Disebuah rumah bordil malam itu, terdengar suara musik yang tak pernah berhenti, suara tawa dan dentingan gelas nampak terdengar di sudut – sudut ruang sempit di rumah bordil tersebut
Di salah satu kamar, seorang pemuda nampak tengah meletakkan kepalanya di pangkuan seorang gisaeng muda yang sejak tadi tak henti menghisap cerutunya
" jadi... tuan muda , apa tuan muda tau siapa nama gadis itu ?" tanya gisaeng tersebut seraya menjauhkan cerutunya
" aku tidak tahu, aku tidak bertanya saat itu karena dia sangat tergesa, aku bahkan belum sempat meminta maaf padanya " pemuda itu nampak meraih kue di sampingnya dan memakannya
" tuan muda tertarik pada gadis itu ?"
" tertarik ? secepat itu ? apa itu mungkin ?" pemuda itu Nampak berhenti mengunyah sejenak
" itu dinamakan cinta pada pandangan pertama nauri... " gisaeng itu nampak tersenyum seraya menyentuh kepala pemuda itu
" haa ? benarkah ?" pemuda itu bangkit dari tidurnya dan duduk memandang gisaeng di depannya " apa hal itu mungkin ? aku ? jatuh cinta pada seorang gadis yang baru kutemui ? aaehh.. jangan bercanda "
" nauri mungkin tak menyadarinya, tapi sejak tadi anda selalu menyebutkan gadis itu dan gadis itu terus dalam cerita anda, selamat karena anda menemukan seseorang yang anda sukai... aehh.. aku cemburu " gadis itu menekuk kakinya membentuk huruf A
" benarkah ? aku jatuh cinta ?" pemuda itu masih tak mengerti tentang apa yang di rasakannya
" tuan terimalah perasaan tuan tersebut, mungkin itu bisa membuat tuan melupakannya "
Ekspresi gun woo langsung berubah muram, ia lalu tersenyum tipis " tidak semudah itu, setiap aku mengingatnya, hatiku masih terasa sangat sakit, tidak akan semudah itu untuk melupakanya"
Wool menatap pemuda tampan itu dalam dan menyentuh wajahnya
" Tuan muda....!!! Tuan muda kim gun woo!!!" Terdengar suara teriakan dari luar
"Oo.. Itu seperti suara go - bal " kata pemuda itu, ia lalu membuka pintu kamar gisaeng tadi
" Ada apa !!!" pemuda itu menampakkan dirinya
" Tu.. Tuan muda.. Tuan muda anda harus segera pulang, nyonya memberitahu saya bahwa tuan besar akan segera pulang " kata pelayannya tersebut nampak panik
" Apa ?!" Pemuda itu nampak panik dan segera mengemasi barang – barangnya " aku harus cepat pulang
Sebelum pergi ia mencium pipi gisaeng tadi dan meninggalkan beberapa keping uang untukknya
" aku akan kembali nanti, jangan habiskan kue itu.. mengerti "
Gisaeng itu nampak tersenyum dan kembali menghisap cerutunya
" Kenapa kau tidak bilang dari tadi.. Heehh jika ayahku memukuliku lagi maka aku akan memukulimu juga " pemuda itu mengomel sambil membenarkan letak topinya
" Tuan muda " pelayannya Nampak memelas
Pemuda itu adalah Kim Gun Woo, dia adalah seorang hakim muda dari provinsi, gun woo terlihat seperti pemuda yang malas dan hanya bisa berfoya – foya, baginya hal itu adalah tempat pelariannya, tak ada yang ia bisa lakukan karena semuanya sudah dikendalikan oleh sang ayah,
Bahkan sebagai hakim – pun ia tak bisa berbuat banyak, namun gun woo bukan orang jahat, dia sangat adil dalam memutuskan namun keadilan itu hanya untuk mereka yang berkuasa saja dan itu kadang membuat gun woo berpikir bahwa perannya sebagai hakim tak berguna karena semua keputusannya ayahnyalah yang mengendalikan
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Historical Fiction" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...