Book 2 - Goal 1: Era Wonderkid

179 4 6
                                    

Padang, July 2035

Cahaya matahari sore menyirami lapangan dengan warna jingga yang lembut. Bola melesat membelah udara. Adam mengejar titik jatuh bola yang sebenarnya cukup jauh dari jangkauannya. Umpan itu terlalu jauh dari sasaran, tetapi Adam tidak membiarkan kesempatan terbuang sia-sia. Kiper mencoba memotong laju bola. Adam dengan sigap meraih bola dan menggiringnya melalui kiper itu. Dengan tembakan yang tak terlalu keras, bola melalui garis gawang. Gol.

Hari ini adalah hari terakhir dia merumput di Lapangan Cempaka yang terletak di komplek rumahnya. Hampir setiap sore selama liburan dia menghabiskan waktunya di lapangan ini, bermain sepak bola dengan kawan-kawan lamanya. Besok, dia akan ke Jakarta sebelum lanjut ke Belanda.

"Makasih untuk game hari ini, kawan-kawan," ucap Adam kepada teman-temannya.

"Selamat jalan. Good luck menyambut musim barunya, Dam," ucap salah seorang temannya yang juga bermain di tim junior Semen Padang.

Adam berlari kecil menuju rumahnya. Ketika membuka pintu, ibunya sedang menonton siaran talk show di TV. Adiknya sedang membaca buku. Kedatangan Adam mengalihkan perhatian mereka.

"Mandi dulu sana. Ibu baru bikin sop. Abis ini kita makan ya," ucap Ibu saat Adam masuk ke ruang keluarga.

"Iya, Bu." Dia berjalan mendekati adiknya dan mengusap kepalanya. "Rajin banget belajarnya."

"Biar tahun depan bisa masuk di jurusan impianku," sahut Arka.

"Good."

Adam masuk ke kamar dan membuka bajunya. Otot-ototnya terekspos. Tubuhnya semakin terbentuk semenjak bermain di Volendam.

Adam melihat poster Jefferson Arias berseragam SC Heerenveen. Poster itu menunjukkan Arias delapan tahun yang lalu saat menjuarai Champions League. Karena pemain idolanya itu dia semakin bertekad menjadi striker hebat. Dia sudah berada di posisi yang setidaknya bisa membuat dirinya sendiri bangga. Musim lalu dia bermain melawan striker idolanya itu.

Kepala Adam mulai diguyur air dari shower. Suara air yang menyejukkan menimbulkan suasana yang tenang. Pikirannya mulai membayangkan musim baru dengan timnya. Sebuah musim yang akan menjadi berat sekaligus memberinya tantangan yang seru.

**

Adam tiba di Bandara Soekarno Hatta. Hari ini dia meninggalkan Padang dan berada di Jakarta untuk satu malam sebelum besok lanjut ke Belanda. Adam merogoh ponselnya begitu memasuki ruang tunggu. Sambil menunggu kopernya datang, dia menelepon sahabatnya di timnas, Farel.

"Hei aku sudah datang."

"Aku sudah di pintu kedatangan. Segera kemari begitu kau selesai mengambil barang-barangmu."

"Tentu saja."

Lima menit berselang, kopernya muncul di conveyor belt. Adam menyeret koper itu dan berjalan menuju pintu kedatangan. Dia bisa melihat sosok Farel yang mencolok karena di kelilingi orang-orang yang meminta berfoto dengannya. Ah, wajar, sekarang dia sudah jadi seorang bintang. Namun, tidak hanya Farel, Adam pun tidak kalah populer darinya.

"Kak Adam, foto dong," kata beberapa cewek yang berlari kecil ke arahnya.

Adam kurang suka publisitas, tetapi dia juga tidak ingih menghindari para penggemarnya. Dia meluangkan waktu sejenak. Setelah 10 menit menerima para penggemar, barulah Adam bisa berbicara banyak dengan Farel.

"Gimana penerbangannya, Bro?"

"Aman. Tapi sekarang agak nggak aman gara-gara kau. Orang-orang jadi berkumpul karena ada kau."

Farel tertawa. "Begitulah kalau sudah terkenal. Kita harus membiasakan diri."

Malamnya, Zillian yang masih menghabiskan liburan di rumahnya yang berlokasi di Jakarta juga nimbrung di kediaman Farel. Mereka menghabiskan waktu semalaman bercerita tentang pengalaman mereka selama setahun belakang.

Farel kembali ke VfB Stuttgart dan bermain cukup mengesankan. Walaupun belum menjadi pemain kunci, dia mendapat giliran rotasi dan kerap memberikan kontribusi penting setiap kali dimainkan. Pada saat bertemu Bayern Leverkusen pun dia bermain. Di pertemuan keduanya bertemu klub yang dibela Yoo Seung-Ryul, Stuttgart memenangkan pertandingan dengan skor 2-0. Satu gol lahir dari kaki Farel.

Zillian masih bermain di FC Lorient dan perlahan mendapat giliran bermain banyak. Pada beberapa pertandingan penting, dia pun berperan. Zillian berhasil menghindari Lorient dari jurang degradasi dan bertengger di posisi 14.

Warta Cendana, satu-satunya kiper Indonesia yang bermain di luar negeri, menyambut hasil positif di Turki. Klub yang dia bela, Bursaspor lolos ke Liga Eropa. Dua kiper Indonesia yang lain, Kevin Ranggalo dan Dean Jerry Francius masih membela klub Indonesia. Kevin di Arema sementara Dean di Persija.

Center back generasi emas Piala Dunia U-20 dua tahun yang lalu selain Zillian juga berkembang cukup pesat. Galang Purnama bersama FC Seoul finish di posisi runner up K-League. Michael Albertus Putra bermain reguler bersama Krasnodar. Jaya Pamungkas makin menancapkan dominasinya di liga Mesir dengan menjuarai Etisalat Premier League bersama Al-Ahly SC.

Teuku Karim yang bermain di posisi bek kanan, bersama CS Constantine, makin merajai liga Algeria dan muncul sebagai juara. Albert Piterson kurang beruntung. Dia memang menjadi pemain andalan Jubilo Iwata, tetapi klubnya harus tersingkir ke J-League 2 setelah finish di posisi terakhir. Reza Yahya yang bermain di sektor pertahanan kiri, menjemla menjadi pemain andalan klub asal Belgia itu.

Wayan Maulana kian menunjukkan kualitas. Kini Wayan menjadi pemain andalan klub juara liga Norwegia, Rosenborg. Affan Lubis di Lechia Gdansk mulai tampil menjadi pemain pelapis yang cukup diperhitungkan. Media mengatakan kemungkinan musim depan dia akan mendapat jam bermain lebih banyak. Pemain midfielder Indonesia lainnya yang cemerlang adalah Riki Nugraha yang bermain di Boavista. Di bawah bimbingan beberapa pemain veteran Liga Portugal, Riki semakin berkembang dan mendapat jatah bermain cukup banyak di sana.

Penyerang sayap kanan Indonesia, Firdaus Bernardo, di musim keduanya bersama Parma berhasil membawa Parma promosi ke Seria A. Jam bermainnya pun semakin banyak. Toni Simanjuntak, bermain sebagai pemain rotasi di Club Brugge. Bahkan dia sempat mencicipi bermain di Europe League.

Di sisi sayap kiri ada Odin Ersyadina yang bermain di Kashiwa Reysol. Sudah ada pembicaraan dengan klub Eropa dan tampaknya sebentar lagi dia akan meninggalkan negeri sakura itu. Di posisi yang sama juga ada Ilyas Iskandar yang bermain untuk Kashima Antlers.

Dua striker muda kebanggan Indonesia, Adam dan Farel, berpeluang bertemu di musim depan. Stuttgart dan Volendam akan berkompetisi di Europe League. Patut dinantikan siapa yang paling tajam di antara dua orang ini.

Walaupun mereka terpencar, para wonderkid ini memiliki mimpi yang sama, yaitu membawa Indonesia ke Piala Dunia. Akhir tahun ini penyisihan Piala Dunia 2038 sudah dimulai. Piala Dunia yang untuk pertama kalinya menggunakan format 48 negara ini akan diadakan di Mesir. Adam berambisi membawa Indonesia lolos ke Piala Dunia terdekat ini.


Trivia

Trivia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WonderkidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang