Book 1 - Goal 32: Sebuah Hat-trick dari Rival

178 9 0
                                    

Semua pemain menganggap pertandingan ini sebagai partai hidup mati. Para pemain kembali ke lapangan dengan ambisi yang tidak bisa dianggap remeh.

Stuart belum bisa menerima kekalahannya di babak pertama tadi. Satu gol yang disarangkan Jayden tadi sudah cukup untuk menggoreskan luka pada harga dirinya.

Di sisi lain, Adam Altarian, tidak ingin dikalahkan semudah ini oleh Jayden. Pertarungan mereka di atas lapangan adalah pertaruhan siapa yang terbaik di antara mereka.

Kick off babak kedua dilakukan.

Adam menendang bola ke belakang. Bola dikuasai Ivo van Well. Para pemain Vitesse menutup tiap ruang yang bisa dimanfaatkan Volendam. Jayden dan dan Faatih menghadang Ivo yang sedang menahan bola. Ivo terpaksa melepas umpan panjang kepada Vesel.

Vesel mencoba menyisir area sayap kiri. Strikwerda dan Levedli bersiap merebut bola. Vesel tidak bisa mengembangkan permainannya karena Vitesse merapatkan pertahanan. Vesel akhirnya melepas umpan ke tengah namun Baba Baffoe berhasil merebutnya.

Babak dua didominasi Vitesse Arnhem. Sekitar 60 persen penguasaan bola dimenangkan mereka. Volendam bermain tenang dan menurunkan pertahanan. Mereka menunggu Vitesse melakukan kesalahan lalu menyerang balik dengan cepat.

Bola berada di kaki Jayden. Pertahanan rapat Volendam membuatnya tidak bisa melakukan penetrasi ke kotak penalti. Dia menggiring bola untuk memberi Levedli dan Burak Yaldir kesempatan mencari posisi. Tetapi usahanya gagal karena Stuart merebut bola dengan cekatan.

Stuart membuang bola ke Ivo.

"Kali ini tidak akan berhasil, Bung," ucap Stuart Campion.

Jayden Rossen tersenyum sinis. "Percayalah, aku akan mencetak setidaknya dua gol dalam pertandingan ini."

Satu peluang pertama Volendam didapatkan Ledion Shehu. Cukup untuk membuat ancaman bagi lawan. Berawal dari tendangan pojok yang dimuntahkan kiper Vitesse, bola liar jatuh ke kaki Ledion. Di luar kotak penalti, dia menendang bola dengan keras. Bola menggetarkan mistar gawang sebelum meninggalkan lapangan.

Vitesse—dengan sabar mendekati kotak penalti Volendam—tidak surut melancarkan serangan. Masih menguasai 60 persen penguasaan bola, total sudah sepuluh tembakan dilepaskan dalam dua puluh menit di babak kedua.

Kali ini peluang emas didapatkan. Faatih el-Ali—pemain Arab Saudi yang musim lalu banyak mencetak gol dari luar kotak penalti, dan kau pasti bisa bayangkan sekeras apa tendangannya—tanpa ragu menembakkan bola ke pojok kanan gawang Volendam. Hank Bijl menghambur ke arah bola. Tepisan itu mengakibatkan bola memantul di dekat mistar. Burak mengejar bola itu. Stuart tidak menyerahkannya begitu saja. Bola itu diamankan dengan membuangnya ke tengah lapangan. Oh, di sana ada Ivo van Well yang menyambut.

Adam Altarian bersiap di posisinya. Ivo melepas umpan terobosan yang sangat jauh namun terukur. Hanya Ferdinando Manti yang berpeluang menghentikan Adam. Adam mempercepat larinya menyambut bola itu. Manti tidak mampu mengejar. Hadangan yang lebih besar datang dari Richard Maroone yang keluar dari sarangnya. Adam menge-tap bola yang melewati atas kepala Richard Maroone.

Bola berjalan lambat, tetapi tidak ada yang bisa mengejar. Serangan balasan itu berujung gol.

Menit 71, FC Volendam menyamakan kedudukan.

Julian Strikwerda mengambil bola. Sebagai kapten tim, sudah tugasnya menyemangati tim.

"Kita tidak bermain untuk seri, apalagi kekalahan. Kembali ke posisi kalian dan menangkan pertandingan ini," dia mengomandoi.

Permainan dilanjutkan.

Vitesse mencoba kombinasi umpan crossing dan tendangan jarak jauh, dan terbukti Volendam kewalahan menghadapi taktik ini. Volendam mengubah strategi mereka dengan menaikkan garis pertahanan. Kali ini Vitesse kehilangan dominasi mereka.

WonderkidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang