Goal 15: The Hague's Trident

221 7 0
                                    

17 Mei 2034, Den Haag.

Leg 2 babak play-off mempertemukan ADO Den Haag dan FC Volendam. Pada leg pertama, kedudukan berakhir imbang 0-0. Pada pertandingan itu, FC Volendam terlihat kewalahan. Pelatih Alexander terpaksa bermain tanpa Adam karena striket andalannya tersebut terkena flu. Sebaliknya, kubu ADO bermain lebih menyerang. Striker anyar mereka yang didatangkan dengan status pinjaman dari Ajax menjadikan lini serang mereka sangat ditakuti. Orang itu adalah Frederik Christoffersen, penyerang muda asal Denmark. Didatangkan dari Brondby IF di awal musim. Sempat beberapa kali mengecap pertandingan bersama skuad senior, namun karena ketatnya persaingan, Ajax memutuskan meminjamkan dia ke klub lain.  Dengan masuknya striker baru, ADO memainkan skema serangan mengandalkan tiga striker. Hasilnya, selama paruh musim kedua, ADO tampil sangat impresif.

Skor 0-0 adalah keberuntungan bagi FC Volendam karena mampu bertahan dari gempuran pasukan ADO Den Haag. Namun di kesempatan kedua ini, mereka tidak ingin tampil memalukan seperti leg sebelumnya. Kehadiran Adam di leg kedua membuat para pemain berambisi meraih kemenangan.

Line up FC Volendam:

GK: Hank Bijl

Def: Patric Damen (DL), Thom de Graaf (DR), Bas Bijpers, Gerald Lebrun (DC).

Mid: Ivo van Well (DMF), Siegfried Dolaini, Mohammed Ros (CMF), Ledion Seihu (AMF).

Forward: Adam Altarian, Michael Henry.


Line up  ADO Den Haag:

GK: Bazourou Samabaly

Def: Serigne Diallo(RB), Ruud van Ludwig (LB), Ramiro Bottenberg, Kadri Izzet (CB). 

Mid: Denian van den Ham (DMF), Morgan Schaeffer, Finn van Krieken (CMF)

Forward: Frederik Christoffersen, Darko Verhallen, Jouri Verstoep.


permainan diawali dari kaki Morgan Schaeffer. Morgan memiliki dribble dan keseimbangan tubuh yang bagus. Saat lawannya menyergap, dia tidak panik dan sebisa mungkin menahan bola agar rekannya bisa mencari posisi lebih baik. Morgan melewati Siegfried, kemudian menggiring bola menuju pertahanan Volendam. Tetapi di sana Ivo van Well sudah siap menghadang. Morgan tahu Ivo bukanlah pemain yang gampang dilewati. Bola dioper ke samping, kepada Finn. Dari, Finn, bola dioper panjang ke depan, kepada Jouri. Bas Bijpers, pemain bertahan yang menggantika Boy Zimmerman yang tengah cedera, mencoba menghentikan Finn. Finn menggiring ke celah kosong, tetapi Bas berhasil menghadang. Bola dibuang ke depan. ADO Den Haag gagal menciptakan peluang pertama.

ADO Den Haag, seperti di leg pertama, tetap memainkan sepakbola menyerang. Tetapi FC Volendam tidak membiarkan mereka membawa bola terlalu lama. Volendam pun tidak kalah gencar dalam menyerang. Salah satu peluang terbaik adalah saat Adam melancarkan tendangan di luar kotak penalti. Bola meluncur deras, namun sayang masih dapat ditepis  kiper Bazourou dengan baik. 

Menit 38, serangan ADO Den Haag melalui kaki Jouri Verstoep berhasil diamankan Gerald Lebrun. Bola langsung dikirim ke depan. Ledion Seihu mengambil bola itu. Serangan balik yang sangat cepat itu dimanfaatkan dengan baik. Ledion mengirim umpan panjang yang membelah di antara centerback dan leftback. Adam mengejarnya dan berada dalam posisi bebas. Bola ditembak dan gol pertama pun terjadi. 

1-0, FC Volendam unggul.

Keunggulan FC Volendam tidak berlangsung lama. 5 Menit kemudian, jelang turun minum, Frederik menyusuri half space. Bas dan Thom tidak mampu mengejarnya. Bola dioper tajam ke kotak penalti dan disambut oleh sontekan Darko yang berdiri tanpa penjagaan setelah lolos dari pengawasan Gerald. 1-1. Skor kembali berimbang.

Hingga peluit babak pertama berakhir, skor tidak berubah.

ADO Den Haag mulai panas. Babak kedua, The Hague's Trident menunjukkan taringnya. Trisula mematikan itu menunjukkan kerjasama ciamik di hadapan defender FC Volendam. Half space kerap dieksploitasi. Suplai-suplai bola dari playmaker Morgan Schaeffer memanjakan tiga penyerang mereka. Jika bukan karena komando dan konsentrasi penuh dari seorang Gerald Lebrun, mungkin saja sudah ada beberapa gol yang bersarang di gawang Volendam. 

