"Hei, kau tinggal dengan siapa?" suara Gerald Lebrun tiba-tiba mengejutkanku ketika aku hendak meninggalkan tempat latihan.
Aku menoleh, dia menghampiriku bersama Michael Henry. "Aku tinggal sendiri. Tidak jauh dari sini. Jadi, aku jalan kaki saja."
"Boleh aku ikut? Hanya ingin bermain saja. Aku agak bosan berdua saja dengan Michael di apartemen," ucap Gerald.
"Yup, ayo," sahutku.
Besok kami akan menghadapi Helmond Sport di Kras Stadion. Belum jelas apakah aku akan diturunkan atau lagi-lagi harus menyaksikan pertandingan dari kursi penonton. Gerald tampaknya santai saja dan percaya dia akan dimasukkan ke line up.
"Menurutmu kita akan bermain di pertandingan besok?" tanyaku pada Gerald.
Dia terdiam sejenak sambil memegang dagunya. "Eerste Divisie levelnya jauh di atas Derde Divisie yang kita mainkan minggu lalu. Pemain muda seperti kita kurang lebih berada di level yang sama dengan pemain di liga ini. Kita memang perwakilan timnas muda di negara masing-masing, tetapi pengalaman bermain di tim senior kita belum cukup. Orang-orang di sini sudah memiliki banyak pengalaman. Beberapa di antara mereka bahkan pernah mencicipi Eredivisie. Orang-orang seperti bek di tim kita, Boy Zimmerman, cukup banyak di sini. Pemain timnas Curacao lumayan banyak yang bermain di Eerstre Divisie. Kemudian negara yang lebih kuat, Tunisia, ada Moez Bedoui. Dia saat ini masuk skuad timnas. Orang-orang di liga ini tidak bisa di remehkan," terang Gerald.
Kami berjalan menyusuri pinggir jalan yang ramai. Beberapa anak kecil berlarian. Ada yang sedang menendang-nendang bola. Mereka berlari dan tertawa, seperti anak kecil biasanya.
"Hei, kita sudah sampai di rumahku. Ayo masuk," ajakku.
"Wow, rumahmu lumayan besar juga ya," tukas Gerald.
"Sebenarnya aku hanya numpang tinggal sih. Rumah ini milik agen-ku."
"Agen-mu bertanggung jawab ya. Baguslah, dengan begini kau bisa berkarier dengan tenang selama di Eropa."
Selama di rumahku, kami membahas tentang klub dan pemain yang berkompetisi di liga. Sangat penting untuk mengenali lawan yang akan dihadapi.
Gerald membawa sebuah daftar berisi keterangan tim dan pemain yang berada di Eerste Divisie. Daftar itu dia dapat dari scout tim kami untuk dipelajari agar bisa melihat keadaan lawan yang akan kami hadapi. Saingan terberat dalam merebut tiket instant menuju Eredivise adalah Roda JC, MVV, Sparta Rotterdam, Fortuna Sittard, ADO Den Haag, dan FC Dordrecht. Jika tidak bisa menjuarai liga pun, kami masih bisa promosi melalui babak play-off.
Roda JC
Roda JC adalah tim yang penuh ambisi. Dua musim lalu mereka masih di Eredivisie. Musim lalu mereka terpaksa turun kasta. Walaupun ditinggalkan beberapa pemain kunci yang hijrah ke Inggris dan Belgia, pemain baru yang tak kalah kualitasnya didatangkan dari Prancis.
Pemain pertama dari Roda JC yang harus diperhatikan adalah Luis Mendes. Pria berkebangsaan Portugal ini menjadi andalan Roda sejak 5 musim lalu. Dia menghabiskan masa mudanya di Sporting CP, klub juara liga Portugal. Setidaknya dalam semusim dia mencatatkan lebih dari 10 goal.
Brahima Camara adalah amunisi baru yang mengawal area tengah. Dia datang dari FC Sochaux-Montbe saat Roda terdegradasi. Keberadaannya membawa aura baru di tim itu.
Mohammed Baltham adalah lulusan PSV. Dia sudah terbiasa dengan liga ini karena bermain di Jong PSV, dan beberapa kali memperkuat tim utama PSV di Eredivisie. Kemampuannya membuat lini pertahanan sayap Roda menjadi kokoh dan sulit diruntuhkan.
Di bawah mistar gawang, kiper legendaris timnas Bulgaria mengawal pertahanan Roda yang kokoh. Sebelum hijrah ke Roda JC, Igor Levitskiy membawa BATE Borisov menjuarai liga. Kemudian bermain untuk Malmo FF di liga Swedia. Igor sempat dipinjamkan ke GA Eagles di Eredivisie. Setelah itu dia menghabiskan waktunya di Stade Rennais FC sebagai kiper reguler. Setelah sepuluh tahun di liga Prancis, Igor berlabuh ke Roda JC. Dengan syarat pengalaman, sepertinya dia berambisi untuk membawa Roda promosi sebelum pensiun dari dunia sepakbola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasyMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...