Book 2 - Goal 5: Terlahir Kembali

159 4 3
                                    

Patrick Damen tidak bermain di game week 2. Ada hal besar yang mendatanginya. Pelatih kepala tim nasional Indonesia yang baru ditunjuk dengan target lolos ke Piala Dunia, Andi Elvito, bermaksud memanggil Patrick untuk ambil bagian dalam skuad kualifikasi Piala Dunia 2038. Saat ini Patrick masih memegang paspor Belanda. Tidak sulit bagi Patrick untuk naturalisasi menjadi warga negara Indonesia. Setengah darahnya adalah Indonesia. Dia fasih berbahasa Indonesia. Dia mengenal budaya sana. Tidak ada kendala berarti baginya. Apalagi, PSSI dan Menpora akan membantu mengurus naturalisasinya.

Patrick tiba di Bandara Soekarno Hatta. Sudah ada staff Menpora yang menunggunya. Dia merasa sangat disambut. Sesuai rencana, dia akan berada di Indonesia selama seminggu. Akan ada dua pertandingan Eredivisie yang dilewatkannya. Julio tidak keberatan melepas Patrick. Bagi Julio, Patrick layak mendapat kesempatan bermain di timnas. Akan menjadi kesempatan bagus juga bagi pelapis Patrick untuk mendapat menit bermain.

Proses naturalisasi tidak selesai dalam sekejap. Patrick perlu datang lagi untuk menyelesaikannya. Tapi, dapat dipastikan sebelum bermain di kualifikasi, dia sudah menjadi WNI.

Hari-hari senggangnya di Indonesia dia habiskan dengan berburu makanan khas Indonesia. Tentu saja, rasa makanan itu jelas berbeda dari makanan Indonesia yang dijual di restoran-restoran di Belanda. Rasa orisinil jauh lebih memuaskan lidah.

Sehari sebelum balik ke Belanda, Patrick mengunjungi Gelora Bung Karno. Rumput hijau, ribuan bangku yang jika di hari pertandingan akan diisi pendukung fanatic sepak bola, dan aroma lapangan yang diimpikannya. Bermain untuk tim merah putih adalah impiannya sejak kecil.

**

Thom de Graaf mengisi posisi bek kanan dalam tiga pertandingan awal FC Volendam. Julio memantau sesi latihan. Thom menunjukkan performa yang bagus. Tentu saja dia berusaha lebih keras lagi karena kedatangan Jesse Litmanen dapat membuat dia kehilangan tempat di tim.

Jesse tidak buruk. Chief Scout Volendam yang langsung memantau pemain muda itu sejak enam bulan lalu. Dia punya kualitas yang baik dalam membantu serangan. Hanya saja, Julio belum melihat Jesse dapat menggeser tempat Thom. Jesse masih perlu beradaptasi dengan taktik dan rekan-rekannya.

Jesse adalah pemuda berdeterminasi tinggi. Sejak hari pertama bergabung, dia meningkatkan intensitas latihannya. Dia ingin menunjukkan kepada pelatih bahwa dirinya bisa berkontribusi di tim. Tentu saja Julio tidak mengabaikan semangat pemain Finlandia itu.

Julio menyuruh Jesse pemanasan pada menit 74 di pertandingan minggu ketiga melawan Heracles Almelo. Permainannya tidak buruk. Beberapa kali crossingnya nyaris menghasilkan gol. Pada pertandingan itu Volendam menang dengan skor 3-1.

Julio melihat performa Jesse mulai menanjak. Itu bagus untuk tim. Setiap pemain harus meningkatkan performanya jika ingin namanya masuk dalam starting eleven. Jesse sudah menunjukkan bahwa dia layak. Bukan tidak mungkin saat melawan Fortuna Sittard pekan depan, Jesse akan mengisi tempat di sisi kanan lagi. Bukan sebagai pengganti, melainkan sebagai starting eleven.

Dalam pertandingan itu, bukan hanya Jesse yang menunjukkan pertanda baik bagi kariernya. Seorang bocah berumur 18 tahun yang baru dipromosikan ke tim utama, Tristan Ackermann, mendapatkan debutnya dengan membukukan satu assist.

Tristan masuk di menit 82 menggantikan. Gol ketika lahir lewat aksi sprintnya yang coba digagalkan pemain bertahan lawan. Tristan melihat Youri yang berlari mengikutinya. Bola dioper kepada Youri dan berhasil dituntaskan menjadi gol pelengkap kemenangan.

Tristan memiliki gaya bermain yang berbeda daripada Adam. Jika Adam bergerak seperti berlari di atas angin dengan akselerasi yang memukau dan memiliki insting mencetak gol yang langka, Tristan lebih mengandalkan kekuatan fisiknya yang tinggi dan kokoh. Tristan juga bisa piawai menahan bola agar rekan tim lain bisa mencari ruang.

Volendam dalam lima tahun terakhir sudah mempromosikan empat pemain muda yang berprospek cerah. Dua di antaranya adalah Jayden Rossen dan Patrick Damen. Dan, tahun ini Tristan adalah calon pemain bintang berikutnya.

**

Di sebuah kota di South Cheshire yang terkenal dengan rel kereta apinya, sebuah kisah baru terpendam di sana. Crewe Alexandra, klub sepak bola yang bermain di National League (kasta lima liga Inggris), meraih kemenangan di kandang. Hasil gemilang 4-0 lahir dari kaki seorang pemain. Satu gol dan dua assist dia ciptakan pada pertandingan itu. Pemuda yang datang dari negeri kincir angin, dengan cepat beradaptasi di klub dan menjadi pemain andalan.

Niek Casper menjadi man of the match pada pertandingan sore itu. Pemain yang datang dari Volendam setelah absen bermain sepak bola selama hampir dua tahun, membangun kembali impiannya di kota itu. (Baca wonderkid Book 1 – goal 11)

Niek mengalami cedera parah dua musim yang lalu dan membuat dia hampir kehilangan impiannya di sepak bola. Tidak seperti rekan segenerasinya yang lulus dari akademi Volendam seperti Patrick Damen dan Jayden Rossen, karier Niek tidak berjalan mulus. Dia harus berkutat dengan cedera. Musim ini, dia berambisi menghindari dari cedera berlarut dan ingin membangun karier di Inggris.

Niek membaca berita di ponselnya. Kemenangan FC Volendam melawan Heracles Almelo menarik perhatiannya. Klub tempat dia menimba ilmu di masa kecil itu selalu akan menjadi klub favoritnya.

Impian Niek adalah berada di lapangan yang sama dengan FC Volendam, ataupun bertemu dengan para pemain yang pernah dia jumpai selama di sana. Tentu saja pertemuan itu harus terjadi di atas lapangan.

Kariernya bersama Crewe Alexandra akan menjadi awal dari perjalanan panjangnya.

WonderkidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang