Pada pertemuan kedua antara FC Volendam dan Bayer Leverkusen, Yoo Seung-Ryul bermain sejak babak pertama. Dia mencatatkan satu assist di menit 52 yang membawa Leverkusen unggul 1-0. Aksinya harus berakhir saat kepala pelatih Leverkusen, Gert Gorman menariknya keluar. Selain karena ingin menjaga kebugaran Yoo, pelatih juga tidak ingin Yoo mendapatkan kartu kuning kedua di tengah tensi tinggi pertandingan.
Dalam kurun waktu 30 menit setelah Yoo keluar, 2 gol telah tercipta. Satu gol untuk masing-masing tim. Volendam menyamakan kedudukan lewat kaki sang ahli tendangan bebas, Ozbey. Di lain sisi, Leverkusen kembali unggul lewat kerjasama apik antara Lucas Herrman, Christian Ballhaus, dan Arkadiusz Sikorski.
Jam menunjukkan menit 82. Vesel mendapat tekel keras di kota penalti. Wasit tanpa pikir panjang meniup peluit. Volendam mendapat hadiah tendangan penalti. Vesel masih mengerang kesakitan, tetapi batinnya berteriak senang atas keputusan wasit itu.
Adam berdiri beberapa meter dari bola yang telah diletakkan di titik putih. Isaias Cabana, sang kiper timnas Argentina, sudah siap menghadang sepakannya.
"Orang ini sangat lihai terhadap bola-bola bawah. Aku harus bisa menempatkan bola di pojok atas." Adam membatin.
Adam mengambil ancang-ancang. Dia hanya punya sepersekian detik untuk mengambil keputusan cepat. Pemain timnas Indonesia itu melihat gerakan Isaias yang condong ke arah kanan gawangnya. Adam dengan cepat melepas tendangan ke arah sebaliknya.
Seluruh mata di stadion BayArena mengarah ke kotak penalti Leverkusen. Sedetik setelah bola ditendang, jaring gawang bergetar.
2-2. Volendam menyamakan kedudukan.
Julio mengepalkan tangannya. Kegembiraan memenuhi dadanya. Semua pemain dan staf pelatih di bangku cadangan berteriak girang. Pemain Volendam di lapangan tidak kalah histeris.
Sebaliknya, para pemain Leverkusen terguncang. Mereka tidak percaya di akhir babak kedua ini harus kebobolan walaupun bermain secara dominan.
Ketika pertandingan dimulai kembali, Leverkusen bermain lebih offensive. Sedangkan Volendam, sesuai instruksi Julio, bermain dengan rapat dan ekstra defensif. Bagi Volendam, mendapatkan 1 poin di kandang tim terkuat di grup mereka adalah hasil terbaik yang perlu disyukuri.
Permainan berakhir tanpa perubahan skor. Bayer Leverkusen terpaksa berbagi poin dengan Volendam yang mereka lumat di pertemuan pertama dulu.
Saat ini Volendam berada di peringkat 2 klasemen grup C UEL.
Di antara pertemuan pertama dan kedua Volendam dan Leverkusen, Volendam telah memainkan 2 pertandingan Eredivisie. Hasilnya, Volendam menang dari Groningen dan Twente dengan skor 3-2 dan 2-1.
Untuk sementara, Volendam menempati peringkat 3 Eredivisie di bawah Heerenveen dan Vitesse.
**
Adam tidak menyadari di tengah pertandingan pekan 11 ini, ada banyak mata yang memandangnya. Bukan hanya kalangan supporter yang memerhatikan permainannya, tetapi scout dan staff pelatih klub-klub top Eropa turut hadir di beberapa pertandingan terakhir. Termasuk pada pertandingan hari ini, saat Volendam memenangkan pertandingan melawan Almere City dengan skor tipis 1-0.
Eredivisie musim ini menjadi lahan berburu wonderkid bagi para scout dan pelatih dari klub liga top Eropa. Di Volendam, Adam Altarian, Vesel, dan Leon Canelo menjadi target incaran atas performa bagus mereka di klub. Vitesse turut menjadi sarang pemain berbakat. Jayden Rossen, rival dari Adam, kini menjadi buah bibir paling laku di media. Pemain muda timnas Belanda ini dikaitkan dengan banyak klub top Eropa seperti Queens Park Ranger (yang kini menjadi klub sultan dan menjuarai Premier League), Wolfsburg, Real Madrid, Juventus, dan sederet nama besar lainnya. Disusul nama pemain Vitesse lainnya seperti Faatih el-Ali dan Ferdinando Manti yang sudah dipantau banyak scout.
Nama striker muda lainnya juga dikabarkan memikat para pemandu bakat. Pascal Herder yang menjadi pemain prospek cerah dari akademi Ajax juga dikabarkan sedang didekati Inter Milan. Pemain muda idola baru masyarakat Paraguay, Rolando Rivera, juga tak mau kalah dari rumor transfer musim ini. Striker SC Heerenveen ini diminati Chelsea.
Sehari setelah pertandingan, agennya Adam, Alexander Hoffman, mengajaknya berbicara empat mata.
"Ada 9 klub yang telah menghubungiku. Beberapa di antaranya berminat mendatangkanmu di bursa transfer musim dingin ini. Sebagian lainnya memang sedang memantau, tetapi besar kemungkinan mereka akan membuat penawaran di bursa transfer musim panas nanti," ucap Alex dengan antusias.
Tentu saja Alex antusias. Pertama, transfer pemain berarti uang masuk baginya. Kedua, Adam—yang dia temukan di negara yang sepak bolanya baru bergerak maju beberapa tahun belakangan ini—diminati banyak klub, dan itu artinya peningkatan karier bagi Adam. Dia yakin pemuda itu bisa merangkak ke level lebih tinggi.
"Entahlah. Aku merasa belum siap. Maksudku, bukannya tidak siap melangkah di level yang lebih tinggi. Aku merasa belum menuntaskan tujuanku di Eredivisie. Aku ingin mendapatkan gelar juara di negara ini," ucap Adam bimbang.
"Salah satu di antaranya yaitu Heerenveen. Rolando Rivera sepertinya akan pergi dan mereka ingin kamu menggantikan posisinya."
Adam tersenyum. "Aku tidak akan bermain di klub Eredivisie lain, Pak. Seharusnya kau tahu itu."
Alex terkekeh. "Aku tahu itu. Aku hanya memberitahumu. Barangkali kau berubah pikiran." Dia mengakhiri dengan tawa yang lebih pecah.
"Kurasa aku akan memikirkannya di akhir musim. Untuk saat ini, aku ingin fokus dengan Volendam dan bermain di sini hingga akhir musim."
Alex menepuk pundak Adam. "Keputusan yang bagus. Aku pun sebenarnya ingin memberi saran demikian. Saat ini Volendam adalah tempat terbaik untuk mengembangkan permainanmu."
Adam mengangguk.
Memang, bermain di level tertinggi di Eropa adalah impiannya. Namun, untuk saat ini dia ingin fokus ke Volendam dahulu. Impiannya selama berada di Belanda yaitu ingin menjuarai Eredivisie untuk klub yang dia bela sejak di kasta dua itu. Dan, Adam pun tahu rekan-rekannya pasti akan kehilangan dirinya jika dia pergi di pertengahan musim. Adam ingin mewujudkan impian warga kota Volendam, yaitu menjadi juara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasyMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...