28. Bujukan Rey

2.1K 130 7
                                    

VOTE VOTE YUK ♡












EL SULTAN : 28. Bujukan Rey












Sivia memijit pelipisnya yang mendadak pening. Dia bersender dipunggung tempat tidurnya dengan nafas teratur. Sesekali Sivia memijit tengkuknya yang pegal, seolah dapat membantu.






"Permisi, Nona."


Sivia menoleh ke sumber suara "Ya?"


Dayang itu mengambil langkah maju dan memberikan sebuah kotak kecil yang baru disadari kehadirannya oleh Sivia. "Ada pelayan yang menitipkan ini kepada saya."


Sivia mengulurkan tangannya dan menerima kotak itu sebelum diperhatikannya dengan serius, kotak kayu yang indah dengan ukiran-ukiran rumit yang indah.



"Sebelumnya saya minta maaf, nona." suara dayang itu menghentikan aktifitas Sivia sejenak "Demi prosedur keamanan, saya terlebih dulu memeriksa isi kotak itu, dan saya sudah memastikan bahwa yang  berada didalam sana bukan sesuatu yang berbahaya."


Sivia kembali memusatkan perhatian ke kotak yang dipegangnya. Tangannya bergerak membuka kotak itu tanpa kesulitan dan melihat ada kain merah yang digunakan sebagai penutup.


Saat penutup itu dibuka, Sivia tidak dapat menahan keterkejutannya. Benda kecil melingkar berwarna hijau polos dengan setitik goresan yang menyerupai air.


Sivia tidak perlu memastikan karena dia yakin dengan kenyataan yang baru saja menamparnya. Bahkan, tangannya bergetar seakan tidak mampu menyentuh benda itu. Kepalanya menengok dan menyadari tatapan khawatir terlontar dari dayangnya.



"Siapa yang memberikannya?" Sivia menahan getaran yang muncul dari bibirnya, dayang itu pasti terkejut dengan ekspresi piasnya.



Dayang itu nampak bingung tetapi memilih menjawab, "Pelayan yang memberikannya mengatakan kalau anda sudah tahu siapa yang mengirimnya. Apa ada masalah?"


Jelas bermasalah




Sivia menyenderkan kepalanya seiring dengan matanya yang tertutup, dan tanpa bisa dicegah air mata keluar begitu saja dari salah satu sudut matanya.




Cincin yang indah. Seindah pemiliknya.




Sivia tidak bisa berkata-kata selain gumaman lemah meluncur dari bibirnya. "Keea...."




Sivia tidak perlu menduga-duga karena sudah pasti orang itu berada dibalik semuanya.





Rey~




Astaga...





"Anda baik-baik saja, nona?" Tanya dayangnya khawatir, "apa perlu saya panggilkan pelayan itu kemari?"


Sivia menahan segala gejolak dan sebisa mungkin menekan perasaannya yang tidak karuan. Sedih, takut, dan bingung. Pusing yang sempat dialaminya tidak ada apa-apanya dibanding kejutan yang tentu saja BERHASIL membuatnya lebih daripada kata terkejut itu sendiri.



"Nona?" ada nada keraguan dan sedikit kecemasan dari dayang yang tidak mendapat sahutan darinya.




"Pergilah..." berbeda dari biasanya, suara Sivia merendah dan dayang itu menangkap nada dingin dari sana. Meskipun sedikit ragu, dayang itu kembali melihat Sivia yang enggan membuka mata sebelum memilih pergi melihat Sivia seperti tidak ingin berkata-kata lagi.


















EL SULTAN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang