Budayakan like sebelum membaca ♡
EL SULTAN : 27. Satu per satu
Di salah satu bagian istana, tempat para menteri dan jajarannya biasa menyelesaikan pekerjaannya dengan berdiskusi bersama Kaisar sekaligus tempat penyampaian keputusan Kaisar terlihat beda dari biasanya.
Lebih banyak penghuni yang berada di tempat itu, tidak hanya para pejabat tetapi keluarga kerajaan diikut sertakan. Keluarga kerajaan menempati tempat dua tangga dibawah singsana Kaisar, sejajar dengan sekretaris kerajaan dengan kursi yang menghadap para peserta rapat. Hanya dua kursi yang disediakan disana, untuk ibu suri sebagai tetua istana dan permaisuri sebagai ibu negara.
Kasim Jinsu diberi isyarat oleh Kaisar dan mengangguk patuh, kasim yang tidak lagi muda itu menghampiri sekretaris istana untuk mengambil sebuah gulungan.
Kasim Jinsu menghadap kedepan dan mulai membuka gulungan itu. "Berterimakasihlah kepada sang surya yang keagungannya menyinari alam semesta. Langit merestui kehadiran kita semua disini, dalam jiwa maupun raga yang bersih dalam perlindungannya,"
Kasim mulai membaca baris per baris kata, "menindak lanjuti musibah yang dialami permaisuri. Percobaan untuk meracuni Permaisuri akhirnya mencapai titik terang. Sang permaisuri, lambang kesucian Alenta, ibu bagi rakyat-rakyat Alenta dan istri dari Kaisar. Penjahat yang melakukannya kiranya tidak akan mendapat pengampunan. Nyawa permaisuri yang terancam akan diganti dengan darah dan nyawa setimpal."
Pentolan-pentolan branik saling melirik dengan gugup. Tidak terkecuali Nay, sambil mendengarkan Kasim berbicara Kaisar melihat satu per satu ekspresi para pejabat itu, tidak terkecuali ibu suri, entah kenapa melihat wajah keras ibu suri sangat menarik perhatiannya.
"Devisi pertanian, kepala bagian provinsi III, Tuan Charo Gennyig dinyatakan bersalah atas keterlibatannya dalam upaya pembunuhan permaisuri. Berdasarkan undang-undang Alenta, Tuan Gennyig akan dijatuhi hukuman mati. Segala asetnya akan ditarik kembali, dan seluruh keluarganya akan dikirim ke tempat pengasingan selama seumur hidup. Segala ketentuan ini akan diperjelas kembali oleh Kaisar sebagai pemimpin tertinggi Alenta."
Mereka semua -terutama Branik tidak terlalu terkejut dengan keputusan itu. Pasalnya, pejabat Branik yang disebut namanya itu sudah tidak ada diantara mereka, kabarnya Kaisar sudah menangkap Gennyig sejak tadi malam. Tapi, Kaisar tidak akan sebaik itu hanya memberikan hukuman mati, dan tentu saja ada hal lain yang menanti Branik diambang kehancuran.
"Untuk hukuman lanjutan, aku sudah memutuskan." suara Kaisar membuat semua orang menfokuskan diri hanya kepada Kaisar seorang, sosok yang begitu berwibawa di singgasananya. "Branik hanya memperoleh kuota 20% pengiriman pelajar dari 50% kuota yang sudah diberikan."
"Mohon ampun Yang Mulia, kiranya kami diberi keringanan atas hukuman yang anda berikan," salah satu pejabat Branik bersujud diikuti pejabat-pejabat lainnya, "Anggota kami memang bersalah telah berniat mencelakai permaisuri. Tapi, bukankah divisi keamanan dan pengawasan sudah memastikan bukan Gennyig yang telah meracuni permaisuri?"
Kaisar menatap datar atas informasi yang sudah diketahuinya, "Apa yang dilakukan Gennyig telah membuat seseorang celaka."
"Hanya seorang dayang, Yang Mulia. Hukuman yang anda berikan terlalu berat untuk hal seperti itu." Pejabat Branik itu kembali berbicara. Sebisa mungkin dia akan meyakinkan Kaisar untuk mengurangi hukuman mereka. Pembatasan kuota pengiriman pelajar sama saja mempersempit kemungkinan anggota branik lain menduduki kursi pemerintahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EL SULTAN √
FantasyCERITA INI TIDAK UNTUK MENJELASKAN SEJARAH APAPUN DAN AUTHOR TIDAK INGIN ADA PERDEBATAN SOAL HAL ITU. Selamat membaca! Kepuasan readers menjadi kesenangan tersendiri bagi author. DANKE -NuriApori-