Camp pelatihan menyambut pramusim akan diadakan minggu depan. Beberapa hari sebelum bertolak ke USA, para pemain FC Volendam mengadakan pertemuan pramusim pertama di tempat latihan.
Pagi ini Adam berangkat ke tempat latihan bersama Patrick. Patrick, si blasteran Indonesia-Belanda itu, sedang senang karena saat ini dia mencoba mobil yang baru dibelinya.
Patrick memarkirkan mobil. Mereka memasuki ruang ganti. Beberapa wajah yang sudah tidak asing, tengah menuju ruang ganti. Adam merangkul kawan-kawan setimnya itu dengan senyum semringah.
"Apa kabar, Thom." Kemudian dia menoleh ke wajah lain. "Apa kabar, Boy."
Tidak hanya wajah lama yang menghiasi skuad musim ini. Ada beberapa nama baru yang didatangkan klub. Melalui pertimbangan yang dilakukan manajer Julio dan kepala pencari bakat, Emilio Gonzales, mereka telah mendatangkan 5 pemain baru serta 2 anak muda yang dipromosikan dari akademi.
Adam berjalan melewati lorong, menuju ruang ganti. Tatapannya bertemu dengan seseorang yang tidak terlalu asing, yang pernah bertemu dengannya dua tahun lalu di Eerste Divisie. Stephan Westerlaken, pemain U-21 Belanda yang didatangkan dari Fortuna Sittard (baca chapter 10, book 1).
"Hai. Lama tidak berjumpa. Akhirnya kita bermain di tim yang sama, ya," kata Stephan yang barusan masih mengobrol dengan Ivo.
"Selamat datang di Volendam, kawan."
Adam berjalan kembali. Beberapa orang masih mengobrol di lorong, di luar ruang ganti karena Julio masih belum datang. Beberapa lainnya sedang bercengkerama di ruang ganti. Di dekat pintu masuk, Vesel sedang mengobrol dengan dua orang yang tidak begitu Adam kenal. Tetapi dia sudah tahu sedikit informasi tentang mereka melalui media sosial klub. Orang yang berpostur seperti Adam—kecil dan perawakan masih sangat muda—adalah Leon Canelo (Chapter 38, book 1). Pemain berusia 18 tahun itu sudah resmi dikontrak pada Februari lalu dan baru bergabung di musim ini. Di sebelahnya adalah Nerón Banda Pelayo, pemain yang diproyeksikan menggantikan peran Mitchell van Gameren. Dia didatangkan dari Defensor Sporting yang berlaga di liga Uruguay. Tidak heran melihat Vesel berbicara dengan mereka. Vesel menghabiskan masa mudanya di La Masia sehingga sudah fasih berbahasa Spanyol. Orang-orang Argentina dan Uruguay pun menggunakan bahasa Spanyol. Jadi, saat masa adaptasi ini, para pemain Amerika Latin itu akan banyak belajar dari Vesel dan para jajaran staf pelatih yang kebanyakan berasal dari Spanyol.
"Hey, Adam."
Seseorang menepuk pundak Adam. Dia sontak menoleh ke belakang.
Orang itu adalah Ozbey. Penendang free kick mematikan dari AZ Alkmaar. Julio berhasil mendatangkan salah satu pemain terbaik di AZ itu (Chapter 25, Book 1).
"Tidak kusangka kita akan bertemu di tim yang sama ya."
"Aku selalu tertarik bermain bersama orang-orang hebat," sahut Ozbey.
Adam tersenyum. Dia bergegas menuju ruang ganti.
Dan, inilah pemain terbaru kelima. Seorang veteran yang pernah menjadi tembok kokoh timnas Belanda, Nino van der Schot. Pemain yang baru saja mengakhiri masa abdinya di Fiorentina ini memutuskan kembali ke tanah kelahirannya dan memilih FC Volendam sebagai klub terakhir sebelum gantung sepatu. Walaupun usianya sudah menginjak 34 tahun, dia masih bisa bermain setidaknya satu atau dua musim lagi.
"Kita punya striker tajam di sini. Akhirnya aku bisa bertemu denganmu, Adam Altarian."
Adam tersipu saat Nino memujinya. "Kau berlebihan. Aku tidak sehebat itu."
Nino menunjuk dirinya. "Urusan mencetak gol, akan kuserahkan pada kau. Tidak perlu khawatir, pertahanan kita akan terjamin karena ada aku yang akan mematahkan semangat para penyerang lawan." Dia mengakhiri kalimatnya dengan tawa yang menggelegar. Ya, seperti itulah Nino. Orang yang selalu optimis.
Adam mengangguk. "Aku tidak perlu khawatir karena kita semua tahu kau adalah pemain bertahan andalan Belanda pada piala dunia tahun lalu."
Beberapa menit berselang, semua orang menuju ke ruang ganti dan mengganti pakaian mereka dengan kostum training. Pelatih Julio langsung menuju lapangan bersama staf-nya.
Seluruh pemain memasuki lapangan. Di pintu masuk menuju lapangan latihan, seorang kameramen mengambil video untuk materi media sosial klub.
Para pemain berdiri membentuk lingkaran, mendengar arahan Julio.
"Selamat datang kembali di klub. Tampaknya dua bulan menganggur membuat kalian fresh lagi ya. Tentu saja setelah ini kalian tidak akan bisa bersantai-santai," kata Julio diakhiri tawa kecil yang lebih tampak seperti tawa orang jahat.
"Semoga kalian yang baru bergabung juga bisa segera beradaptasi ya," lanjutnya.
Dua orang yang baru dipromosikan dari akademi juga ikut dalam sesi latihan. Mereka adalah Tristan Ackermann dan Noa Klok. Keduanya merupakan pemain timnas Belanda U-19.
"Dalam briefing kali ini, aku ingin membahas beberapa hal. Pertama, untuk musim ini aku masih mempercayai jabatan kapten kepada Strahinja Veselinovic. Dan jabatan wakil kapten akan dipegang Ledion Shehu dan Nino van der Schot."
Julio menyentuh dagunya. Berpikir sejenak sebelum melanjutkan penjelasan.
"Target kita musim ini akan sangat berbeda dari tahun lalu. Aku ingin kalian membawa trofi Eredivisie untuk klub ini. Kita harus menjuarai liga di musim ini."
Tentu saja ucapan itu menimbulkan reaksi terkejut bagi kebanyakan pemain. Namun, tidak ada yang menunjukkan ketidaksetujuan. Mereka sudah melewati musim yang berat. Kendati berstatus tim promosi, mereka mampu mengakhiri musim sebagai perwakilan Belanda di Europe League.
Adam, tentu saja, darahnya bergejolak ingin menjuarai Eredivisie. Dia ingin menjadi saingan beratnya Jayden dari Vitesse Arnhem, Pascal Herder dari Ajax, Rolando Rivera dari SC Heerenveen, dan pemain-pemain hebat lainnya yang musim ini datang ke Eredivisie.
"Karena tubuh kalian masih menikmati suasana liburan, kita akan memulai sesi latihan fisik. Aku ingin kalian mengembalikan kebugaran kalian 100 persen saat kita memulai liga nanti."
Latihan pramusim dimulai. Adam sangat antusias terutama bermain dengan pemain-pemain baru yang kualitasnya melebihi skuad musim lalu.
Trivia
Skuad FC Volendam musim 2035/2036
SPOILER
Jesse Litmanen akan bergabung beberapa saat sebelum Eredivisie dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasyMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...