Goal yang dicetak ke gawang kami barusan membatalkan kemenangan kami atas MVV setelah sempat unggul 1-0 di babak pertama. Permainan kami terlihat serampangan tanpa skuad penuh. Ketidakhadiran aku, Vesel, Ivo, dan Stuart sangat berdampak terhadap performa tim. Minggu lalu aku dan Vesel harus mengakhiri permainan di tengah pertandingan karena mengalami cedera setelah dilanggar lawan. Dua hari lalu saat latihan, Ivo pun harus beristirahat selama beberapa pekan setelah mengalami cedera di pergelangan kaki. Stuart di pertandingan barusan juga terkena cedera.
Pertandingan tandang itu berakhir dengan skor 1-1. Saat menuju ruang ganti, aku bisa melihat wajah lesu mereka. Tidak seperti biasanya, mereka bahkan memilih tidak banyak bicara.
Pada situasi seperti ini, kapten tim kami, Vesel mencoba menenangkan dan memberi semangat. Tetapi yang membuatku heran adalah Pelatih Julio yang sama sekali tidak mengomentari hasil pertandingan. Dia bahkan tidak berbicara untuk sekadar memotivasi para pemain. Itulah yang membuat sedikit kecewa dan tidak melihat pelatih Julio sebagai orang yang tepat menggantikan Pak Alex.
Tiga pertandingan berikutnya yang dilalui tanpa beberapa pemain inti membuahkan hasil buruk. Tidak satu poin pun didapatkan saat melawan Groningen, Almere City, dan Heerenveen.
"Jika kalian hanya bergantung pada pemain-pemain yang sedang cedera, kalian tidak layak mengenakan seragam Volendam. Aku tahu saat seperti ini akan datang. Dan kalian tidak menunjukkan usaha apa pun. Kalian pikir, kalian layak disebut pemain sepakbola profesional?" Pelatih Julio berkata lantang di ruang ganti sebelum babak kedua melawan De Graafschap dimulai. Saat ini keadaan kami tertinggal 0-1.
"Bagaimana kami bisa bermain bagus jika anda tidak pernah memberikan kami arahan?" kali ini Ledion berkomentar.
"Kalian manja. Kalian tidak sadar kalau sejak awal aku sedang memantau kalian? Aku juga sedang melihat bagaimana kapten baru kalian memainkan perannya dan bagaimana kalian bersinergi satu sama lain. Jangan berpikir selama ini aku diam saja dan tidak melihat kerja tim ini."
"Aku sudah tahu anda sejak lama, Pak. Sepertinya ini sudah waktunya anda mengambil penuh tim ini. Aku sudah mengamati tim ini dan kita bisa menjadi tim yang hebat," Vesel ikut bersuara.
Pelatih Julio menutup matanya dan mengambil waktu untuk berpikir sejenak. Senyum tersemat di bibirnya. "Kurasa sudah cukup aku mengamati kalian. Kali ini aku tidak akan bermain-main lagi. Tapi kalian harus ingat, aku tidak peduli pemain inti ataupun cadangan, kalian harus siap untuk bertempur di lapangan. Sekarang, kemari, akan kutunjukkan taktik yang bisa membuat lawan kalian bertekuk lutut."
Sisa waktu paruh waktu dipakai untuk menjelaskan pergantian strategi. Babak kedua pun dimulai dengan optimis.
Memanfaatkan umpan Mohammed Ross, Youri yang mendapat space cukup lebar berlari menyongsong bola dan melakukan cut inside. Melihat posisi kiper De Graafschap yang memberikan celah di tiang dekat, Youri menendang bola. Namun Fabrizio Asta sempat menepis. Bola muntah itu diambil oleh Stefan. Dia menendang dan bola itu berhasil menggetarkan jaring kubu lawan. Stefan sangat senang karena itu adalah gol pertamanya di Volendam.
10 menit menjelang waktu penuh, Mitchell lolos dari penjagaan bek De Graafschap dan berlari setelah Stefan memberi umpan terobosan. Peluang itu tidak disia-siakan dan berbuah gol. Kami membalikkan angka menjadi 2-1.
Aku bisa melihat kepuasan di wajah Pelatih Julio. Ivo, Vesel, dan Stuart pun merasa lega walaupun tanpa mereka, tim ini masih mempunyai motivasi untuk menang.
Pertandingan ditutup dengan kemenangan 2-1 dan semua orang bersuka cita di ruang ganti. Pelatih Julio berkata bahwa dia cukup puas dan melihat pemain cadangan di Volendam memiliki potensi untuk terus berkembang.
Kabar baik dari dokter adalah aku, Ivo, dan Vesel, minggu depan sudah bisa bermain kembali. Stuart masih memerlukan istirahat selama dua minggu jadi dia akan melewatkan pertandingan minggu depan melawan FC Oss.
"Aku sudah tidak sabar mengamuk minggu depan. Kita harus memenangkan pertandingan comeback kita," ucap Ivo.
"Tentu saja. Aku akan malu jika kedatanganku malah membuat performa tim memburuk. Kita harus menang," pungkas Vesel.
Melihat semangat kedua orang ini, aku pun tidak kalah berapi-api ingin kembali ke lapangan dan memberikan kemenangan.
Kami kembali. Dan aku tidak sabar mencetak gol lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderkids
FantasyMenceritakan perjalanan karir sepakbola pemain muda Indonesia yang terlahir dalam generasi emas Indonesia. Skuad U-20 Indonesia di tahun 2033 berhasil melaju ke quarterfinal U-20 World Cup, yang merupakan pencapaian tertinggi selama sejarah sepakbol...