Goal 23: Raksasa PSV Eindhoven

280 5 0
                                    

Cara pelatih Julio membuat kami akrab adalah dengan membuat peraturan khusus. Setiap pemain wajib berinteraksi dengan minimal 1 orang rekan tim di luar jadwal latihan. Interaksi itu bisa melalui mengunjungi rumah rekan tim, atau makan malam bersama, dan bisa juga pergi ke tempat hiburan bersama. Pokoknya interaksi yang membuat para pemain bertatap muka dan bisa mempererat hubungan satu sama lain. Catatan khusus: dalam satu minggu hanya boleh berinteraksi dengan orang yang sama sebanyak satu kali. Hal ini dilakukan agar seorang pemain tidak hanya berinteraksi dengan orang yang sama sepanjang waktu.

Hari ini, satu hari sebelum pertandingan pertama Eredivisie, aku makan malam bersama Mitchell van Gameren dan Strahinja Veselinovic. Aku merasakan dampak positif pada peraturan khusus pelatih Julio ini. Aku jadi tahu Vesel itu orang yang tidak akan kehabisan bahan lelucon sepanjang waktu. Mitchell adalah orang yang ramah.

Berbicara tentang Eredivisie, orang paling bersemangat menyambut pertandingan pertama kami adalah Mitchell van Gameren. Satu-satunya alasan dia ingin memenangkan pertandingan ini karena lawan kami adalah PSV Eindhoven, klub induk Mitchell. Dia ingin membuktikan pada orang-orang di sana bahwa dia layak bermain di PSV.

Mitchell bukan tidak mendapat kesempatan. Sejak debut di tim senior PSV, dia sempat mendapat waktu bermain. Namun dalam porsi yang sangat sedikit. Itulah alasan musim ini dia dipinjamkan ke klub lain. Apalagi musim ini pemain timnas Uruguay, Gonzalo Fernandez, didatangkan dari GNK Dinamo, membuat posisi Mitchell makin tergeser.

Dalam segi persiapan, tim kami mengalami kemajuan dalam penerapan taktik pelatih Julio. Kami akan memainkan possession football yang membutuhkan konsentrasi dan ketelitian tingkat tinggi. Tidak mudah bagi kami yang belum terbiasa dengan skema seperti ini. Tetapi bagaimana Julio mengarahkan kami adalah alasan kami tidak boleh gagal dalam menjalankan taktik yang diusungnya.

"Hei, bersiaplah untuk besok. Lawan kita ini sangat kuat. Tapi jangan khawatir, aku akan cari kelemahan mereka," ucap Vesel sesaat sebelum kami berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.

"Kelemahan? Bagaimana cara kau menemukannya?" tanya Mitchell

"Mataku ini tidak jauh beda dengan pelatih. Aku bisa mengamati kemampuan orang dengan melihat permainannya. Aku akan menonton rekaman video para pemain PSV ini. Besok, aku akan jelaskan pada kalian apa saja yang harus kalian waspadai."

"Baik. Ayo semangat menyambut pertandingan Eredivisie pertama kita," kataku.


**


Hari yang dinanti tiba.

Kami bermain di kandang PSV dan tentu ini akan memberikan tekanan bagi kami. Atmosfer pendukung yang jauh berbeda dibanding saat kami bermain di kandang klub-klub Eerste divisie mengharuskan kami membiasakan diri mengasah mental kami. Mayoritas pemain FC Volendam adalah pemain-pemain yang belum pernah merumput di kasta tertinggi.

Di ruang ganti, pelatih Julio menyampaikan kata-katanya dan mengharapkan kami menampilkan permainan terbaik.

"Kalian tahu apa yang menjadi batas pencapaian pemain sepak bola?" Ia tersenyum. "Dunia, sobat. Jika di sini saja kalian tidak bertekad menjadi yang terbaik, maka kalian tidak layak memikul emblem di dada kalian."

Semua orang terdiam, menyimak perkataan pelatih dengan saksama.

"Ayo, maju. Kita permalukan mereka di kandang mereka."

Kami berteriak menyemangati diri sendiri lalu berjalan ke lorong. Di sana para pemain PSV sudah siap.

Salah satu pemain senior PSV sekaligus kapten tim, Phillip Foose, berbicara pada Mitchell.

WonderkidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang