Aku menghabiskan waktu sebulan di Indonesia sebelum kembali ke Belanda. Dalam kurun waktu itu, jendela musim transfer menjadi berita hangat di mana-mana. Musim baru ini kami kehilangan pelatih kepala dan penggantinya datang dari Spanyol. Kalau tidak salah namanya Julio Alberto Díaz. Setelah kucari informasi tentang orang ini, kutemukan fakta bahwa dia tidak pernah melatih satu pun tim senior sepanjang kariernya. Terakhir dia melatih tim U-19 Levante semusim yang lalu. Aku tidak tahu apa yang membuat pelatih ini spesial dalam hal prestasi ataupun kemampuan melatihnya. Terlebih, dia adalah pelatih muda yang baru berumur 34 tahun.
Transfer pertama datang dari nama yang tidak asing. Ivo van Well memaksa dirinya untuk dijual dari PEC Zwolle dan kembali ke Volendam sebagai pemain tetap. Ketika kutanya, dia mengatakan lebih percaya kepada kekuatan Volendam daripada mantan klubnya. Dia juga merasa nyaman bermain bersama kami setelah musim lalu kami hadapi dengan keringat dan darah.
Pemain kedua yang datang adalah seorang Serbia. Strahinja Veselinovic. Orang ini masih asing dan belum pernah kudengar namanya. Dia datang secara gratis dari Barcelona. Di sana, dia belum pernah bermain untuk tim senior dan masih bermain untuk tim B. Di negaranya, dia pernah mengecap caps bersama tim U-21. Dia bermain di sayap kiri.
Pemain lainnya datang dari Inggris. Pemain muda asal Liverpool yang digadangkan menjadi tandem masa depannya bintang liverpool John Campbell, akan mengisi pos bek tengah Volendam untuk satu musim ini. Stuart Campion merupakan pemain internasional U-21.
Pemain yang didatangkan dengan status peminjaman terakhir datang dari PSV yang akan menjadi kompetitor kami musim ini. Mitchell van Gameren, dengan pengalamannya baik di Jong PSV maupun tim senior, dia akan menjadi amunisi bagi kami di sayap kanan penyerangan.
Hari ini adalah hari pertama latihan. Orang yang berdiri di depan dan memberi arahan bukan lagi Alexander Dragovic seperti musim lalu. Orang ini, Julio, dengan perbedaan umur yang tak terlalu jauh dari para pemain tua di tim ini, tetap menunjukkan karismanya sebagai pelatih.
"Aku datang ke sini karena petinggi klub memintaku secara langsung. Dan, aku bukan orang yang datang hanya dengan target bertahan di Eredivisie. Musim ini, kita harus bisa membuat kejutan bagi tim-tim papan atas," ucapnya percaya diri sambil membusungkan dada.
"Ini tidak akan mudah, Bos. Tim-tim Eredivisie jauh berpengalaman dan diisi pemain-pemain yang pernah mengecap caps timnas. Aku rasa kau berekspektasi terlalu tinggi," Ledion Shehu, kapten kami, angkat bicara, tidak setuju dengan gagasan manajer baru kami.
Julio tertawa. "Untuk alasan inilah aku di sini. Kalian jangan berpikir aku tidak mengetahui apa-apa tentang sepakbola Belanda. Dan juga, tentang kalian. Aku tahu semua. Karena itu aku yakin dengan setiap perkataanku."
"Aku tidak meragukanmu, hanya saja kau harus sedikit berhati-hati," kata Ledion.
"Aku selalu berhati-hati, dan aku selalu tahu apa yang kulakukan."
Pemain baru dari Barcelona, Strahinja Veselinovic, tampak tersenyum sesaat saat mendengar perkataan Julio barusan. Seperti ada sesuatu yang teringat kembali di benaknya. Mereka, Veselinovic dan Julio, pernah berada di Spanyol. Kemungkinan mereka pernah bertemu satu sama lain.
"Aku tidak meragukan orang ini," ucap Vesel yang berdiri di sampingku.
"Kau kenal dia?" tanyaku penasaran.
"Empat tahun yang lalu, waktu aku bermain di U-19 Barcelona, orang ini melatih Levante U-19. Kau tahu apa yang dia capai?" kata Vesel.
"Mengalahkan akademi-akademi kuat seperti Barcelona dan Real Madrid?" aku menebak.
"Lebih dari itu. Tahun 2030, orang ini membawa U-19 Levante menjuarai liga tanpa satu pun kekalahan. Aku yang pernah berhadapan dengan timnya dibuat tak berkutik. Orang ini mengerikan," tukas Vesel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasyMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...