Hwa young nampak duduk bersila di penjara, tak ada pakaian indah dan hiasan rambut indah di tubuhnya, ia hanya mengenakan baju putih polos dan rambut yang terurai
" apa anda butuh sesuatu yang mulia ?" tanya kang hoo yang duduk di depa sel penjaranya
" eemm " hwa young nampak berpikir " ambilkan baduk dan beberapa buku ceritaku, mintalah jo sanggung untuk membawakan dupa aromaku, disini baunya sangat lembab kepala sangat pusing mencium aromanya "
" baiklah, yang mulia "
" anda tidak bisa melakukannya yang mulia " tiba – tiba hakim kepala menyela
Kang hoo segera berdiri dan memberi hormat pada hakim kepala
" kenapa aku tidak bisa melakukannya ?" tanya hwa young
" anda sedang dalam masa tahanan, anda tidak boleh membawa semua itu kemari "
" aku bebas memberi perintah dan meminta apapun, kenapa ? bukankah aku masih seorang permaisuri ? aku belum di gulingkan dan masih menduduki posisiku, siapa yang menentangku akan di hukum, lagipula hakim kepala... penyelidikan apa yang anda lakukan padaku ? apa... keadilan dalam diri anda itu sudah mulai luntur oleh kekuasaan ? "
" mama... hamba "
" hakim kepala... bukankah anda hakim yang sangat adil, lalu... apa anda yakin aku melakukannya ? aahh... melihat dari ekspresi hakim kepala sepertinya anda juga tidak yakin, siapa ? apa ibu suri di balik semua ini ?"
Hakim kepala nampak terdiam, hakim yang terkenal tak takut pada apapun itu nampak tak berani menjawab lontaran pertanyaan tajam hwa young
" baiklah... bawakan barang – barang permaisuri " perintah hakim kepala kemudian
Hwa young nampak tersenyum tipis, ia sudah menduga pasti ibu suri turut campur dalam masalahnya tersebut
Tak jauh dari sana gun woo nampak tersenyum mendengarkan hwa young beradu argumen dengan hakim kepala, diam – diam ia mengagumi kepintaran hwa young,
" dia memang luar biasanya, ia bisa bersikap tenang meskipun di depan buaya sekalipun " gumamnya
Hakim kepala pergi dan meninggalkan hwa young sendirian, gun woo berjalan mendekat setelah memastikan sang hakim menyingkir
" apa kau baik – baik saja ? ahh maksudku.. apa anda baik – baik saja yang mulia ?" tanya gun woo
" eemm.. aku baik – baik saja " hwa young mengenakan bahasa yang tidak formal
" jajaaaannggg... tebak apa yang aku bawa " gun woo nampak berjongkok di depan sel hwa young
" wuahh.. kue.. kau membelinya di pasar ?"
" eemm.. bibi ma memberikan ekstra begitu aku bilang akan membawakannya untukmu "
" berikan padaku, aku memang sudah lapar, jo sanggung melarangku untuk makan apapun di penjara karena takut seseorang akan menaruh racun kedalamnya " kata hwa young bercerita
" benarkah... jo sanggung memang cerewet bukan "
" ahh benar " hwa young membenarkan, ia merobek kuenya dan memakannya " wuahh enak "
" makan yang baik, kau terlihat kurus " gun woo nampak tersenyum melihat hwa young begitu lahap memakan kuenya
Hwa young mengangguk, mereka nampak berbincang seperti layaknya teman akrab, bukan seperti permaisuri dan bawahannya,
Raja yang ada tak jauh dari sana nampak kesal memandang ke arah mereka, hatinya terasa sesak melihat hal itu, apa lagi melihat ratu begitu tertawa lepas dan berbicara santai dengan pemuda itu
" kita kembali " perintahnya kesal
" baik.. jeonha " kasim han menurut
![](https://img.wattpad.com/cover/74415100-288-k416566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE QUEEN : The Women Who Hold the Fire [SEBAGIAN TEKS HILANG ]
Fiction Historique" hamba benci... pada ayah hamba yang mengirim hamba ke istana, Jeonha.. kau begitu penuh dengan kebencian, hamba... hanya melindungi apa yang hamba yakini " gadis itu cho Hwa young adalah seorang gadis bangsawan yang menjadi seorang ratu muda, jala...