Sivia terlihat berjalan gugup dibelakang seorang wanita yang berpangkat sebagai kepala dayang istana. Wanita tadi menghampirinya di istana rose dan menyuruhnya untuk ikut kesuatu tempat. Tanpa mengeluh dia mengikuti orang itu dengan patuh, perasaannya mengecil ketika wajah tidak bersahabat wanita itu tunjukkan.
Sebuah pintu besar menjulang didepannya. Dua orang penjaga yang berdiri di depan membungkuk hormat kepada wanita itu dan mempersilahkannya masuk.
Pemandangan yang Sivia terima membuat gadis itu terkejut. Taman yang luas terpajang tepat di tengah dengan bangunan berpintu yang memutar mengelilinginya dan hal paling menakjubkan lainnya adalah semua orang disini adalah wanita!
Sebagian dari mereka seperti sedang beristirahat di bangku-bangku taman. Ada yang sedang membaca buku, sibuk bersih-bersih didepan pelataran pintu dan sebagian lainnya sibuk berbincang.
Melihat kedatang Sivia dan wanita tadi semua orang menghentikan aktivitasnya dan memandang Sivia dengan penasaran. Beberapa dari mereka sibuk berbisik satu sama lain, yang lainnya tampak mengamati.
Wanita tadi menelusuri setiap sudut dan menghentikan tatapannya kepada seorang gadis yang sedang membaca buku di bawah pohon.
Gadis itu sepertinya tidak menyadari bahwa ia sedang diperhatikan, perhatian gadis itu baru terpusat kepada wanita tadi ketika salah satu temannya menyadarkannya.
Gadis itu berjalan mendekat. "Nyonya Thya." Sapa gadis itu sambil menunduk sedikit, menunjukkan rasa hormatnya.
"Renata." Sebut wanita yang bernama Thya. "Seperti yang kau lihat, aku membawa dayang baru. Bisakah kau membantunya?"
Renata memandang dengan terkejut dan seksama. Gadis itu tampak menilai dan mengamati. "Aku tidak tahu kalau ada perekrutan dayang baru. Para pelayan juga belum diseleksi, siapa gerangan dia?"
Rasa penasaran Renata tidak terlalu dipedulikan oleh Nyonya Thya, wanita itu melangkah lebih mendekat menuju Sivia dan meliriknya sekilas. "Bisakah kau membantunya? Kau kepala asrama, kemurahan hatimu sangat dibutuhkan."
"Tentu ... tentu saja, Nyonya." Renata tidak terlalu terkejut dengan rasa penasarannya yang tidak terjawab. Nyonya Thya memang kepala dayang yang terlihat sedikit mengerikan dengan perawakannya yang arogan. Renata harus menelan bulat-bulat rasa penasarannya. "Ikuti aku ...." Renata mengantung ucapannya.
"Sivia... Sivia Almeta." Sambung Sivia dengan cepat.
"Baiklah Sivia." Renata mengangguk kemudian berpamitan kepada Nyonya Thya yang langsung beranjak meninggalkan mereka berdua.
"Gresy!" Panggil Renata dengan sedikit keras.
Seorang gadis menjeblak pintu dengan keras dan berjalan sambil bersungut-sungut kearah Renata.
"Aku mendapat tugas malam, tidak bisakah kau tidak menggangguku?!" Gadis yang dipanggil Gresy meracau sambil mendelik menatap Renata. Jika dideskripsikan Gresy adalah seorang gadis cantik dengan perawakan sedikit liar berbeda dengan Renata yang tampak lembut.
"Aku butuh tempat tidur kosong."
"Kena...pa?" Gresy langsung menoleh kearah Sivia dan baru menyadari kehadiran gadis itu. "Dayang baru?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EL SULTAN √
FantasyCERITA INI TIDAK UNTUK MENJELASKAN SEJARAH APAPUN DAN AUTHOR TIDAK INGIN ADA PERDEBATAN SOAL HAL ITU. Selamat membaca! Kepuasan readers menjadi kesenangan tersendiri bagi author. DANKE -NuriApori-