo nampak terharu karena hwa young sendiri yang memapahnya
" diamlah jo sanggung... kau juga begini karena aku, jadi biarlah kini aku menjagamu "
" mama... terima kasih " dayang jo nampak terharu
Ketika melewati selir agung, hwa young nampak berhenti sejenak
" kau ingat kata – kataku bukan selir agung, camkan itu baik – baik karena balasan yang akan kau terima akan lebih menyakitkan , hah... balas dendam ? apa hanya ini kekuatanmu ? ku kira dunia luar yang keras akan membentukmu lebih cerdas dalam bertahan hidup, ternyata hanya cara yang menjijikkan yang bisa kau pelajari , awas !!! aku tidak akan menahan diri lagi " hwa young mengatakan itu dengan wajah yang dingin
Selir agung nampak marah, ia mengenggam erat kedua tangannya menahan emosinya memuncak
Hwa young kemudian pergi melewatinya
" aku bersumpah !! tidak akan ada lagi kedamaian di istana untuknya... aku bersumpah demi keluargaku, dia... akan membalas semuanya dengan lebih menyakitkan !!" selir agung nampak geram
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Ficción histórica" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...