"Perkenalkan, Saya Alexander Hoffman. Panggil Alex saja." Pria berjanggut tipis itu langsung memperkenalkan diri begitu aku membuka pintu rumah. Bahasa Indonesianya fasih, namun logatnya bercampur kebarat-baratan."Silakan masuk," ucapku langsung mempersilakan.
Ibu, aku dan pria bernama Alex kini duduk di ruang tamu. Setelah memperkenalkan dirinya sekali lagi kepada Ibu, dia menjulurkan sebuah kartu nama.
"Saya seorang agen pemain dari Belanda. Salah satu tugas saya adalah mencari pemain-pemain berbakat dari luar yang sesuai bermain di Belanda. Saya sangat senang begitu tahu ada pemain berbakat dari Indonesia. Karena salah satu orangtua saya berasal dari Indonesia, ada darah Indonesia mengalir di tubuh saya. Suatu kebanggaan bisa menemukan pemain dari negara leluhur saya."
Ibu masih bingung dengan penjelasan Alex. Melihat ekspresi Ibu, Alex langsung bereaksi.
"Tujuan saya adalah ingin bekerjasama dengan Adam," kata Alex sambil menatap Ibu, kemudian beralih ke arahku. "Kamu memiliki potensi yang bagus untuk bermain di Eropa. Saat Piala Dunia U-20 sebulan yang lalu, banyak agent dan pemandu bakat yang memasang mata pada pemain-pemain muda di ajang itu. Saya tertarik menjadi jembatan agar kamu bisa menimba ilmu di Belanda. Sepertinya sudah ada beberapa klub dari Belanda yang memerhatikanmu. Saya bisa mengurusnya jika kamu berminat pindah ke Belanda. Termasuk persoalan setelah kamu menetap di sana nanti," Alex menyudahi perkataannya.
Ibu kelihatan ragu-ragu. "Ini adalah persoalan yang menyangkut masa depan Adam. Dia masih sangat muda, tetapi kesempatan seperti ini tidak bisa diabaikan begitu saja."
"Oh, silakan dipikirkan terlebih dahulu, Bu. Jika sudah membuat keputusan, anda bisa menghubungi saya," sahut Alex.
Setelah menyudahi percakapan, Alex pamit dan meninggalkan banyak pertimbangan yang harus kupikirkan.
Ibu bergegas membuka percakapan denganku. "Bagaimana, Adam? Kamu tertarik bermain bola di Eropa?"
Aku tidak langsung menjawab. Belum ada kalimat yang bisa kukeluarkan. Kosong, ditindih banyak pertimbangan. "Akan Adam pikirkan dulu, Bu."
Aku segera menelepon Yoo Seung-Ryul. Barangkali dia punya pendapat yang bisa meringankan pikiranku.
"Yoo, bisa ketemuan sekarang?"
"Bisa, bisa. Ada apa memangnya?"
"Penting. Masalah karierku. Satu jam lagi ketemuan di tempat kita biasa makan, ya?"
"Oke."
***
"Jadi, ada masalah apa?" tanya Yoo ketika baru aja datang.
"Hei, tidak usah buru-buru, Bung. Pesan dulu makananmu," tukasku.
Tidak tersenyum, kemudian dipanggilnya salah seorang waitress yang berada di dekat kami. "Nasi goreng spesialnya satu ya, Kak."
Dia langsung memusatkan perhatiannya padaku kembali. "Nah, ayo ceritakan."
"Sebelumnya, aku ingin bertanya. Apa yang akan kamu lakukan jika saat ini ada klub luar negeri yang tertarik merekrutmu?"
"Klub luar negeri?" katanya. "Jika tawaran itu berasal dari Eropa, aku pasti akan menerimanya. Kalau Asia, klub dari Jepang atau Korea Selatan adalah pilihan yang tepat."
"Jadi kamu akan langsung menerimanya, ya?"