Kombinasi mematikan itu menunjukkan hasil. Memanfaatkan kelelahan dan kelengahan pertahanan Volendam, kerjasama satu-dua Frederik dan Darko membuahkan peluang emas. Frederik yang berhasil melewati barisan pertahanan Volendam, berada pada posisi bebas. Gerald berusaha mengejarnya dan menerjangkan tackle, namun Frederik cukup lihai menghindari dan melepaskan tendangan. Bola sempat mengenai kepalan Hank Bijl, namun karena terlalu kuat, bola itu masuk dan menggetarkan jaring gawang.

"Permainan kita buruk, teman-teman. Apa kalian tidak ingin bermain di Eredivisie?" ucap sang kapten, Leidon Sehu, mengkritik teman-temannya.

"Kordinasi kita buruk. Ivo, kau tampak tidak mengeluarkan kemampuan maksimalmu," sambung Leidon.

"Aku terpaksa fokus bertahan dan kesulitan ketika melakukan serangan balik. Ketiga midfielder mereka itu sangat rapat. Sulit melewati mereka."

"Dengar, apa pun yang terjadi, jangan ragu untuk memberikan bola kepada kami. Walaupun kau berada pada posisi yang tidak menguntungkan, serahkan saja kepada kami. Percayakan, dan kami akan membuat gol untuk tim," Michael Henry menambahkan.

"Ini tidak akan terulang. Ayo kita redam serangan mereka dan balas dengan sebuah gol," imbuh Bas Bijpers.

"Ralat, mungkin maksudmu dua buah gol?" celetuk Adam.

"Ya, minimal dua buah gol," sahut Bas.

Kick off dilakukan dan FC Volendam merancang serangan dari kaki Ivo van Well. Ivo memainkan bola ke kaki Mohammed Ros. Lalu Ros oper ke Ledion. Siegfried mencari posisi, dan Ledion menyerahkan bola kepadanya. Trio midfielder ADO yang disiplin mencoba menutup pergerakan dan jalur operan. Dari dalam, Ivo masuk dan tanpa penjagaan. Bola berhasil dilepaskan pada Ivo. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Ivo lepaskan umpan terobosan. Adam berlari dengan kencang. Tetapi usahanya tidak akan mudah. Defender ADO menghadangnya. Tackle dilakukan dan Adam gagal memanfaatkan peluang.

Sepuluh menit kemudian peluang kembali didapatkan Volendam. Melalui umpan terobosan Leidon, Michael Henry mampu mengontrol bola dan mengoper ke Adam yang memacu lari meninggalkan bek ADO. Adam memenangkan perebutan dan menendang bola ke gawang ADO. Skor kembali berimbang. 2-2.

Pertandingan menyisakan waktu normal lima menit lagi, dan tampaknya kedua tim tidak ingin hasil seri di waktu normal ini. Kedua belah pihak saling jual beli serangan.

ADO beberapa kali mendapat peluang emas, namun bisa digagalkan barisan pertahanan Volendam. Sebaliknya, Volendam pun mendapat kesempatan menambah angka, tetapi barisan pertahanan ADO tidak kalah disiplin dan berhasil mengamankan bola.

Pada menit kedua pada waktu tambahan, memanfaatkan serangan balik, Adam berlari dari tengah lapangan. Hanya ada satu defender yang harus dia lewati. Adam melakukan beberapa tipuan, lalu berlari sekencang mungkin hingga kotak penalti ADO. Saat one on one dengan kiper, Adam melakukan chip ball. Bola masuk. Pertandingan dimenangkan FC Volendam dengan skor akhir 3-2.

Semua orang bersuka cita. Misi mereka menginjakkan Eredivisie tinggal selangkah lagi. Di lain pihak, Roda JC mengatasi Sparta Rotterdam dengan agregat 4-2. Roda akan menghadapi SC Caambur untuk memastikan mereka promosi atau tidak. Sementara FC Volendam, pekan depan akan dihadang Heracles Almelo.

"Aku yakin kalian akan promosi. Dan musim depan, akan kupastikan kita bertemu kembali di Eredivisie," ucap Frederik saat bertukar baju dengan Adam.

"Akan kutunggu duel kita selanjutnya,"balas Adam.

Hari ini Adam menang melawan salah satu tim terkuat di Eerstedivisie. Namun di pertandingan selanjutnya, nasib mereka belum tentu sebaik ini. Lawan mereka selanjutnya adalah klub Eredivisie yang berambisi mempertahankan status sebagai petarung di liga tertinggi itu. Mereka jelas tidak ingin kalah di babak play off dan tersingkir ke kasta yang lebih rendah.


WonderkidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang