Hari yang ditunggu pun tiba. Malam ini FC Volendam akan bertanding di kandang Vitesse Arnhem. Pemuncak klasemen bersama Heerenveen itu bukan lawan yang mudah dan Volendam akan menghadapi ujian berat di pertandingan kali ini.
Para pemain mendengarkan arahan dari pelatih. Mereka mempelajari permainan beberapa pemain kunci Vitesse. Seperti Volendam dan Heerenveen, Vitesse juga diisi para wonderkid yang menjadi punggawa utama di tim mereka. Perpaduan pemain senior dan wonderkid ini membuat Vitesse menjelma menjadi momok menakutkan bagi seluruh kontestan Eredivisie musim ini. Semenjak pelatih Van Rudson dipecat musim lalu, David Eilders yang ditunjuk jadi suksesor melepas sebagian besar pemain tua dan merekrut wonderkid-wonderkid yang sedang bersinar dari seantero dunia. Langkah itu membuat Vitesse kini bertengger di posisi satu klasemen sementara.
Para pemain FC Volendam memperhatikan penjelasan pelatih Julio dengan serius. Vitesse biasanya memakai 4-2-3-1. Ada beberapa nama besar yang berpotensi menjadi sumber masalah di pertandingan hari ini. Richard Maroone, pemain berusia 35 tahun yang musim lalu pensiun dari timnas Rumania masih menunjukkan keperkasaannya sebagai penjaga gawang. Kemudian kombinasi dua center back yang diisi pemain senior Baba Baffoe dari timnas Ghana (28 y.o) dan Ferdinando Manti (21 y.o) yang baru musim lalu mendapat caps di timnas Italy. Bek sayap kanan dan kiri masing-masing diwakili Jullian Strikwerda dan Luca Caracco. Antonio Strappato (19 y.o) wonderkid Italy yang memperkuat timnas u-21 Italy yang berperan sebagai playmaker tangguh. Faatih el-Ali (19 y.o) wonderkid asal Saudi Arabia yang di usia muda sudah menjadi andalan negara timur tengah tersebut, merupakan top assist di liga Saudi Arabia musim lalu. Alex Gallo dari Jerman (20 y.o), diperkirakan akan dipanggil timnas senior Jerman tidak lama lagi, berperan sebagai gelandang ball winner yang menguasai lapangan. Penyerang sayap Burak Yaldir memiliki kecepatan dribble yang memukau dan tidak jarang peluang gol berawal dari aksi mengejutkan yang dilakukannya. Sayap lainnya diisi pemain senior Belanda, Julian Levedli. Dan yang terakhir, Jayden Rosen, rival Adam Altarian semenjak menginjakkan kaki di Belanda, adalah striker yang namanya berada di papan topskor saat ini. Jayden adalah sosok yang paling diwaspadai oleh seluruh tim Eredivisie.
"Ini akan menjadi pertandingan berat yang pernah kita hadapi sejauh ini. Berjuanglah selayaknya pertandingan final, anak-anak." Pelatih Julio memberi arahan.
"Baik." Para pemain menjawab serempak.
"Orang itu temanmu, kan?" tanya Vesel kepada Adam saat mereka baru keluar dari ruang ganti.
"Siapa?"
"Jayden. Aku sudah lihat kemampuan orang itu. Kemampuan mencetak golnya gila."
"Benar. Tapi, aku tidak akan kalah," ucap Adam optimis.
Vesel merangkul bahu Adam. "Tenang saja. Kau punya aku sebagai rekan tim. Kita akan memenangkan pertandingan ini."
Di lorong sebelum memasuki lapangan, Adam dan Jayden berdiri bersampingan. Aroma rivalitas terasa sangat kuat. Kedua pemain muda ini tidak berniat memberikan kelonggaran sedikit pun kepada lawannya.
"Yeah, akhirnya waktunya tiba ya, Adam." Jayden menatap tajam tajam ke Adam.
Adam tak kalah memberikan tatapan mengintimidasi. "Bersiaplah. Akan kubobol gawangmu."
"Seharusnya kaulah yang waspada, Adam," balas Jayden.
Dari belakang Adam, Patrick tiba-tiba muncul. "Tidak semudah itu, Jayden. Kami bukan Volendam dua musim yang lalu. Kami sudah jauh berkembang."
Jayden tersenyum. "Baiklah. Aku menantikannya."
Starting XI
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasíaMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...