"Of Course," sahutnya. "Oh, iya berhubung lagi membahas tawaran dari luar negeri, sepertinya aku tidak akan menyelesaikan musim ini di Semen Padang deh."
"Maksudmu?" tanyaku.
"Beberapa hari yang lalu salah seorang scout mendatangiku. Katanya mereka benar-benar serius ingin merekrutku."
"Klub apa?"
"Jeonbuk FC," jawabnya cepat.
"Hah, kamu dapat tawaran dari Korea?" ucapku kaget.
"Ya, aku akan kembali ke Korea lagi setelah beberapa tahun menetap di sini. Papa memang masih bekerja di sini tetapi Mama sepertinya ingin menetap di Korea lagi. Aku akan menemani Mama di sana," jelas Yoo.
"Hei itu hebat. Kamu pasti akan semakin tenar di sana."
"Pasti," ucapnya, seperti biasa, percaya diri.
"Oh, iya, memangnya kamu kemari hanya ingin menanyakan itu? Tidak ada masalah yang serius?" tanya Yoo.
"Ehm, mengenai tawaran dari luar negeri. Sebenarnya aku juga didatangi seseorang. Seorang agent. Katanya, ada beberapa klub dari Belanda yang tertarik mendatangkanku."
"Belanda? Hey, Bro, itu keren. Oh ya, klub apa saja?"
Raut wajahku langsung pudar. "Aku, tidak tahu. Agent itu tidak menjelaskan dengan rinci. Katanya, ada beberapa. Dan jika aku bersedia, dia akan memastikan klub mana saja yang tertarik padaku."
"Lalu masalahnya apa?"
"Masalahnya aku masih terlalu muda. Dan Eropa itu benar-benar jauh. Aku khawatir tidak bisa beradaptasi."
"C'mon, Bro, kamu pasti bisa," dia menepuk pundakku. "Belanda adalah tempat yang cocok untuk menempa pemain Asia. Banyak pemain Asia yang hebat mengawali karirnya dari sana. Jangan ragu lagi."
Aku berpikir sejenak. "Ehm, kamu benar. Sepertinya aku harus keluar dari zona nyaman."
"Jadi?" tanya Yoo menuntut kepastian.
"Aku akan menerima tawaran bermain di Eropa."
"Bagus. Sampai ketemu di Eropa beberapa tahun lagi. Aku tidak berniat berlama-lama di Korea. Suatu saat aku juga akan menyusulmu ke Eropa."
"Ya, akan kutunggu, Yoo."
Seusai pertemuan dengan Yoo, aku memberitahu Ibu bahwa aku ingin pergi ke Eropa. Ibu tidak menghalangi jalanku, dia mengizinkanku dan mendukungku sepenuhnya.
Kuperhatikan kartu nama Alexander Hoffman, si agent paruh baya yang mendatangiku pagi tadi. Ada nomor telepon di sana. Aku langsung menghubunginya.
"Halo, dengan siapa?" ucap suara berat dari seberang sana.
"Ini saya, Adam Altarian. Mengenai pembicaraan kita tadi pagi, saya tertarik untuk menerima tawaran anda," sahutku tanpa ragu-ragu.
"Bagus. Sekarang kamu tunggu dengan tenang. Aku akan menemui beberapa klub yang tertarik denganmu. Beberapa hari lagi aku akan menghubungimu dengan beberapa opsi klub yang bisa kamu pilih, dan tentunya aku akan menjelaskan detail klub-klub tersebut agar kamu tidak salah pilih. Ini kebaikanmu, kamulah yang menentukan. Tetapi sebagai agent, aku akan membimbingmu. Percayakan kepadaku."
"Baik, Pak."
Aku benar-benar lega. Semua beban telah lepas. Impianku sejak kecil, bermain sepakbola di Eropa sepertinya akan segera terwujud.
Belanda, aku datang. Akan kutaklukkan kau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasyMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...