Epilog (2)

3.9K 179 47
                                    

Jangan lupa vote 🌟





⚠ Agar tidak gagal paham, bacalah dengan seksama.






















EL SULTAN : Epilog (2)

























Tidak ada yang menyangka kegiatan berburu yang mereka anggap menyenangkan berubah menjadi tragis seperti ini. Kaisar masih ingat saat dirinya berdebat mati-matian dengan Sivia, saat wanita itu bersikeras untuk ikut berburu, hal yang tidak lazim bagi seorang perempuan yang menyandang status sebagai istri Kaisar -permaisuri negeri ini.


Dan kejadian itu berjalan begitu cepat. Sivia yang memilih berkuda sendiri tidak dapat mengendalikan kudanya dan jatuh ke jurang yang tidak terlalu dalam. Rencana berburu yang direncanakan hancur seketika berganti dengan kepanikan. Kaisar pun langsung terjun untuk menyelamatkan Sivia, itulah alasan kenapa tubuh sosok itu ikut terluka.


Dan lihatlah apa yang terjadi sekarang


Tidak ada yang berani bersuara, Kaisar menatap wajah Ben yang terkejut.

"Bennedict..." panggil Kaisar mengambil alih perhatian anak kecil itu. Tapi, sepertinya percuma. Anak itu masih memandang Sivia dengan terkejut. "Ibunda sedang sakit. Bisakah kau pergi dengan Ksatria Andryos? Biarkan ibundamu istirahat."

Pangeran Bennedict terdiam dengan tatapan lurus kedepan, kearah Ibundanya. Sebelum akhirnya memejamkan mata sejenak dan menganggukkan kepala. Entah apa yang difikirkan pangeran kecil itu. Tanpa suara punggung Pangeran Ben berjalan menjauh diikuti Ksatria Andryos dibelakangnya.























***











Semuanya baik-baik saja pada awalnya. Mungkin bagi sebagian orang pangeran muda berumur sembilan tahun itu terlalu kecil untuk memahami apa yang terjadi.


Tapi, sepertinya mereka salah besar. Setelah mendengarkan percakapan beberapa orang dewasa di ruangan ayahnya. Dia merasa ada yang tidak benar. Sikap ibundanya beserta semua orang yang mendadak menjadi patung bisu tidak mau memberikan penjelasan yang masuk akal kepadanya.




Ingatan ibundanya terlempar sepuluh tahun kebelakang




Ia masih ingat apa yang mereka katakan. Itu berarti, saat dia belum dilahirkan, dan Pengeran Bennedict tidak dapat menjelaskan perasaan kecewa apa yang dirasakannya mengingat Ibundanya tidak dapat mengenalinya sekarang. Mungkin, Ibundanya juga tidak tahu tentang keberadaannya.


Mengabaikan percakapan yang masih melekat di otaknya tentang kejadian tragis yang pernah menimpa ibundanya dan keterlibatan Ksatria Andryos didalamnya. Mereka semua mengatakan, Ibundanya melupakan apa yang sudah berjalan sepuluh tahun ini. Mengingat kembali perjuangan Tabib Kawekas untuk menyelamatkan ibunda dan dirinya yang saat itu masih berada di dalam kandungan dan perjuangan ayahnya melawan Tyroon.


Ya, paman-paman baik yang sering kali menjadi temannya berlatih. Kenapa mereka harus saling melawan?


Dan Pangeran Bennedict juga tidak mengerti kenapa ibundanya memanggil Putri Zahran dengan sebutan Permaisuri. Istri ayahnya bukan Putri Zahran, setahunya Putri Zahran sudah menikah dengan adik dari Paman Ali. Kebetulan Paman Ali dan Putri Zahran sedang berkunjung kemari untuk ikut kegiatan berburu yang rutin dilakukan, ya...kejadian yang membuat ibundanya menjadi seperti ini.


EL SULTAN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang