Sementara itu di dalam istana kekacauan terus terjadi, hwa young yang masih penuh darah setelah beberapa jam melahirkan nampak bangkit dan mengangkat pedangnya
" mama..."
" aku harus mengakhir semua ini " katanya
Hwa young keluar dari istananya dengan pedang dan baju yang berlumuran darah, ia nampak goyah dan terjatuh karena tubuhnya yang lemah, di depan istananya ia sudah di hadang para pengawal kerajaan yang segera menangkapnya
" tangkap para pemberontak !!!" mereka mengepung hwa young
Hwa young di bawa ke tengah – tengah balai hukuman bersama beberapa pemberontak lain, ia melihat mayat sang ayah terbujur kaku disana, airmatanya tak kuasa menetes
" ayah " gumamnya, hwa young menangis meratapi kematian sang ayah yang begitu tragis, hwa young ingat bagaimana sang ayah mulai menyerah saat hwa young berkata akan menyerahkan sang anak pada raja, namun kebimbangan para pengikutnya malah menjadi bumerang pagi sang ayah
" kami menangkap para pemberontak yang terlibat yang mulia " kata jendral
Raja terkejut karena mendapati hwa young berlutut disana berlumuran darah
" hwa young – a " gumamnya
Semua keluarga istana disana menyaksikan para pemberontak, inyoung tersenyum puas mendapati hwa young juga berada di antara para pemberontak
" jeonha... hamba menyaksikan jungjeon – mama mengangkat pedangnya dan menyerang pengawal istana di kediamannya " kata inyoung memberi kesaksian
" kata maksudmu ? menyerang ? hwa young... maksudku.. junjeon ?"
" mengerikan !!! jungjeon bahkan memberontak demi mendapatkan kekuasaan yang lebih tinggi lagi " kata ibu suri
" cepat bawa mereka semua kepenjara, mereka semua akan di adili besok " teriak hakim kepala
Hwa young nampak duduk tenang di penjara, ia tak terlihat cemas maupun takut, namun wajahnya masih nampak pucat karena baru saja melahirkan
" pengawal.. pengawal... tolong berikan jungjeon – mama obat... jungjeon – mama tengah sakit " kata dayang jo panik
" jo sanggung "
" mama... jungjeon – mama "
" aku baik – baik saja... aku mengkuatirkan anakku "
" mama " dayang jo nampak berlinangan airmata
Tengah malam raja nampak berkunjung, ia duduk di depan sel tahanan hwa young
" apa yang kau lakukan jungjeon.... apa yang kau lakukan " kata raja
Hwa young membuka matanya dan menatap raja di depannya
" jeonha "
" sudah kukatakan padamu dari awal... lalu bagaimana sekarang ? bagaimana aku harus bersikap sekarang, kau berjanji padaku akan meninggalkan ayahmu tapi apa yang aku lakukan "
" jeonha.. apa anda terluka ? apa anda baik – baik saja ?"
" katakan padaku... katakan padaku bahwa kau tidak terlibat maka aku akan percaya dan mengampunimu.. cepat katakan jungjeon "
Hwa young menggeleng pelan
" hamba terlibat yang mulia, hamba terlibat merencanakan perebutan tahta demi diri hamba dan demi kekuasaan klan hamba dan juga.. demi putra mahkota tentunya "
" jungjeon !!!!' raja berteriak
" hamba terlibat dalam semua rencana jahat ayah hamba, hamba terlibat dalam semua kejahatan dan tindakan semena – mena para pejabat yang korup "
" hentikan ... hentikan !!!!!"
" anda harus menghukum hamba yang mulia.. anda harus menegakkan keadilan !!!" hwa young berurai airmata, dayang jo dan kasim han yang melihat hal itupun tak kuasa untuk menahan emosi mereka
" mama..." dayang jo nampak kasihan pada ratu muda tersebut
" jungjeon – mama " kasim han tak kuasa membendung tangis
" kenapa kau begitu keras kepala jungjeon, kenapa ?!! apa istana ini begitu mencekikmu.. apa aku tidak berharga untukmu ? baik.. menurut hukum kau akan di hukum untuk minum racun besok... kau akan pergi dan itu membuatku terluka... apa kau tidak tahu akan hal itu jungjeon !! aku mencintaimu !!! aku sangat mencintaimu !!!!"
" jeonha..maafkan hamba "
Raja berdiri dan menyeka airmatanya " baiklah.. jika memang kau terlibat dalam semua ini... kau akan mendapatkan hukumanmu besok, katakan padaku.. dimana putra mahkota sekarang "
" hamba tidak tahu yang mulia "
" jungjeon... apa kau juga menyembunyikan anak itu dariku, katakan padaku "
" jeonha..."
" jungjeon !!!! baik... akan kucari putra mahkota, dan kau akan mendapatkan hukumanmu besok" raja menahan amarahnya
" jeonha.. ijinkan hamba untuk memberi hormat terakhir kalinya " hwa young nampak menata bajunya lalu merapatkan kedua tangannya dan memberi hormat secara formal pada raja
Raja tak kuasa membendung tangisnya, ia begitu sedih akan nasib mereka yang memilukan ini, di saat kebahagian mulai datang selalu ada badai yang membentang
Lee sun ingat bagaimana hwa young pertama kali memasuki istana dan bertemu dirinya, hwa young begitu ceria dan polos, hwa young bahkan sangat cenggeng dan sering berbuat kesalahan
Mengingat hal itu hati lee sun bertambah sakit , ingin rasanya ia berteriak dan membawa hwa young pergi dari sana, pergi dari istana keluar dari semua masalah dan hidup bahagia bersama
Ia adalah seorang raja yang lemah yang tak bisa menyelamatkan orang yang berharga baginya, hatinya terkoyak melihat hwa young begitu menderita di depannya
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Ficción histórica" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...