11. Keputusan

2.2K 145 13
                                    

EL SULTAN : 11. Keputusan

"Demi terciptanya kedamaian, terhindar dari kehancuran. Maka, Sang Kaisar yang dituntun kebenaran di setiap langkahnya. Kebijaksanaan telah beliau ambil dan menyatakan bahwa BINTANG KAISAR tidak akan dilaksanakan pada waktu dekat ini. Terimalah keputusan ini, patuhilah yang telah tertulis dan hormatilah sang pembuat keputusan, Kaisar Alvin!"

Kasim Jinsu mengumumkan keputusan Kaisar kepada peserta unjuk rasa. Semua orang bersujud mendengarkan titah kaisar, mereka tidak dapat menyembunyikan senyuman kebahagiaan bahwa yang mereka inginkan akhirnya terwujudkan.

Tidak ada bintang kaisar

Posisi permaisuri bisa aman

"-tanpa adanya alasan berkaitan dengan itu, pengiriman pelajar akan segera dilaksanakan. Embanlah tugas kerajaan dengan baik, kerja keras dan usaha akan membangun negeri ini. Alenta yang sejahtera dan makmur. Terimalah titah Kaisar, pemberi kebijakan. Semoga langit selalu melindunginya." Kasim Jinsu menambahkan kalimat.

"Semoga langit melindunginya." Sahut peserta unjuk rasa sambil membungkuk hormat.

Setelah mengumumkan hal itu, Kasim Jinsu pergi dan para pengunjuk rasa akhirnya membubarkan diri.

Dari kejauhan, Menteri Villy mendengarkan hal itu dengan baik. Setelah terdiam cukup lama, laki-laki tua itu berbalik dan pergi. Dia haris kesuatu tempat dan membicarakan hal ini lebih lanjut. Demi masa depan Nay, demi keberlangsungan klan mereka.




***





Di kediaman Tabib Kawekas memang menyejukkan. Terlepas dari betapa nyamannya tempat itu, pemandangan tanaman dan bau khas rempah-rempah begitu menenangkan. Sivia berulang kali menarik dan menghembuskan nafas, membiarkan aroma itu memenuhi dadanya. Dia butuh berfikir jernih, atas semua yang terjadi padanya, maksud dari apa yang Kaisar lakukan kepadanya.

Sivia

Dirinya sudah gila, saat mendengar suara Kaisar seolah memanggil namanya. Bahkan, suara itu tidak kunjung hilang dari otaknya. Sivia cemberut kesal, dan segera menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan, entah kenapa wajahnya tiba-tiba memanas.

"Apakah rasa hormatmu sudah hilang untukku, Sivia?"

Tuh kan! Sivia seolah dapat mendengar suara itu dengan jelas. Astaga! Tingkat kegilaannya sudah berada di level akut. Sivia terlonjak dan berdiri dari tempat duduknya saat merasa pundaknya disentuh oleh seseorang dan-

Astaga!

Jangan bilang dia juga sedang berkhayal sekarang, "Ka...kaisar?"

Kaisar berada dihadapannya. Sedang berdiri dan mengamatinya serius, ini hanyalah khayalan yang ada diotaknya bukan? Tapi, kenapa dia bisa melihat sosok itu dengan jelas? Wajahnya yang rupawan, tatapannya yang tajam, dan auranya yang penuh kebijaksanaan.

"Aku mendengar bahwa kau sedang sakit, dan aku tidak menyangka mendapatimu sedang sibuk bersantai disini."

Sivia langsung menundukkan pandangannya setelah menyadari bahwa ia sudah memperhatikan Kaisar secara terang-terangan. Wajahnya mendadak pucat pasi, orang didepannya adalah nyata. Sivia sedang tidak berkhayal, ia tiba-tiba menelan ludah gugup.

"Sivia ~" panggil Kaisar.

"Maaf...maafkan saya, Kaisar."

Kaisar mengamati Sivia sebentar, entah apa yang kaisar tampan itu fikirkan "Ikuti aku." Setelah hening cukup lama, akhirnya Kaisar Alvin membuka suara, pria itu berbalik dan berjalan.

EL SULTAN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang